05. Gangguan

3.7K 164 93
                                    

Vote & komen sebanyaknya, ILY 💞
------------••••••••••••-------------


Alexa pergi meninggalkan ketiga sahabatnya yang masih ada di kantin untuk pamit ke toilet. Saat berjalan di koridor pun Alexa masih di cegat-cegat oleh beberapa siswi hanya untuk menanyakan statusnya dengan Virgo. Sebegitu penasaran kah mereka sampai bertanya terus.

Alexa juga merasa capek selalu mendengar pertanyaan sama lalu menjawab dengan kata-kata yang sama pula. Entah sudah berapa kali dia mengucapkan kalimat itu.

Gue sama Virgo cuma sahabat ingin sekali Alexa berteriak pada semua orang di sekolah.

Alexa masuk ke dalam toilet dan menutup pintunya. Dia tidak sadar bahwa ada seseorang menguntit sejak tadi.

Beberapa menit berlalu, Alexa lantas keluar dari sana sambil merapikan roknya. Tapi terdapat sesuatu di depan tempat dia berdiri yang menarik perhatian. Sebuah kertas, padahal saat masuk toilet Alexa tidak melihat kertas itu. Dia pun mengambil dan membaca tulisannya.

"Jauhin Virgo?!"

Alexa celingak-celinguk, siapa yang menulis kertas ini? Kemudian dia meremas kertas itu dan membuangnya sembarangan.

"Paling orang iseng," gumam Alexa.

"Eca!"

Alexa menoleh ke sumber suara, Virgo datang menghampirinya dengan sebuah teh kotak ditangan.

"Lama banget lo, sampe bel masuk udah bunyi." Virgo memberi teh kotak itu pada Alexa.

"Yang bener?" tanya Alexa sembari menyedot minuman pemberian Virgo.

"Iya, aku sayang kamu," jawab Virgo asal, hampir saja Alexa tersedak.

Virgo meraih tangan Alexa dan menggandengnya. Menerima perlakuan seperti itu membuat jantung Alexa terpacu cepat. Walaupun sudah biasa, tetap saja dia masih merasa deg-deg an.

"Tangan lo lembut, makanya gue selalu nyaman setiap gandeng tangan lo," ucap Virgo.

"Gombal teroos," Alexa berucap setenang mungkin.

Mereka berdua berjalan menuju kelas. Seperti biasa, murid yang tak sengaja berpapasan dengan mereka akan menatap mereka kagum dan bertanya-tanya. Namun Virgo tak peduli, dia malah senang jika orang-orang mengira dia pacaran dengan Alexa.

"Perasaan dari tadi lo minum gak habis-habis deh," Virgo memandang teh kotak yang masih disedot Alexa.

"Lo ... mau?" tawar Alexa.

"Mau, tapi lewat mulut lo." Saat itu juga Alexa benar-benar tersedak.

"Eh?!! Lo nggak papa? Kalo minum pelan-pelan dong." Virgo menangkup wajah Alexa.

Blus

Panas, itu yang di rasakan Alexa pada bagian pipinya. Bisa dia jamin rona merah di sana dapat terlihat dengan sangat jelas. Alexa pun memalingkan wajah, ditambah perutnya serasa menggelitik.

Alexa tidak tau bahwa Virgo menyadari dirinya yang merona. Lelaki itu dalam hati tertawa geli.

"Nanti malam gue ke rumah lo, ya? Mau main gitar."

Deg

Apa-apaan ini, kenapa semua perasaan ini menyerangnya begitu mendadak. Padahal Virgo hanya bertanya tapi kenapa dia jadi merasa--entahlah sulit di jelaskan.

"Ya-yaudah dateng aja, biasanya juga gitu." sial, dia terbata.

"Hei kalian berdua!"

Mendengar teguran dari seseorang membuat kedua insan itu terdiam sejenak hingga akhirnya menoleh ke belakang. Ternyata kepala sekolah yang baru saja menegur mereka.

"Ini sudah jam pelajaran dan kalian masih di luar," Pak Seraya mendekati mereka.

Virgo memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana, seolah teguran dari kepala sekolah tidak ada apa-apanya.

Pak Seraya melirik tangan mereka berdua, "Pake pegangan tangan lagi, emang kalian lagi nyebrang?"

Tersentak, Alexa hendak melepas tautan tangannya tapi Virgo makin mengeratkan genggamannya.

"Iya Pak, saya lagi bawa Alexa menyebrang menuju hati saya," Virgo cengengesan.

"Gombal aja kamu, cepat masuk kelas!" kini Pak Seraya meninggikan suaranya. "Dan gak usah pake pegangan tangan kayak gitu," imbuhnya.

Acuh tak acuh dengan ucapan kepala sekolah tersebut, Virgo langsung pergi tentu dengan menggandeng Alexa. Pak Seraya hanya bisa menggelengkan kepala, semua murid memang sulit sekali di atur, apa lagi anak-anak kelas 12.

Sampai di depan ruang kelas, Alexa membuang sampah minuman ke tong sampah, "Lo kok berani banget sih sama Pak kepala sekolah? Nanti di hukum baru tau rasa."

"Ngapain takut? Sama-sama makan nasi kok, lain lagi kalo dia makan manusia," ucap Virgo.

"Walaupun kayak gitu lo juga harus punya rasa hormat sama orang lebih tua," tutur Alexa.

"Udah ah, masuk kelas yuk. Bu Rife udah dateng tuh."

Alexa menoleh ke arah yang Virgo maksud. Terlihat Bu Rife membawa sejumlah buku dan berjalan semakin dekat. Virgo berdecak kemudian menarik tangan Alexa agar masuk ke kelas.

Baru saja Virgo ingin duduk, dia sudah dihadang oleh seorang cewek yang menatapnya galak. Sontak membuat Virgo menaikkan sebelah alisnya.

"Virgo, kamu kenapa sih deket terus sama Alexa?!"

Virgo tertawa sebentar, "Kok situ ngatur? Ngegas lagi."

"Aku nggak suka kamu deket sama dia, aku cemburu," kata Sonya.

Seisi kelas dibuat bersorak karena ucapan Sonya. Gadis itu terlalu percaya diri dan tak punya rasa malu. Bisa-bisanya dia berkata seperti itu di hadapan semua teman sekelas dengan suara lantang, dia juga tak peduli bahwa di sana juga ada Alexa.

"Lo juga, ngapain sih deket-deket sama Virgo? Dasar kecentilan!"

Kata-kata yang keluar dari mulut Sonya mungkin terdengar sangat kelewatan. Tapi entah kenapa Alexa malah ingin tertawa.

"Dia nggak kecentilan. Dia sahabat gue," sargah Virgo.

"Virgo kamu kok-"

Sonya tak jadi melanjutkan kaliamatnya karena Bu Rife masuk ke dalam kelas. Dia pun terpaksa kembali menuju bangkunya dengan rasa kesal.

Virgo menggeleng heran sedangkan Alexa terkikik pelan. Sungguh, yang tadi itu seru. Mereka berdua duduk di bangku masing-masing. Fyi, mereka teman sebangku.

TBC

Note :
Jangan bosen ya sama cerita ini, Makasi udah mau baca!!!

Bunga untukmu 💐.

Denpasar © librafairy

Sweet Relation✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang