28. Seperti Tiada Akhir

1.9K 87 2
                                    

Vote & komen sebanyaknya  ILY
------------------------------------

"Udah selesai?" tanya Virgo. Sekejap matanya melirik tangan Alexa yang masih memegang bunga mawar pemberian Tio.

Alexa baru sampai disana dan langsung diberi pertanyaan seperti itu pun terdiam dan menatap lelaki itu dengan miris.

"Maksud lo apa?" Alexa balik bertanya.

"Pasti udah lo terima, kan? Wah selamat ya, pjnya jangan lupa," kata Virgo, tanpa memikirkan apa yang baru saja dia katakan.

Virgo menarik kursi lalu duduk disana. Dia menunggu Neon datang membawakan pesanannya.

"Duduk gih, ngapain berdiri terus," ujar Virgo.

Alexa menyadari perubahan sikap Virgo. Apa lagi nada bicara sahabatnya itu sangat datar. Tak seperti biasanya Virgo menatap kearah lain jika berbicara dengannya. Sampai kapan mereka akan seperti ini? Pikir Alexa.

"Tio orang baik, pinter. Udah pasti sesuai sama tipe lo, sekali lagi selamat," kata Virgo.

"Virgo lo apa-apaan sih, hah?" Alexa menjatuhkan bunga itu tepat di depan Viro.

Hilang sudah kesabaran Alexa. Dia sama sekali tidak menginginkan sikap Virgo yang seperti ini.

"Gue cuma ngucapin selamat buat lo, emang gue salah?" tanya Virgo.

"Iya lo salah. Lo salah karena berfikir seolah tau semuanya. Gue bahkan belum jawab pernyataan dia Virgo!" bentak Alexa.

Hal itu sukses menarik perhatian penghuni kantin. Virgo pun menarik tangan Alexa, mengisyaratkan sahabatnya itu agar duduk supaya tidak terlalu menjadi perhatian banyak orang.

"Lepas!" sentak Alexa.

"Ca, semua orang merhatiin kita," peringat Virgo.

"Emang kenapa? Biasanya juga gitu. Dan lo Virgo, berhenti bersikap kayak gini, gue muak!" bentak Alexa.

Virgo menjilati permukaan bibirnya. Dia menggeleng pelan lalu berdiri lagi. Mendorong bahu Alexa agar gadis itu duduk.

"Oke, oke. Sekarang lo duduk," pinta Virgo. Alexa menurut meski sangat kesal.

"Gue gak suka sama sikap lo yang kayak gini, Go," kata Alexa.

"Iya, gue minta maaf." Hanya itu yang bisa Virgo katakan. Setelah itu mereka tidak buka suara lagi. Sampai akhirnya Neon datang dengan nampan yang berisi tiga porsi makanan dan tiga gelas minuman.

"Lo berdua tuh ya, bisa nggak buat jujur aja sama perasaan masing-masing," cetus Neon.

"Lo tau apa soal perasaan gue?" tanya Virgo ketus.

"Yaelah sensi amat. Udah tuh dimakan," kata Neon. Lelaki itu mulai menyantap makanannya.

Alexa yang masih cukup kesal pun cuma melipat tangannya di depan dada. Mengalihkan pandangan ke arah lain. Gadis itu bisa merasakan bahwa matanya mulai memanas. Sampai kapan mereka seperti ini?

"Ca, lo gapapa?" Virgo yang menyadari hal itu pun jadi tak fokus untuk melanjutkan makannya.

Alexa tak bergeming. Dia lebih memilih untuk pergi dari sana. Sekarang dia butuh Tamara sebagai tempatnya bercerita.

•••

Alexa masuk ke kelas Tamara tanpa permisi. Untung saja tidak ada guru yang mengajar disana. Tamara dibuat bingung dengan kehadiran Alexa.

"Ra, gue mau cerita," kata Alexa.

Tamara menautkan alisnya. Dengan tak enak hati dia meminta agar teman sebangkunya itu memberikan tempat duduknya pada Alexa.

"Ra, gue capek gini terus," lirih Alexa setelah duduk disebelah Tamara.

"Lo kenapa lagi? Gak bosen apa nangis mulu," tanya Tamara.

"Gue juga gak mau kayak gini, tapi air mata gue keluar tanpa keinginan gue sendiri," jelas Alexa. Air mata mulai berjatuhan membasahi pipinya.

"Lo tuh jangan nangis dulu. Gimana gue bisa ngasi solusi kalo lo belum cerita?"

Alexa diam sebentar. Menetralkan perasaan sedihnya. Mengusap air mata yang selalu saja keluar tanpa diperintah. Alexa menyesali pridadinya yang terlalu gampang untuk menangis.

"Tio nembak gue," ujar Alexa.

Tamara cukup dibuat terkejut. "Kapan? Dimana? Terus si Virgo tau?" tanya Tamara bertubi-tubi.

Alexa mengangguk. "Tadi di kelas. Dia nembak gue tepat di depan Virgo," jelas Alexa.

"Terus gimana reaksinya?" tanya Tamara semakin penasaran.

Tamara cukup prihatin dengan jalan persahabatan antara Alexa dan Virgo. Mereka terjebak dengan perasaan mereka sendiri. Andai saja salah satu diantara mereka mau untuk jujur, mungkin kisah mereka tidak akan serumit ini.

"Virgo, dia pergi gitu aja ninggalin gue. Dan pas gue susul dia, Virgo dengan seenaknya bilang kalo gue pasti nerima Tio. Dia nggak tau kalo sikapnya itu malah bikin hati gue sesek, Ra," jelas Alexa.

Tamara tersenyum pahit mendengar penuturan Alexa. Lalu gadis itu mengelus pelan bahu Alexa.

"Sekarang gue tanya sama lo, sebenernya perasaan lo ke Virgo itu gimana?" tanya Tamara.

Alexa tercekat. Dia menggigit pelan bibirnya. "Gue sayang sama dia."

"Lo yakin cuma itu?"

Pertanyaan itu sukses membuat Alexa kembali tercekat. Jika boleh jujur, Alexa sudah menaruh hati pada sahabatnya itu. Hanya saja dia tidak mau untuk mengakuinya.

TBC

Note : Jangan bosen ya sama cerita ini, makasi udah mau baca!!!

Bunga untukmu 💐

Denpasar © librafairy

Sweet Relation✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang