Vote & komen sebanyaknya, ILY ❤
------------------------------------"Lo yang sabar ya, gue yakin semua bakal baik-baik aja kayak dulu," ujar Tamara menenangkan Alexa.
Alexa sudah menceritakan semuanya pada Tamara. Awalnya Tamara tidak terima, dia ingin melabrak Paris karena saking kesalnya, namun Alexa melarang keras hal itu.
Kedua mata Alexa sembab, hidungnya mampet serta bahunya yang bergetar hebat. Dia tak peduli lagi bagaimana pandangan teman-teman sekelasnya yang tengah memerhatikan dirinya menangis.
Beberapa anak ada yang bertanya pada Tamara perihal mengapa Alexa menangis, Tamara menjawab dengan gelengan semata. Orang lain tidak perlu tau.
"Seharusnya gue gak kayak gini hiks, seharusnya... gue gak sebodoh ini," kata Alexa. Tenggorokannya tersendat-sendat karena tangisnya.
Tamara kembali memeluk temannya itu. Membiarkan seragam miliknya basah terkena air mata Alexa.
"Udah. Virgo juga kayaknya gak bakal bisa jauh dari lo terus, gausah khawatir. Sekarang mending lo ketoilet buat cuci muka, itu muka lo udah kayak keset tau," kata Tamara.
"Tamara maaaah," dengus Alexa. Dia melepaskan pelukannya secara sepihak. Gadis itu mengusap kasar pipinya yang basah.
Sesuai kata temannya Alexa berdiri dari duduknya, pergi menuju toilet ditemani Tamara. Karena demi tuhan wajahnya seperti tidak layak dipandang. Dia bisa merasakan kelopak matanya yang terasa perih setiap kali dia mengerjap.
Dua gadis itu memasuki toilet, Alexa menatap pantulan wajahnya dicermin yang ada disana. Ewh, dia jijik melihat tampilan wajahnya saat ini.
"Ternyata gue jelek banget ya kalo abis nangis," ucap Alexa tetap memerhatikan pantulannya dicermin.
"Nah itu tau makanya gue nyuruh lo buat berhenti nangis tapi lo malah makin kejer, gue jadi gak tega liatnya, buruan deh basuh muka lo," kata Tamara.
Jemari Alexa memutar air keran lalu dia mulai membasuh wajahnya. Alexa menepuk-nepuk pelan pipinya terutama bagian kelopak mata. Rasanya sedikit menyegarkan ketika air itu membasahi permukaan kulit wajahnya.
Sedangkan Tamara, gadis itu mengeluarkan tisu dari sakunya. Memberikan benda tersebut pada Alexa guna untuk mengelap muka.
"Sumpah gue masih gak nyangka Paris ngelakuin ini sama lo, tapi kenapa lo takut sama ancaman dia?" Tamara Memperhatikan Alexa yang tengah sibuk mengelap sisa-sisa air diwajahnya.
Alexa menghentikan kegiatannya, menatap Tamara lekat. "Awalnya gue gak takut, gue kira nggak bakal sampe kayak sekarang. Tapi lama-lama gue takut, takut Virgo kenapa-napa," jelas Alexa.
Tamara mendengarkan penjelasan Alexa dengan seksama. Berdasarkan pengalamannya yang sudah menjadi teman Alexa sejak masa orientasi, dia kira Alexa gadis yang pemberani, bar-bar tapi, nyatanya hal itu tidak akan berlaku jika menyangkut Virgo.
"Gimana wajah gue? Masih keliatan banget abis nangis?" tanya Alexa.
"Mata lo masih agak merah dikit tapi setidaknya udah gak seburuk tadi," jawab Tamara.
Alexa mengangguk paham. Dia bercermin sebentar kemudian mengajak Tamara keluar dari tempat itu. Ternyata setelah menceritakan masalahnya dengan Tamara, beban dihatinya sedikit berkurang. Ya, Walaupun tidak sepenuhnya.
"Mending lo balik ke kelas gih lagian udah jam masuk, makasi udah mau dengerin cerita gue," kata Alexa.
Tamara tersenyum lembut. "Lain kali kalo ada masalah tuh cerita bukannya dipendem sendiri, apa gunanya gue jadi temen lo?"
Alexa terkekeh, "Lo kan tau gue orang yang kalo lagi ada masalah jarang banget cerita sama orang, karena menurut gue mereka gak perlu tau apa yang gue alamin. Gue tau tiap orang punya masalahnya sendiri-sendiri jadi gue gak mau bikin mereka terbebani karena masalah gue."
"Gue tau tapi lain kali bisalah ceritain masalah lo sedikit, setidaknya ke gue gitu," ucap Tamara.
"Iya, iya. Udah sana lo masuk kelas, gue juga mau balik kelas sekarang. Udah capek nangis," ucap Alexa. Temannya itu tertawa pelan lantas melenggang pergi menuju kelasnya.
Alexa menatap punggung Tamara yang mulai menjauh. Helaan nafas keluar dari mulutnya. Dia memejamkan mata sejenak, kemudian menghembuskan nafas keras-keras. Lalu dia mulai berjalan kembali menuju kelas.
Sepanjang dia melangkah menuju kelas, pikiran Alexa kembali menerawang. Jika saja dia tidak mengambil keputusan ini, mungkin hubungan mereka masih baik-baik saja, seandainya....
Deg!
Seakan dihantam ribuah beton. Hati Alexa mencelos karena pemandangan di depannya. Bagaimana tidak? Dia melihat dengan jelas Paris mencium Virgo dibibir, dua insan itu tak jauh dari tempat dia berdiri. Hanya berjarak beberapa meter.
Apa memang sesakit inikah jika melihat orang tersayang dicium oleh gadis lain? Jika iya, kenapa Alexa harus merasakannya?
Alexa berusaha menepis perasaan sesak yang timbul dihati kecilnya. Dia tetap berjalan melewati dua insan itu, menganggap seakan mereka tidak ada. Melalui ujung mata dapat dia lihat Virgo yang terdiam kaku.
"Aku juga sayang kamu Virgo," ucap Paris dengan nada suara yang sengaja dikeraskan.
Detik itu pula tanpa diperintah air mata Alexa kembali jatuh untuk kesekian kalinya. Sakit, pedih, sesak, semua tercampur aduk. Mencambuk hatinya tanpa ampun.
TBC
Note : Jangan bosen ya sama cerita ini, makasi udah mau baca!!!
Bunga untukmu 💐
Denpasar © librafairy
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Relation✔
Fiksi Remaja[T A M A T] Sedikit cerita tentang mereka. Terikat dengan tali persahabatan yang telah terjalin sejak kecil. Hanya karena sebuah perasaan,memberikan lika-liku pada hubungan mereka. Namun pada akhirnya semua kembali ke awal, berjalan sesuai takdir ya...