Vote & komen sebayaknya ILY ❤
------------------------------------Tubuh gadis itu bergeliat tidak nyaman dengan tidurnya. Tepatnya, dia tidak bisa tidur padahal hari esok sudah sangat menantinya. Alexa bahkan sampai melewatkan makan malamnya.
Pernyataan Tio masih terngiang-ngiang dikepalanya. Alexa jadi bimbang memikirkan jawaban besok.
Alexa menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya. Bersamaan dengan hal itu seorang pria masuk ke dalam kamarnya dan menyalakan lampu kamar.
"Tumben anak papa jam segini udah mau tidur," kata Falex.
Lelaki itu berjalan mendekati ranjang putrinya. Meletakkan segelas susu yang memang sengaja dia buatkan untuk Alexa karena mengetahui putrinya itu melewatkan makan malamnya.
"Lexa capek," keluh Alexa.
"Minum dulu susunya," kata Falex. Alexa menurut dan mulai menelan segelas cairan berwarna putih tersebut.
Falex mengelus lembut surai hitam putrinya. Kemudian dia meletakkan kembali gelas yang baru saja isinya sudah dihabiskan oleh Alexa.
"Lexa capek, pa," keluh Alexa lagi. Benar, dia sangat lelah dengan semuanya. Dia memeluk erat sang ayah.
"Capek? Ternyata anak papa bisa ngeluh juga," kekeh Falex. Dia kenal betul anaknya, gadis yang selalu ceria dan tidak bisa diam.
"Lexa mau cerita," ujar Alexa.
"Cerita aja, papa dengerin sampe selesai," jawab Falex.
Alexa bimbang, telunjuknya mengukir didada sang ayah, membentuk sebuah pola abstrak. Beginilah Alexa jika bersama orang tuanya, menjadi pribadi yang sangat manja.
"Ada cowok yang suka sama Lexa. Kemarin dia nyatain perasaannya, tapi Lexa bingung mau jawab apa. Lexa gak punya perasaan sama dia tapi kalo nolak Lexa gak tega," jelas Alexa.
Falex menghembuskan nafasnya. Ternyata putrinya tumbuh dengan cepat. Dan apa tadi? Anaknya baru saja menyatakan bahwa ada laki-laki yang tertarik dengan putrinya.
"Kalo Lexa emang gak punya perasaan sama cowok itu, tolak aja gapapa kok. Jangan maksain hati buat nerima seseorang yang gak Lexa suka, lagian Lexa sukanya sama siapa?" tanya Falex.
"Lexa gak tau," jawab Alexa.
Keheningan menyelimuti mereka berdua. Alexa sendiri sibuk dengan pikirannya. Falex melepas pelukan Alexa. "Udah larut, tidur gih," ucapnya kemudian.
Alexa mengangguk lalu membaringkan tubuhnya. Falex membantu menyelimuti Alexa. Dikecupnya pucuk kepala Alexa diiringin dengan usakan gemas pada rambut gadis itu.
"Good night, dear," kata Falex.
Sebelum menutup pintu kamar, Falex mematikan kembali lampu diruangan tersebut. Dia mengintip dari celah pintu untuk memastikan putrinya sudah benar-benar tertidur.
Setelah pria itu pergi, Alexa kembali membuka matanya. Menatap langit-langit kamar bernuansa biru langit yang sekarang nampak gelap. Dia sungguh tidak bisa tidur.
Alexa bangkit lagi dari kasur, dia membuka gorden jendela. Dari sini dia bisa melihat kamar yang selalu terang itu, kamar Virgo. Sahabatnya itu memang tidak bisa tidur dalam keadaan gelap.
Seluet lelaki itu terlihat jelas disana, nampaknya sahabatnya itu akan menuju balkon. Cepat-cepat Alexa menutup kembali gorden jendela dan berbaring dikasur. Dia menghirup nafas dalam-dalam. Sudah saatnya Alexa memutuskan semuanya, dia menantikan hari esok.
•••
Virgo berjalan menuju balkon. Dia melipat tangan didepan dada. Bulan tidak menampakkan dirinya malam ini. Hanya ada kilauan bintang diatas sana.
Alexa, Alexa, dan Alexa. Nama dan wajah gadis itu terus muncul diotaknya. Mengobrak-abrik perasaannya. Dia marah, kesal, setiap kali memikirkan perasaannya.
"Jam segini udah tidur aja lo, Ca," gumam Virgo menatap kamar Alexa yang sudah gelap.
Pikiran lelaki itu kembali berputar pada kejadian di sekolah. Disaat Tio menyatakan perasaannya pada Alexa tepat di depan matanya.
Virgo pikir Alexa pasti sudah mempersiapkan jawaban untuk hal itu. Rasanya besok Virgo tidak ingin pergi ke sekolah dan melihat pemandangan dimana sahabatnya itu akan menjadi milik orang lain.
Katakanlah dia lebay. Tetapi, hatinya seakan hancur didalam sana. Seharusnya dia sadar lebih cepat, sadar bahwa dia selama ini mencintai Alexa.
Tapi semua sudah terlambat, hanya hari esok yang bisa menentukan. Haruskah dia bertahan atau menyerah sampai disini. Dan jika Alexa memang tak ditakdirkan untuknya maka Virgo sudah sangat siap melepaskan Alexa.
Namun, mungkin butuh waktu sedikit untuk bisa benar-benar melepaskan.
Line!
Line!
Line!
Virgo merogoh kantong celananya. Ada notifikasi pesan dari Neon. Dia berdecak pelan.
Neon
|Woy!
21.30
|Besok gue nebeng ya, motor gue lagi dibengkel
21.30
|Read kek!
21.35Y|
21.37|Sabar gue :')
21.38Virgo tak membalas lagi. Merasa suasana mulai dingin, Virgo kembali ke kamarnya. Dia harap malam ini akan terasa panjang, karena dia belum siap untuk bertemu dengan hari esok.
TBC
Note : Jangan bosen sama cerita ini, makasi udah mau baca!!!
Bunga untukmu 💐
Denpasar © librafairy
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Relation✔
Teen Fiction[T A M A T] Sedikit cerita tentang mereka. Terikat dengan tali persahabatan yang telah terjalin sejak kecil. Hanya karena sebuah perasaan,memberikan lika-liku pada hubungan mereka. Namun pada akhirnya semua kembali ke awal, berjalan sesuai takdir ya...