Ini bukan update, yang nggak mau baca silakan tapi jangan nyepam minta update di mana-mana, sampai di lapak lain pun nanyain update. Ini buat jawab pertanyaan "kapan update", padahal di papan pesan udah aku umumkan kalau aku slow update untuk sementara karena kondisi kesehatan yang sedang tidak baik. Mungkin masih banyak yang tidak membaca di papan pesan. Bukan cuma aku yang kondisinya lagi nggak fit, anak juga sakit. Suami juga. Kemarin aku udah agak mendingan, sekarang agak pusing lagi. Baru semalam, anak bisa tidur, sebelumnya rewel, susah tidur, nangis-nangis terus, minta digendong terus.
Mohon maaf, aku nggak akan update dulu sampai anakku benar-benar sembuh. Aku juga belum fit benar. Insya Allah kalau udah benar-benar sembuh dan ada waktu luang, aku usahakan update. Kemarin bisa update Sakha karena emang sudah nulis di draft sebelumnya, jadi kalau nggak dipublish kan sayang. Pas anak tidur aku publish.
Tugas yang lain masih menanti juga. Revisi naskah untuk ke dreame, tugas kuliah. Insya Allah aku akan nyicil tugas-tugas ini dulu baru update cerita. Jadi mohon maaf kalau lambat. Aku & suami juga lagi target untuk wujudin impian kami, lebaran pinginnya udah beres semuanya, jadi fokus juga sedang ditujukan ke sana. Insya Allah kalau kesehatan udah fit banget, aku usahain untuk ngetik-ngetik kelanjutan cerita.
Semua author pasti pingin update lancar & nyenengin pembaca, tapi kalau udah menyangkut kesehatan, harus tegas untuk rehat dulu.
Aku maklum aja kalau pembaca yang belum tahu kondisi author minta update mulu. Yang kebangetan itu kalau udah tahu tapi masih nyepam minta update. Apalagi kalau sama-sama bergelar emak-emak, seharusnya lebih bisa berempati. Ibaratnya, jangankan lagi sakit, lagi sehat pun kadang susah manage waktu karena kerempongan mengerjakan tugas negara. Resiko follow cerita author yang udah berkeluarga tuh gini hehe. Kadang gak lancar. Kalau kalian follow author yang lagi sibuk skripsi, beda lagi ya alasan lambat update, karena sibuk ngurusin skripsi.
Oya mengenai panggilan "mamah-papah" untuk Dira dan Axel, ada satu dua pembaca yang minta Dira jangan manggil Axel "papah" karena geli gimana. Mohon maaf aku nggak akan merubah panggilan untuk mereka karena ini udah ciri khas mereka. Sebenarnya nama tokoh, perwatakan, dan panggilan tokoh itu hak mutlak author ya, jadi jangan sampai masuk ke ranah yang bukan kuasanya. Simplenya, kalau nggak sreg boleh kok nggak ngikutin lagi. Jangan sampai gagal fokus untuk mengambil pesan dari sebuah cerita hanya karena persoalan sepele. Selain itu, Dira memanggil Axel "Papah" itu untuk menghormati Axel yang sudah memanggilnya "Mamah". Kan nggak sinkron, Axel manggil Mamah, Dira manggil Axel "Mas" atau "Aa" misalnya. Lagipula Axel ini seneng banget dipanggil "Papah" sama Dira. Dalam Islam, menyenangkan/membahagiakan pasangan halal itu pahalanya gedhe. Nggak ada salahnya bikin seneng pasangan halal dengan panggilan kesayangan. Sederhana tapi berpahala.
Ke depan akan menceritakan perjuangan mereka, berjuang untuk istiqomah, untuk mandiri, untuk belajar saling menghargai dan melengkapi, gimana Adira membimbing Axel dengan sabar, gimana Axel belajar jadi imam yang baik untuk Adira. Gimana keduanya belajar lebih bijak dan dewasa menjalani rumah tangga di usia yang masih sangat muda. Bumbu-bumbu sweet & bapernya pasti ada hehe. Percikan-percikan konflik juga ada.
Terima kasih banyak untuk supportnya ya. Mohon maaf untuk semua kesalahan author dan ketidaksempurnaan cerita. Makasih juga untuk semua yang sudah mendoakan author & keluarga, semoga Allah melimpahkan kesehatan dan rezeki yang halal dan berkah untuk kalian semua. Maaf kalau belum sempat balas semua komentar/inbox.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adira-Axel (Completed)
General FictionRank #1 muslimah-26/11/2019 Rank #1 religi-16/04/2019 Rank #1 kehidupan-14/07/2019 Rank #2 lifestory-29/06/2019 Rank #2 kehidupan-07/07/2019 Rank #2 hijab-02/01/2020 "Kerudungnya lebar amat, apa nggak gerah? Pakaianmu itu kuno, kayak emak-emak. Sese...