4

9K 578 1
                                    

"Kami tahu ini berat bagi mu, Sella. Tetapi Rayn telah memiliki mate. Dia tidak mungkin mengkhianati mate nya hanya karna mu."

"Tapi bibi Ressa, aku sangat mencintai Ray! Dan dia juga mencintaiku...."

"Tak ada wanita yang dapat menggantikan posisi Sella di hatiku. Maaf ibu, Ayah...kali ini aku tidak bisa menuruti perintah kalian, Ayo Sella." Ucap Rayn datar dan berlalu dari sana sambil memegang tangan Sella.

Rayn dapat merasakan tangan Sella bergetar. Saat ia berbalik, satu isakan kecil lolos dari wanita itu. Rayn tak dapat melihat ini, ia mencintai sahabat nya itu sejak kecil. Ia tak dapat meninggal kan Sella. Sekali pun demi mate nya.

Rayn menarik Sella ke dalam dekapan nya. Tanpa ragu, Sella membalas kembali pelukan itu tak kalah erat nya.

"Ak- aku hik-s...takut h-hiks kau m-meninggalkan ku....hiks hik-s..." tangis Sella pecah seketika.

Rayn menggeleng kuat, ia tak mungkin meninggal kan Sella hanya demi wanita lemah itu. Ia sudah berniat untuk menjadi kan Sella luna nya....wanita yang ber status mate nya itu hanya akan menyusah kan Rayn. Menyebut nama nya saja Rayn sudah muak.

Rayn melerai pelukan mereka dan mencium bibir Sella yang sudah sering ia lakukan. Sella pun juga suka, tentu dia akan membalas.

Bersamaan dengan itu, Rayn mencium aroma mate nya. Untuk apa ia peduli? Wanita lemah itu tidak tahu apa pun karna dia hanya seorang manusia lemah tak tahu apa apa. Sudah Rayn bilang, ia hanya akan memanfaatkan si Glora itu.

Sedangkan si empu nya nama hanya menatap adegan itu datar dengan tampang jijik. Ia memang wanita ramah dan baik, tapi tentang hal ini....siapa lagi kalau bukan Alfreriyn yang mengajarkan nya? Jangan ber anggapan bahwa Alf mencium Ash....lelaki itu hanya menunjukan dengan tangan yang dibentuk lalu di satukan. Lahh ya kalian tahu lah seperti apa. Dan semenjak itu, Ash selalu jijik jika mendengar Alf membicara kan tentang ciuman.

Dan kini, mata suci nya ternodai oleh adegan tidak meng enakkan di depan nya. Jijik karna Alf bercerita, bila berciuman itu saling bertukar saliva. Tentu saja Ash jijik mendengar semua itu. Jika nanti ia punya suami, kalau berciuman tidak akan pernah-- argh! Sudah lah tidak usah membicarakan hal jorok itu.

Adel yang berada di belakang Ash melihat adegan ini dengan berkaca kaca. Ia tidak tau kakak nya setega itu pada mate nya yang cantik dan baik ini. Jika di bandingkan, Ash lebih cantik dari pada Sella. Benar bukan? Tentu saja, itu memang kenyataan nya.

Adel dengan sengaja meludah di hadapan ke dua orang itu sambil berdecih lalu menarik tangan Ash agak kencang. Ia tak sudi melihat adegan itu lagi...awas saja! Ia akan mengadukan ini semua pada ayah dan ibu tercinta nya.

Ash memandang bingung ke arah Adel. Ia pikir Adel juga jijik dan ber pemikiran sama dengan nya jadi ia putus kan untuk bertanya.

"Kau juga jijik ya melihat orang ciuman? Apa kau sepemikiran dengan ku?"

"Apa yang ada di fikiran mu,
kak?" Tanya Adel sambil menyipitkan mata nya.

"Ya....jika nanti kita punya suami, tidak usah berciuman seperti itu saja. Cukup cium sekilas sudah deh. Gak usah lama lama." Jelas Ash santai. Ia kini memiliki teman di tempat ini, ya....walaupun hanya satu, itu semacam kemajuan bukan?

Adel tergelak keras. No! Ia bukan tidak menyukai ciuman, hanya saja tidak suka melihat ciuman kakak nya dengan Sella. Ingin nya, Rayn melakukan first kiss dengan Ash...tapi ternyata....Argh! Menjijikan.

"B-bukan Ahahahh!! Bukan begitu....ahaha" Tawa Adel.

Ash menyernyit dengan tingkah laku Adel. Memang apa yang salah dengan perkataan nya?

Adel mengelap air di sudut mata nya karna tertawa.

"Begini kak.....aku jijik karna kak first kiss malah dengan Sella, bukan denganmu..."

"Hah? Aku?!" Tunjuk Ash pada diri nya sendiri.

Adel menepuk jidat nya, ia lupa kalau Ash hanya manusia biasa.

"Ah sudahlah kak, lebih baik kakak kembali ke kamar, sebentar lagi makan malam di mulai!" Ucap Adel.

Ash mengangguk dan mulai beranjak dari sana dengan langkah yang terlihat anggun di mata orang orang. Tapi Ash tidak pernah merasa berjalan dengan langkah anggun. Ah sudahlah, ini memusing kan.

Ia mulai berjalan menaiki anak tangga menuju kamar yang sudah ia hafal di luar kepala, karna tadi Adel sudah mengajak nya berkeliling. Jadi hafal lah sedikit sedikit.

Setiba nya di kamar, ia melihat semua nya gelap. Ash tidak takut dengan kegelapan, di gua semua nya gelap. Hanya ada cahaya kunang kunang....para sahabat nya.

Tiba tiba Ash merasakan pergerakan dari seseorang. Ash mengedarkan pandangan ke sekeliling, dengan posisi bersiap siaga melawan....lagi lagi Alf. Apa aku sudah bilang kalau Alf suka mengajarkan cara bertarung pada Ash?

Tiba tiba, sosok lelaki gelap muncul dari kegelapan. Lampu lampu mulai menyala. Ash melebarkan mata nya karna ternyata itu adalah Rayn. Lelaki yang membawanya kemari.

Ia pun mengembalikan posisinya kembali tegap.

"Apa..kau bisa bela diri?" Pertanyaan dengan nada yang terkesan dingin dan menusuk itu keluar dari mulut Rayn.

Ash mengangguk kaku.

"Kalau begitu....lawan aku."

Kalimat itu bagai kan kalimat pengantar kematian bagi Ash. Tidak mungkin ia dapat melawan lelaki bertubuh jangkung ini. Sudah pasti ia mati hanya karna pukulan kecil saja.

Tanpa menunggu jawaban Ash, Rayn memegang tangan wanita itu melakukan teleport ke arena tarung.

Sebentar lagi matahari terbenam, menghasilkan warna orange di langit yang biasa nya berwarna biru. Cahaya orange itu menerpa wajah cantik Ash sehingga membuatnya tampak mempesona dan bersinar di lapangan terbuka ini.

"Kita mulai." Ucap Rayn dingin.

Tetapi Rayn hanya diam, menunggu apa yang akan di lakukan Ash. Gadis itu menunduk, menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. Ia lalu mengambil belati dan meletakannya di tanah agak jauh dari nya.

Ash mendongak, menatap wajah tampan milik lelaki di hadapan nya. Menatap iris mata biru milik Rayn yang sedalam lautan. Tersadar dari lamunan nya, dengan sigap Ash menganyunkan tangan yang mengepal, mencoba melukai Rayn.

Gagal dan gagal hanya itu kata yang Ash benci di saat saat seperti ini. Ash mengambil belati yang tadi ia simpan dan mengayunkan pedang nya ke arah Rayn, namun kembali gagal.

Ash melakukan strategi yang biasa ia lakukan pada Alf. Ash berbalik hendak meninggalkan Arena pertarungan. Rayn fikir wanita itu menyerah, ia pun juga berbalik.

Namun tiba tiba, ia merasa sesuatu menusuk punggung nya. Ternyata perkiraan nya benar, Ash telah menusuk nya dari belakang. Ash tersenyum tipis.

"Hanya segitu kemampuan mu?" Ucap Rayn meremehkan.

Ash menarik belati yang ia tancapkan. Rayn berbalik dan menyeringai.

"Maaf, aku hanya manusia biasa. Aku tidak seperti kalian." Jawab Ash dengan nada ramah.

Sontak, itu membuat Rayn terkejut.

"Apa kau....?"

"Ya tuan. Saya sudah tahu semua. Saya sudah lama mempelajari ini."

"Tapi....saya hanya heran mengapa anda membawa saya kemari?" Lanjut Ash sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal. Lagi dan lagi. Alf mengajarkan semua pada Ash, cara membedakan mahluk immortal dan manusia biasa. Ash juga sudah tau kalau Alf adalah seorang werewolf-soulsse. Hey? Ash tinggal di hutan, jadi dia harus tahu semua ini.

Rayn tidak menjawab. Ia memegang tangan Ash dan melakukan Teleport ke kamar mereka.

Rayn menarik Ash lebih dekat dan membisik kan kalimat yang membuat Ash mematung.






"Karna kau mate ku."




Rabu, 1 mei 2019.
16.20

My Mate Forest WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang