15

7.9K 471 2
                                    

"Oekkk.....oek....." Johan tersenyum lebar ketika mendengar suara merdu tangisan bayi dari ruang bersalin di depan nya. Ia masuk ke dalam diikuti putri pertama nya dan keempat sahabat dengan masing masing putra, putri mereka.

Ia memegang tangan Felicia sambil bergumam kata 'terima kasih'  Peluh membasahi Felicia, namun ia tak kalah senang nya dengan Johan karna telah melahirkan putri kedua nya itu.

"Wahhh! Ade Ana cantik sekali!!"  Teriak anak pertama dari Johan histeris.

"Kita beri nama siapa dia?" Tanya Reygan. Sahabat dari Johan dan Felicia yang memiliki putra berusia 5 tahun.

"Ash!! Ash!! Ash!!" Teriak Rayn. Putra dari Reygan dan Ressa.

"Ash? Itu nama yang cantik." Ucap Felicia sambil menatap putri nya yang berada di gendongan Johan.

"Glo....?" Fikir Johan.

"Aha! Gloria Ash!!!" Teriak si cerewet Ana.

"Ash.....Ashley. Dewi Terbaik." Ucap Delaina.

"Ya....Gloria Ashley." Ucap Felicia.

"Nama yang indah." Puji Devan.

"Para Dewa dan Dewi yang membuat nama mu. Semoga kau selalu di beri keberuntungan." Doa Ressa.

"Suatu kebetulan. Kita harus memasangkan mereka....." Ucap Delaina lagi.

"Maksudmu?" Tanya Felicia.

"Tidak. Kau akan tahu nanti."

Ana dan Rayn berjalan pelan ke arah Johan. Mereka menarik narik kakinya.

"Ayah....aku ingin lihat Ash." Pinta Ana.

Johan tersenyum dan berjongkok. Mata Ana dan Rayn berbinar ketika melihat wajah cantik Ash. Rayn tertawa senang.

Sedangkan Delaina tersenyum misterius. Ia harap dengan memasangkan mereka, ia tak pernah salah.

{¤}

"Huh...huh..huh..huh..." Ressa terbangun dari tidur nya dengan peluh yang mengucur deras di pelipis nya.

Ikatan mate. Reygan merasakan ketakutan di tidur lelap nya lantas ikut terbangun.

"Ada apa, sayang?" Tanya Rey khawatir.

"Mimpi--mimpimu benar Rey! Aku juga memimpikan nya! Ash... Ash adalah Gloria Ashley. Sekarang aku mengerti mengapa Delaina bicara seperti itu. Dia memasangkan Rayn dengan Ash!"

"Aku juga berfikir seperti itu..." Ucap Rey.

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" Lanjutnya.

"Kita... kita harus ke kerajaan Langit!" Putus Ressa.

"Baiklah...kapan kita akan pergi?" Tanya Rey.

"Besok!"

¤¤¤

Ressa menatap bangunan Kerajaan di depan nya dengan tatapan menerawang. Sudah bertahun tahun dia dan Rey tidak datang kesini, namun semua nya masih sama. Taman di depan kerajaan itu masih sama, di penuhi bunga-bunga indah berwarna warni, rumput hijau yang memebentang luas menjadi karpet untuk disimpannya kursi taman berwarna putih.

My Mate Forest WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang