14

8.2K 486 11
                                    

Ash memandang lebat nya pohon pohon di hutan melalui jendela kamar Rayn. Tatapan mata nya kosong, fikiran nya pun sama. Hingga sentuhan di bahu nya membuat nya terlonjak. Saat berbalik ia menghela nafas, ternyata itu fanny.

"Eeeee...maaf jika aku mengagetkanmu nona." Ucap Fanny.

"Tak apa. Memang nya ada apa?" Tanya Ash.

"Sebentar lagi makan malam, mari saya bantu anda membersihkan diri." Jawab fanny sambil bergeser memberi jalan untuk Ash.

"Hm, ya baiklah." Ucap Ash kemudian berjalan ke arah kamar mandi diikuti fanny.

Saat sedang membersihkan tangan Ash yang sedang memejamkan di bathub berisi air busa dan air bunga, Fanny bertanya dengan pelan,

"Apa nona ada masalah?" Khawatir fanny.

Ash membuka mata dan tersenyum tipis  dengan kecemasan fanny. Ia menggeleng dengan pelan dan kembali memejamkan mata.

"Aku hanya sedikit pusing." Aku Ash.

"Apa? Saya akan memanggil tabib kalau begitu. Anda lebih baik langsung tidur sekarang?"

Ash tersenyum kecil,

"Aku tidak apa apa. Terima kasih sudah khawatir."

"B-baiklah, nona."

Tak lama kemudian, Ash telah selesai membersihkan tubuh. Ia juga telah memakai pakaian berwarna Peach. Rambut nya di gelung tanpa hiasan. Wajahnya sedikit di lapisi bedak dan lipstick pink.

Ia turun, kali ini tanpa tuturan fanny karna ia sudah mulai hafal tempat tempat disini. Saat turun, hanya ada Rayn dan Adel di sana. Ash berjalan menuju kursi yang biasa ia tempati, dekat Adel. Seharusnya calon Luna seperti dia duduk di samping Calon Alpha, namun ingat kejadian waktu itu?

Tetapi saat akan duduk, Ash ditarik oleh Rayn hingga duduk di samping nya. Ash memelotot kaget.

"Jangan begitu juga kali caranya!" Sinis Adel.

"Huhh...." Ash menghembuskan nafas nya ketika menahan nafas beberapa detik saat ditarik Rayn.

"Maaf." Ucap Rayn sambil tersenyum kecil. Sedangkan Ash hanya mengangguk kaku.

Para Maid menghidangkan makanan dan setelah itu langsung pergi. Adel tampak biasa saja dan langsung mengambil makanan yang ada di hadapan nya dengan lahap. Ia bisa makan tanpa cara anggun putri putri bangsawan karna sekarang ayah dan ibu nya tak ada.

Sedangkan Ash dengan pelan mengambil potongan pancake dan memakan nya tanpa terburu buru seperti Adel. Ash tahu Rayn sedang memperhatikan nya, tapi ia bersikap biasa saja. Merasa tak nyaman, ia menoleh ke arah Rayn.

"Ada apa? Mengapa tak makan?" Tanya Ash dengan pelan.

"Suapi." Ucap Rayn manja sambil tersenyum kecil.

Ash memelotot tak percaya. Lalu menghembuskan nafas pelan. Ia tak tega melihat ekspresi Rayn, kemudian mulai mengambil sepotong pancake lain. Tetapi gerakannya terhenti ketika Rayn memegang tangan nya.

"Aku ingin makan punya mu."
Ucap Rayn.

"Punya ku sudah di acak. Kau akan jijik." Jawab Ash sambil melihat Pancake milik nya yang baru setengah habis.

"Aku tidak jijik. Cepat suapi"

Ash kembali menghembuskan nafas pelan. Ia menaruh pancake yang akan di bawanya tadi lalu mulai menyuapi Rayn. Rayn dengan senang hati langsung menerima suapan demi suapan sambil tersenyum lebar. Percayalah, ia harus berlatih seharian hanya untuk tersenyum seperti ini. Hati nya kaku, bibir nya pun sama.

Pancake pun habis. Ash mengambil air minum dan menaruh nya di hadapan Rayn.

"Kau masih bisa minum sendiri bukan." Ucap Ash cuek.

"Iya. Aku juga masih bisa makan sendiri, aku hanya ingin di manja oleh mu." Mendengar itu Ash tersenyum tipis.

"Tau begini lebih baik aku ikut dengan ayah dan ibu saja." Cibiran Adel mengundang gelak tawa Ash. Tidak dengan Rayn, ia malah balas meledek,

"Kau masih kecil. Tak usah melihat orang dewasa bermesraan."

"Hahha.....sud--"

"Ohhhh Rayn sayang, mengapa tidak membangun kan ku? Kau malah pergi kebih dulu dari kamar ku." Tawa Ash terhenti ketika mendengar teriakan milik seorang wanita. Dan ya, itu adalah Sella.

Sella berjalan ke arah Rayn dengan senyum menggoda, ia memeluk Rayn manja.

"Mengapa semalam kau langsung pergi hm? Padahal aku ingin lebih merasakan sentuhan mu." Goda wanita itu.

"Apa mau mu?!" Bentak Rayn sambil menghentakan tangan Sella yang berada di tangan nya dengan kasar.

"Ohh sayang, padahal semalam kau sangat agresif. Tapi mengapa kau jadi begini? Apa karna......wanita jalang itu hah?!"

Ash menunduk, menahan gejolak amarah ketika Sella menyebutnya dengan sebutan jalang. Rayn yang menyadari itu menatap tajam Sella, setajam ujung pisau.

"KELUAR!" Bentak Rayn.

Sella memasang ekspresi sedih yang terlihat nyata, mata nya mulai berair. Ia menatap sendu ke arah Rayn.

"Semudah itu kah kau melupakan hubungan kita? Membuang jauh jauh cintamu untukku? Kau mengusirku! Padahal dulu sebelum wanita itu datang, kau sering menjemputku, memaksaku untuk tidur dengan mu. Lalu sekarang? Sekarang apa hah?!! Apa?! Jujur, aku kecewa dengan mu Rayn!" Sella jatuh terduduk di lantai sambil menutup wajah nya yang berurai air mata. Sedangkan Adel tengah menenangkan Ash dengan mengusap usap punggung bergetar wanita itu.

Rayn tertohok dengan penuturan Sella. Ia berbalik hendak menghampiri Ash, namun bayang bayang masa lalu kembali menghantuinya, ia kembali berbalik lalu membawa Sella ke dalam dekapan nya.

Adel yang melihat itu melotot garang. Ia menarik Ash ke kamar nya dengan amarah yang berapi api. Adel sungguh tak habis fikir dengan kakak nya yang bodoh melebihi Alfreryan.






Sedangkan Sella, menyeringai kecil di dalam dekapan Rayn.









Jangan lupa Vote ya. Tambah koment saya lebih senang!

My Mate Forest WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang