Ash menatap hamparan Kota Ancheria dari atas pesawat. Sesekali tersenyum ketika melihat laut yang pesawat ini lewati. Indah dan menenangkan. Kegiatannya ini tak lepas dari lelaki di sampingnya. Siapa lagi kalau bukan Rayn.
"Kau suka?" Tanya Rayn yang langsung di angguki oleh Ash.
"Jika suka kita bisa setiap hari naik pesawat."
"Hm, aku lebih suka terbang. Oh ya, apa kau bisa terbang?" Ucap Ash menggebu gebu.
"Kau bisa terbang denganku kapan saja." Bisik Rayn.
Ash tersipu, ia kembali menatap jendela dengan tatapan menerawang. Rayn tersenyum melihat itu, wajah mate nya sangat cantik dilihat dari samping. Dengan perlahan, Rayn mengulurkan tangan untuk membelai pipi mulus Ash. Ash menoleh, seketika hijaunya bertubrukan dengan mata hitam milik Rayn. Saling menatap seolah menyampaikan perasaan tanpa suara. Namun dengan tatapan itu membuat jantung dua duanya berdegup kencang. Tatapan ini memiliki banyak arti, kekaguman dan...cinta? Mungkin saja bukan?
Mereka terus berpandangan, hingga suara seorang perempuan membuat kegiatan tatap tatapan itu terhenti.
"Jangan bersikap seolah di pesawat ini hanya ada kalian berdua."
Ash terlonjak lalu menunduk dengan pipi bersemu merah. Sedangkan Rayn kini menatap kesal kepada asal suara.
Ternyata itu si cerewet Lexa, putri dari Dewi Delaina. Perempuan dengan usia 16 tahun itu terkekeh seperti anak kecil melihat raut kesal Rayn. Ia sangat suka menjahili lelaki dengan tampang dingin mirip kakaknya itu.
"Diam anak kecil."
"Hmmm aku sudah besar kakak!!!" Rajuk Lexa.
Sedangkan Ash hanya tersenyum tipis menanggapinya. Ia memang sudah mengetahui tentang Alex, Lexa. Mereka Anak dari Dewi Delaina. Ia juga mulai menerima bahwa dirinya adalah putri dari seorang Dewi Musim. Dan kini mereka tengah menuju Indonesia, dunia manusia tempat Ana berada.
Yang ikut hanya Rayn, Ash, Alex, Lexa, Adel, Sean, Alf, dan Sella.
Jangan tanyakan tentang Alf, Ash double sangat terkejut mengetahui kalau Alf adalah putri dari bibinya Rayn. Ternyata Alf memiliki kakak bernama Sean, dan adik.....Sella. Ini juga sangat mengejutkan, Sella adalah adik Alf. Entah mengapa Ash merasa Sella berbeda aura dari kedua kakaknya. Entahlah, ini hanya firasatnya.
Sella mengepalkan tangannya kuat-kuat, ia benci semua wanita yang seolah menarik perhatian Rayn. Dulu Adel dan Lexa, sekarang ditambah Ash. Korbannya bertambah!
Tiba-tiba Lexa melempar tatapan meremehkan kepada Sella, tentunya dibalas dengan sengit oleh wanita berumur 19 tahun itu. Adel yang duduk dekat Lexa ikut melemparkan tatapan meremehkan kepada Sella, sekarang dua lawan satu.
"Apa menatapku seperti itu!" Desisan Sella membuat semua menoleh kecuali Alex. Si kalem tampan ini hanya diam dengan ekspresi dingin menatap jendela pesawat.
"Hei hei! Ada apa ini! Dua kucing imut melawan iblis, kalian pasti kalah!" Celetuk Alf. Sean melotot, lalu menatap ketiga wanita yang masih saling melempar tatapan membunuh itu dengan heran. Suasana semakin tegang ketika Sella tiba-tiba berdiri. Semua mata mengikuti gerak-gerik tubuhnya. Sella terus berjalan menuju kursi yang yang ditempati Adel dan Lexa, namun tiba-tiba berhenti dan duduk disamping Alex sambil menyenderkan kepala padanya.
Ekspresi semuanya menjadi datar lalu kembali duduk dengan rapi. Wanita bernama Sella sangat menyebalkan!
10 jam perjalanan, kini Pesawat telah sampai dibandara. Semua orang mulai turun, begitupun rombongan Rayn. Berjalan beriringan dengan Alex yang berada paling belakang. Jarak yang cukup jauh dengan mereka.
"Aku akan menelepon sopirnya dulu." Ucap Sean lalu mengeluarkan Handpone, mengetik-ngetik dan mulai bicara.
Tak lama kemudian, dua mobil mewah berwarna hitam berhenti didepan mereka. Rayn menarik tangan Ash dengan lembut menaiki mobil. Sella mengikuti mereka dengan wajah dongkol.
"Hei! Kau jangan disana!" Teriak Adel tiba-tiba. Namun terlambat karna Sella sudah duduk nyaman disamping sang sopir. Sean duduk dibelakang Rayn dan Ash dengan wajah tenang. Ia memang terlihat paling dewasa dari semua yang ikut. Tenang bagai Air laut.
Alex, Alf, Adel dan Lexa juga mulai menaiki mobil. Setelah semua naik, mobil yang ditumpangi Rayn berjalan diikuti mobil dibelakangnya.
Suasana kedua mobil tampak tenang, tidak seperti dipesawat. Mungkin karna Sella, Adel, dan Lexa terpisah. Sekitar setengah jam mobil berhenti disebuah rumah mewah. Semua mulai turun dari mobil dan masuk kedalam, merasa lelah karna telah melewati perjalanan yang panjang.
Ada 6 kamar dirumah ini. Rayn dan Ash tetap berjalan memasuki salah satu kamar tanpa memedulikan orang-orang yang masih diam diruang tamu. Alex pun juga, lalu Sean, Alf terakhir Sella. Sisa satu kamar saja.
"Yeeaayyy! Kita sekamar!" Teriak Lexa girang. Diikuti senyum lebar Adel. Mereka berjalan layaknya anak kecil dan memasuki kamar terakhir. Lalu setelahnya keadaan hening kecuali dikamar mereka. Bukannya tidur malah berpesta. Ini yang selalu mereka lakukan jika berada dikamar yang sama. Berpesta sampai tertidur! Televisi dinyalakan sekeras-kerasnya menayangkan Boyband yang menari-nari kece. Makanan, dan bantal-bantal.
Dengan kekesalan yang memuncak, semua orang berteriak memperingatkan karna istirahat mereka terganggu. Sedangkan Lexa dan Adel hanya cengengesan tak jelas.
Malam yang sangat panjang!
________________________________
Bagaimana? Mulai bosan?

KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate Forest Women
FantasySquel dari cerita REJECTED MY MATE. Hutan yang menjadi tempat tinggal seorang gadis bernama Gloria Ashley itu selalu damai dan jauh dari yang namanya penjahat. Namun suatu hari, Puluhan Iblis dengan mata merah menyala membabat habis hutan itu dan me...