***
Dikantor Jimin tidak memiliki kesibukan, sebenarnya hari ini ia tidak ingin ke kantor karena tidak ada tugas penting yang harus ia kerjakan namun karena kejadian tadi pagi membuatnya membatalkan niatnya untuk tetap tinggal dirumah, kejadian tadi pagi benar-benar mengacaukan pikirannya.
"Ada masalah?" tanya Minjoon yang sedari tadi memperhatikan tingkah laku Jimin yang terlihat gelisah.
Wajah Jimin tampak lesu dan rambutnya sedikit berantakan karena ia terus mengacak dan menarik rambutnya sesekali, membuatnya benar-benar kacau.
Pertanyaan Minjoon tadi belum juga dijawab oleh Jimin, sebenarnya Jimin tidak mendengarkan Minjoon karena ia sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Kau pernah menyatakan perasaanmu pada seorang wanita?!!" Minjoon hampir terjungkal dari posisi duduknya ketika Jimin yang sedari tadi menunduk tiba-tiba mengangkat kepalanya dengan mata yang melotot, bisa-bisa umur Minjoon terus berkurang setiap berada di dekat Jimin.
"Kau mengagetkanku!" suara Minjoon terdengar sedikit tinggi dan ada sedikit rasa kesal dalam bicaranya.
"Tapi kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu?" lanjut Minjoon, suaranya perlahan memelan dengan ekspresi tenang dan penasaran bercampur aduk.
"Hanya ingin saja," jawab Jimin singkat, jawaban yang sangat tidak memuaskan untuk Minjoon.
"Pernah sekali aku menyatakan perasaanku pada wanita yang ku sukai," Minjoon mulai bercerita, Jimin pun mulai memasang telinganya baik-baik, ia mencoba menjadi pendengar yang baik. Jimin diam menunggu kelanjutan cerita Minjoon, "Tapi dia menolakku mentah-mentah karena dia telah menyukai seseorang." lanjut Minjoon dengan wajah yang tampak tak bersemangat karena kisah cinta pertamanya yang sangat menyedihkan.
Wajah Jimin terlihat tampak kecewa setelah ia tau wanita benar-benar jahat karena menolak laki-laki yang telah menyatakan perasaannya pada mereka yang jelas-jelas orang yang telah mencintai mereka tetapi mereka malah menolak begitu saja sedangkan orang yang mereka cintai belum tentu mencintai mereka dengan tulus.
"Apa kau sedang menyukai seseorang?"
Pertanyaan Minjoon barusan berhasil membuat Jimin sadar dari lamunannya, "Eopseo, tidak mungkin secepat ini aku melupakannya," 'melupakannya' yang Jimin maksud adalah Yerin yang sekarang keberadaannya entah dimana. Jimin menampilkan senyum kikuknya pada Minjoon, ia benar-benar jahat telah membohongi sahabatnya sendiri.
Flashback
"Saranghae," Jimin tak sadar dengan apa yang ia katakan barusan pada Deta, itu benar-benar diluar dugaannya.
"Ji... Jimin-shi," suara Deta terdengar bergetar, karena merasa hal yang dikatakan Jimin barusan adalah hal yang mustahil. Hal itu membuat Deta berpikir bahwa Jimin sedang melihatnya sebagai Yerin, Deta tau kemarin Jimin berteleponan dengan Yerin dan Deta mencerna percakapan mereka dan ia menyimpulkan bahwa Yerin pergi meninggalkan Jimin, mungkin saja Jimin merindukan sosok Yerin jadi Deta mengira bahwa Jimin sedang dalam imajinasinya. Pertanyaan cinta Jimin bukan di tunjukan untuknya melainkan Yerin.
Deta mengangkat tangannya dan menempelkan punggung tangannya di dahi jimin, Jimin melirik sekilas tangan Deta yang berada di dahinya, "Kau tidak panas? Tapi sepertinya kau harus minum obat, kali ini aku memaafkanmu karena telah menciumku tanpa izin," Deta berlalu pergi tetapi ia kalah cepat karena Jimin segera meraih tangannya.
"A... A... Ak... Ku," Jimin tergagap, ia tidak bisa berucap dengan jelas, ia hanya membuat Deta mengernyitkan dahi.
"Noona!" panggil Song Hyuk.
![](https://img.wattpad.com/cover/180551198-288-k503970.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married To Park Jimin [ JIMIN BTS FF ] END
FanfictionCOMPLETED#2 in FiksiPenggemar Menikah di usia 17 tahun dan masih berada di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah hal yang mustahil bagi gadis yang bernama Choi Deta. Di tambah pria tersebut adalah mantan Idol dari sebuah grup boyband terkenal y...