★Happy Reading★
~♡♡♡~
Deta mulai membiasakan matanya saat merasa tidurnya sudah cukup. Ia membuka mata, melihat langit-langit kamar yang baru di tempatinya kemarin. Bangun dari tempat tidurnya dan segera memasuki kamar mandi.
Beberapa menit kemudian Deta keluar dari kamar mandi, mengambil seragam sekolahnya yang telah disiapkan oleh nyonya Park dan langsung memakainya.
“Sempurna.” gumamnya penuh percaya diri melihat dirinya di cermin dan langsung menyisir rambutnya.
“Bukankah itu...?” Deta tidak sengaja melihat sebuah dasi, jas dan sepatu milik namja yang tergeletak berserakan dilantai. Ia memungutnya dan segera pergi mengembalikan pada pemiliknya.
Tok! tok! tok!
Deta mengetuk pintu kamar Jimin tetapi tak ada respon dari dalam. Ia mulai memegang gagang pintu kamar milik Jimin dan,
Ceklek!
Ternyata tidak terkunci. Ia membuka pintu kamar Jimin perlahan memasukkan kepalanya memastikan keadaan didalam dan ternyata Jimin tidak ada disana. Deta bernafas lega, akhirnya ia membuka pintu kamar Jimin lebar dan memasukinya. Ia melempar jas dan juga dasi Jimin ke ranjang Jimin dan sepatu Jimin ia taruh dilantai. Saat ingin pergi matanya tak sengaja menangkap sesuatu.
“Imut sekali,” ucapnya melihat foto seorang anak kecil yang dulu sering di lihatnya, dan juga sempat mengisi galeri ponselnya.
Ceklek!
Deta tersentak saat mendengar suara pintu terbuka. Ia menoleh ke asal suara, benar saja Jimin baru saja keluar dari kamar mandi berpakaian lengkap seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Melihat Jimin yang belum menyadari keberadaannya, ia pun menunduk bersembunyi dibawah ranjang Jimin. Entah kenapa ia tidak ingin bertemu dengan Jimin, dapat ia lihat kaki Jimin mulai berjalan mendekat dari bawah sana.
Jimin heran melihat dasi dan jasnya yang tergeletak di kasur yang sebelumnya tidak ada disana, pintu kamarnya juga terbuka. Itu bukan hal penting yang harus di pikirkannya, Jimin pun berjalan menutup kembali pintu kamarnya dan berjalan mendekati lemari mencari jas dan juga dasi yang akan di pakainya hari ini ke kantor.
“akh,”
Jimin terkejut mendengar suara ringisan seseorang, tetapi di ruangannya tidak ada orang lain selain dirinya.
Jimin mengedarkan pendengarannya, terdengar seseorang yang meringis dibawah ranjangnya. Ia mulai berjalan mendekati ranjang, menunduk melihat apa yang ada dibawah ranjangnya.
“Omo!” Jimin terkejut melihat seorang yeoja ada dibawah ranjang tengkurap menyembunyikan wajahnya. Dan sekarang Jimin sadar siapa yeoja itu.
“Yak! keluar dari sana!” seru Jimin membuat Deta mengangkat kepala menoleh kesamping, dapat Deta lihat Jimin menatapnya datar.
‘Matilah kau, Deta.’ Deta enggan keluar dari persembunyiannya.
Deta membungkuk pada jimin, berbalik berniat meninggalkan kamar jimin tetapi tiba-tiba tangannya ditahan.
‘Apa yang akan dilakukannya?’ batin Deta yang enggan berbalik melihat Jimin.
“Kau terluka.” ucap Jimin seraya meniupi tangan Deta yang sedikit tergores. Deta yang merasa hembusan angin pada pergelangan tangannya pun berbalik.
“Kenapa kau bersembunyi disana?” tanya Jimin yang masih fokus pada luka Deta.
“A—aku hanya ingin mengembalikan barangmu.”
“Lalu kenapa kau bersembunyi? Apa kau takut pada calon suamimu?” ucapan Jimin membuat Deta membelalakkan matanya.
“Mungkin butuh waktu lama untuk bekas luka ini hilang,” Jimin berhenti melihat luka Deta dan beralih menatap Deta. Deta yang menyadarinya langsung membuang pandangnya kesemua arah kecuali pada Jimin.
“Kau akan ke sekolah?”
Deta mengangguk tanpa melihat Jimin.
“Berapa umurmu sekarang?”
"Tujuh belas tahun.” jawab Deta cepat.
“Pantas saja eomma mengambilmu dari orangtuamu, ternyata waktunya sudah tiba.” ucap Jimin saat mengingat janjinya dua tahun yang lalu.
“Apa maksudmu?” Deta menatap Jimin.
“Kita akan segera menikah.”
“Mwo?”
Deta menggelengkan kepalanya cepat dan kembali menatap Jimin dengan serius.
“Bukankah tujuh bulan lagi umurmu menginjak 28 tahun?” tebak Deta yang masih ingat hari ultah seorang Park Jimin.
“Dari mana kau tau? Apa kau Ar...” Jimin mengingat semalam melihat sebuah poster di kamarnya yang sudah menjadi kamar wanita yang ada di hadapannya saat ini.
“Majja, aku memang Army tapi aku mengidolakan Taehyung bukan dirimu yang meninggalkan mereka dan juga Army!” Deta sedikit membentak membuat Jimin terbelalak mendengar Deta yang berbicara seperti orang yang akan membunuhnya kapan saja.
“Aku permisi.” Deta langsung berjalan cepat meninggalkan Jimin.
Jimin hanya terdiam di tempat, ia tidak pernah menduga jika kehengkangannya dari BTS akan membuat Army sebenci itu setelah melihat Deta barusan.
★Tbc★
Vote dan komen yahh;-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married To Park Jimin [ JIMIN BTS FF ] END
FanficCOMPLETED#2 in FiksiPenggemar Menikah di usia 17 tahun dan masih berada di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah hal yang mustahil bagi gadis yang bernama Choi Deta. Di tambah pria tersebut adalah mantan Idol dari sebuah grup boyband terkenal y...