***
Semenjak hari dimana ia mengetahui semuanya, Deta yang ia kenal sebagai sepupu Jimin ternyata adalah istri dari Jimin sendiri, dan yang paling menyakitkan mengapa Deta gadis yang merebut Jimin darinya adalah saudaranya, adiknya sendiri. Ia ingin merebut Jimin kembali namun ia tak ingin menyakiti adiknya, semua membuatnya semakin frustasi dan itu salah satu alasan yang membuatnya tidak pergi bekerja selama dua hari ini.
Ia muak melihat nama Jimin yang terus tertera dilayar ponselnya. Ya, Jimin terus menelponnya tapi tak ada salah satupun panggilan Jimin yang di angkatnya.
"Aku mencintaimu tapi kenapa adikku sendiri yang harus merebut mu dariku? Aku tau kau mencintaiku maaf telah menolakmu dan membuat hatimu sakit itu karena aku tidak siap di tinggalkan olehmu suatu hari nanti, aku benci perpisahan. Jimin, apa kau masih mencintaiku?" Yerin melirik handphone yang berada di sebelahnya.
"Hiks... Jika kau sudah tidak mencintaiku karena hatimu telah berubah karena adikku aku hanya berharap kau dapat membahagiakan nya,"
🌼🌼🌼
"Aku pulang!"
Jimin baru saja memasuki rumahnya, keadaannya begitu berantakan setelah pulang dari kantor, tapi anehnya ia sama sekali tidak merasakan keberadaan istrinya.
"Deta!"
"Sayang!" Panggil Jimin sekali lagi dengan harapan Deta akan datang dan memeluknya dengan pelukan hangat istrinya, membayangkannya saja sudah membuat jimin tersenyum.
Setelah memeriksa semua ruangan dan tidak mendapatkan hasil, Jimin memilih segera memeriksa kamar ruangan yang belum ia periksa.
Gelap?
Itulah yang Jimin dapatkan setelah memasuki kamarnya, ia mencari saklar untuk menyalakan lampu tapi tiba-tiba ia merasakan bibirnya bersentuhan dengan sesuatu yang lembut.
"Deta," ucapnya sedikit tidak jelas karena bibirnya yang di bungkam oleh sesuatu yang sepertinya sudah di ketahui Jimin, bibir Deta yang sudah lama ia rindukan.
Jimin mendorong bahu Deta agar melepas tautan mereka, "Kau tidak seperti biasanya," heran Jimin saat menyadari bahwa sebelumnya Deta tak pernah menciumnya duluan dan sejak kapan Deta bisa melumat bibirnya sekasar itu?
Jimin belum bisa melihat wajah Deta karena keadaan masih gelap, dia belum menyalakan lampu.
Saat Jimin mulai mengambil langkah untuk menyalakan lampu langkahnya terhenti karena Deta memeluknya.
"Lakukan,"
Jimin mengernyit, "Melakukan apa?"
"Kau bilang ingin memiliki anak,"
Jimin terdiam dan matanya membelalak setelah mengerti apa arti ucapan Deta barusan.
"A-apa kau sudah siap?"
Dapat Jimin rasakan anggukan manja di dadanya, saat itu juga Jimin melepas pelukan Deta dan menangkup kedua pipi Deta dan segera meraup bibir Deta dengan lembut, Deta mulai mengalungkan tangannya di leher Jimin.
Jimin mulai meletakkan tangannya di punggung Deta saat itu juga ia membuka kelopak matanya saat merasakan kulit tangannya langsung bersentuhan dengan kulit punggung Deta.
Jimin melepas tautan mereka kembali, "Ka-kau hanya memakai bra?" tanya Jimin tak percaya.
"Eoh, wae?" tanya Deta enteng.
Jimin dapat merasakan jika ada yang salah disini, apa mungkin gadis yang ada dihadapannya bukanlah Deta? Mungkin saja penghuni rumah yang sedang menggoda Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married To Park Jimin [ JIMIN BTS FF ] END
FanfictieCOMPLETED#2 in FiksiPenggemar Menikah di usia 17 tahun dan masih berada di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah hal yang mustahil bagi gadis yang bernama Choi Deta. Di tambah pria tersebut adalah mantan Idol dari sebuah grup boyband terkenal y...