***
Hari ini Jimin membawa Deta ke suatu tempat meninggalkan Hyunjim dan Minji dirumah ayahnya.
"Kenapa kita ke sini?" tanya Deta saat mereka sampai disebuah rumah sakit.
"Tentu untuk memeriksamu."
"Aku sehat. Aku tidak sakit, Jimin."
"Lagian aku tidak menyukai bau rumah sakit, baunya membuatku mual." lanjut Deta yang membuat Jimin jengah.
Seperti inilah Deta. Dari satu minggu yang lalu setelah mereka bercinta, Deta lebih manja dan sangat sensitif. Lebih parahnya lagi dia pernah meminta hal-hal aneh pada Jimin, seperti tiga hari yang lalu dia meminta Jimin menceraikannya, tentu Jimin tidak melakukannya. Dan lagi Deta pernah bilang, bahwa bau tubuh Jimin seperti pembuangan sampah. Hal tersebut membuat Deta memilih menghindari Jimin saat Jimin benar-benar ingin menyentuhnya. Jimin lapang dada menerima dirinya di olok-olok oleh sang istri. Dan hari ini adalah batas kesabaran Jimin, bagaimana tidak Deta menuduhnya bercinta dengan Yerin, yang benar saja!
"Yak! Jangan mendekat, kau bau!" Deta berteriak saat Jimin ingin melepas seatbelt-nya.
"Deta-ah, kau tau aku sudah mandi tujuh kali hanya untuk dekat denganmu dan sekarang, kau masih bilang aku bau?" suara Jimin terdengar tak percaya.
"Tapi kau benar-benar bau seperti–"
Jimin meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Deta bermaksud agar Deta tak meneruskan ucapannya.
"Diamlah dan sekarang pakai ini." Jimin memasang masker berwarna hitam pada Deta.
"Untuk apa?"
"Supaya kau tak bisa mencium bauku dan bau rumah sakit, puas."
Jimin keluar dari mobil dan berlari kecil memutar depan membuka pintu untuk Deta.
💞💞💞
Di ruangan serba putih terlihat Deta dan Jimin duduk bersebelahan tepat di hadapan sang dokter.
"Sudah berapa lama dia hamil, dok?"
"Satu minggu."
Jimin tersenyum menatap Deta dan Deta mendekat hendak membisikkan sesuatu pada Jimin.
"Disini bau, aku ingin pulang." bisik Deta yang membuat Jimin terkekeh dan mengacak surai istrinya.
Sebelum pulang Jimin membawa Deta ke salah satu ruang inap yang ada di rumah sakit tersebut.
Mereka memasuki sebuah ruang rawat inap, saat itu juga Deta terkejut melihat seorang wanita berbaring di atas ranjang dengan baju rumah sakit dan alat-alat yang menempel pada tubuhnya. Ia semakin terkejut kala melihat sang ibu berada disebelah wanita lemah tersebut.
"Ji—jimin-ah," Deta menahan lengan Jimin saat Jimin hendak mendekati wanita lemah tersebut, namun Jimin menggenggam tangannya membawanya ikut mendekat pada wanita tersebut.
Ia dapat melihat wajah pucat wanita tersebut dengan tubuh yang tampak lebih kurusan dari terakhir ia melihatnya.
Nyonya Choi yang menyadari keberadaan mereka pun hanya bisa berdiri menggeser posisinya membiarkan Deta dan Jimin melihat keadaan wanita lemah tersebut.
"Deta-ah," panggil wanita tersebut saat melihat Deta, orang yang sangat ia rindukan.
Wanita itu mengulurkan tangannya berharap Deta menggenggamnya, tapi sepertinya harapannya sirna melihat Deta yang hanya diam menatap tangan pucatnya itu.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Deta kebingungan.
"Jadi selama ini, eomma jarang di rumah karena ini?" Deta beralih melihat ibunya yang terlihat sedang menahan tangis.
"Sayang, dengarkan penjelasan ibumu dulu," Jimin mengelus lengan Deta.
"Maafkan eomma yang tidak segera memberitahumu, Deta-ah,"
Deta semakin dibuat bingung, ia juga sedikit sakit melihat sang ibu yang terlihat terluka.
"Dia kakakmu," lanjut nyonya Choi.
"A—apa?"
"Deta-ah, eonni merindukanmu, sangat." ucap wanita yang bernama Yerin.
"E—eonni?"
Yerin mengangguk seraya tersenyum pada Deta.
"Saat kecil dulu kalian begitu akrab, semua barang milik kalian sama karena kau selalu ingin memiliki barang yang sama seperti kakakmu. Tapi hari yang tak diinginkan datang, hari dimana ibu harus memisahkan kalian. Maafkan eomma yang tak bisa berbuat apa-apa saat itu," nyonya Choi terisak saat menjelaskan.
"Maafkan eomma yang tak bisa berbuat apa-apa selain membuat kalian terpisah," lanjutnya lirih.
"Eomma," lirih Yerin lemah.
Deta menangis melihat ibunya dan juga sang kakak yang baru saja ia tau keberadaannya.
Jimin memeluk Deta dari belakang mencoba membuatnya tenang.
"Eonni!" Deta berhambur memeluk tubuh Yerin setelah Jimin melepaskan pelukannya.
"Maafkan eonni yang membuat kau dan Jimin terpisah, eonni egois karena ingin memiliki Jimin yang sangat mencintaimu. Sungguh eonni benar-benar menyesal," Yerin menangis dengan bibir pucat yang bergetar, tangannya bergerak mengelus surai sang adik.
Nyonya Choi menyeka air matanya dan berhambur memeluk kedua putrinya. Jimin yang menyaksikan pemandangan tersebut pun mulai meneteskan air matanya namun ia segera menyekanya dan tersenyum haru.
Satu fakta yang harus kalian ketahui, Jimin tak pernah berselingkuh dengan Yerin setelah menikah. Ia hanya merasa kasihan karena Yerin memiliki penyakit yang memang baru diketahui oleh Jimin. Dulu memang Jimin sempat menyukai Yerin karena tersering menghabiskan waktu bersama Yerin, tapi rasa suka itu hilang seiring waktu karena kehadiran Deta yang sangat jimin cintai sampai sekarang.
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Married To Park Jimin [ JIMIN BTS FF ] END
FanfictionCOMPLETED#2 in FiksiPenggemar Menikah di usia 17 tahun dan masih berada di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah hal yang mustahil bagi gadis yang bernama Choi Deta. Di tambah pria tersebut adalah mantan Idol dari sebuah grup boyband terkenal y...