✅47

4.2K 284 17
                                        

***

Setelah kejadian di taman bermain, Minji lebih memilih tinggal bersama neneknya, yaitu nyonya Park dan tuan Park yang sangat menyayanginya dan selalu memberikan apa yang diinginkan cucu tersayangnya tersebut. Tetapi bukan berarti mereka tak menyayangi Hyunjim, yang lebih memilih tinggal bersama nyonya Choi hidup sendirian dirumah lama mereka.

Malam ini hanya ada Jimin dan Deta di rumah karena kedua malaikat kecil mereka sedang bersama kedua orang tua mereka. Karena tak ada dua bocah yang biasanya Deta urus, sekarang ia hanya duduk di sofa memangku cemilannya dan menonton TV, lebih tepatnya menonton drama.

Tiba-tiba Deta merasakan pergerakan disebelahnya, tebak saja Jimin menjatuhkan dirinya disebelah Deta dan langsung mendaratkan kepalanya dipangkuan sang istri setelah menyingkirkan cemilan yang berada di pangkuannya. Kali ini Deta membiarkannya karena tak ingin berdebat itu akan membuatnya tak bisa menonton dengan tenang.

"Sudah selesai mandinya?" Deta masih terfokus pada dramanya, Jimin mengangguk manja memperhatikan Deta dari bawah.

Tangan Deta bergerak mengelus, menarik dan menjambak rambut Jimin yang menjadi pelampiasan senang, sedih dan marah saat melihat adegan di drama tersebut. Jimin hanya pasrah dan setia berada di pangkuan Deta, ia malah menikmati ekspresi Deta sampai ia terkesiap saat Deta tiba-tiba menunduk menatapnya datar.

"Apa!" tanya Deta nyolot. Sepertinya drama tersebut telah menghipnotis wanitanya menjadi lebih sensitif.

Jimin menggeleng dengan wajah polos dan Deta kembali pada dramanya. Jimin yang mulai bosan pun mencoba menonton drama yang sedang dinikmati istrinya.

Jimin terhanyut dalam drama tersebut, ia juga menyukai cerita dari drama itu yang menceritakan seorang CEO perusahaan besar mengkhianati istrinya. Lebih buruknya CEO tersebut berselingkuh dengan sahabat istrinya sendiri, namun tak lama adegan yang tak terduga muncul di layar kaca TV mereka. Mata Jimin membulat melihat sepasang sejoli yang berciuman panas, ia seperti orang yang baru pertama kali melihat adegan erotis tersebut padahal ia sering melakukannya, tentu hanya dengan Deta. Ia melirik Deta yang tampak tak terganggu, malah ia terus mengoceh mengumpat wanita yang sedang bercumbu di dalam TV mereka.

Jimin mengangkat kepalanya dan duduk menghadap Deta yang belum menyadarinya yang telah menyingkir dari pahanya, dan sekarang sedang menatapnya dengan senyum tak jelas.

Ia mendekatkan wajahnya dekat bibir Deta hampir mencium pipinya.

"Deta-ah," bisiknya. Refleks Deta menoleh dan hal tak terduga terjadi walau Jimin sudah merencanakannya.

Lama bibir mereka menempel sampai Deta sadar dan mendorong bahu Jimin menjauh.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Mengikuti adegan di drama." jawab Jimin dengan cengirannya.

"Seharusnya kau cium wanitamu sana!"

Jimin mengernyit mendengar ucapan Deta barusan.

"Wanita? Siapa yang kau maksud?"

"Yerin." jawab Deta ketus.

Jimin tersenyum melihat wajah kesal Deta, ternyata drama tadi benar-benar telah menghipnotis Deta.

Cupp

Jimin mengecup singkat bibir singkat Deta dan berkata.

"Dia saja tak pernah kucium seperti ini."

Cupp

Jimin kembali mencuri kecupan selagi Deta masih mencerna apa yang baru saja Jimin katakan.

Deta tak percaya dan lebih memilih mengabaikan Jimin manusia idiot, walau Deta tak sanggup melepaskan Jimin seperti beberapa tahun lalu yang membuatnya hampir setiap malam menangis karena merindukan sang suami.

"Aku benar-benar berkata jujur. Cuma kau yang pernah merasakan bibirku," bisik Jimin tepat didepan telinga Deta.

Semburat merah muncul dikedua pipi Deta mengundang Jimin untuk terus menggodanya, Deta benar-benar menggemaskan saat memerah.

"Tak ada dua bocah tuyul dirumah." seru Jimin.

"Apa maksudmu?"

"Hanya kita berdua dirumah, tak ada pengganggu. Aku merindukanmu," Jimin langsung mendekap tubuh Deta erat.

"Ayo buat adik untuk Minji dan Hyunjim!" seru Jimin yang berhasil membuat Deta melepas pelukannya secara paksa.

"Aku sedang tak ingin melakukannya."

Wajah Jimin berubah kecewa membuat Deta sedikit merasa bersalah, jujur Deta sangat merindukan sentuhan Jimin tapi dia masih ingat, bagaimana rasa sakit saat Jimin memasukkannya.

Salahkan Jimin yang pada saat malam itu bermain kasar dan membuat Deta tak bisa berjalan esok paginya.

"Baiklah, seperti aku harus menunggumu lagi," Jimin memperlihatkan senyumnya yang terlihat paksa.

Jimin memperbaiki duduknya menghadap lurus ke depan berniat menonton drama, namun tiba-tiba pipinya disentuh dan tangan itu, memalingkan wajahnya kesamping tepat ke arah Deta dan hal yang tak terduga terjadi. Deta, wanitanya itu menciumnya dengan mata terpejam. Samar-samar Jimin tersenyum dan langsung melumat bibir Deta.

Tangan Jimin bergerak mengangkat tubuh Deta ke pangkuannya melingkarkan tangannya di pinggang ramping Deta.

Deta mulai mengalungkan tangannya di leher Jimin dan saat nafasnya hampir habis ia menarik wajahnya membuat tautan mereka terlepas. Jimin melihat Deta kecewa tapi melihat Deta yang terengah, Jimin mengerti apa maksud Deta melepas ciuman mereka.

"Sudah?" tanya Jimin saat Deta sudah cukup mengembalikan deru nafasnya.

Deta mengangguk. Tanpa berpikir panjang lagi Jimin kembali meraup bibir Deta.

Merasa posisinya kurang menguntungkan, Jimin memilih untuk ke kamar.

"Kita ke kamar saja," ucap Jimin di atas bibir Deta.

Deta mengangguk dengan pipinya yang memerah membuat Jimin mengecup pipinya singkat dan langsung menggendongnya ke kamar.

Tbc.

No NC-NC an yah yeorobun😁

Married To Park Jimin [ JIMIN BTS FF ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang