Married To Park Jimin [ JIMIN BTS FF ] END

✅19

***

Tubuh Jimin begitu lelah setelah berdiri lama diresepsi pernikahannya bersama Deta tadi, bagaimana tidak ia sama sekali tidak duduk ia terus berdiri untuk menyapa orang-orang yang datang ke acaranya dan ditambah lagi saat dalam perjalanan ke rumah barunya dan Deta Jimin harus menyetir selama 6 jam karena pernikahannya dilaksanakan di Busan sedangkan rumahnya berada di Seoul.

“Ah~” melihat kasur Jimin langsung lompat dan merebahkan dirinya yang lelah disana.

Kamar Jimin sepertinya di dekor oleh ibunya sendiri melihat dekorasi kamarnya yang sesuai dengan selera Jimin. Nyonya Park memang ibu yang baik dan juga selalu memperhatikan putranya dengan baik tapi sekarang berbeda karena ia memiliki seorang putri yang akan menggantikannya untuk merawat putranya, Park Jimin.

Kamar Deta berada pas disebelah kamar Jimin seperti dirumah tuan Park dulu, tapi ini berbeda karena rumah besar ini hanya dihuni oleh mereka berdua dan mengapa kamar mereka terpisah? Itu karena mereka belum boleh sekamar apalagi seranjang, sebenarnya Jimin boleh saja tapi mengingat Deta yang masih sekolah membuat mereka tidur terpisah dengan ruangan yang bersebelahan.

Gaun pengantin yang dipakai Deta sangat membuat dirinya begitu gerah. Deta sangat ingin cepat-cepat melepaskan gaun terkutuk itu tapi betapa sialnya Deta gaun yang ia kenakan sangat susah dilepaskan di bagian resleting yang berada di punggungnya, ia sempat berfikir untuk meminta bantuan Jimin tapi ia kurung niatnya dalam-dalam mengingat Jimin adalah pria normal yang kapan saja bisa menyerangnya. Toh Deta tak tau pria semacam apa Jimin.

“Uh... susah sekali!” Deta terus berusaha tapi tetap saja tidak memuaskan hasil, Deta sendiri lelah berurusan dengan gaunnya tersebut. Ia pun pasrah dan memilih untuk langsung merebahkan dirinya di atas ranjang dengan gaun yang masih membalut tubuhnya.

Karena lelah yang dirasakan Deta membuat Deta tertidur lelap setelah menemukan kenyamanan dari ranjang yang sedang ia tiduri.

Ceklek.

Pintu kamar Deta terbuka sedikit dan penghuni kamar tersebut yang sedang tertidur sama sekali tidak terusik, mungkin ia sangat lelah dengan kegiatannya seharian penuh ini.

Orang yang membuka pintu kamar Deta siapa lagi jika bukan Jimin suaminya, Jimin menggelengkan kepalanya saat melihat Deta yang tertidur masih dengan mengenakan gaun yang menurut Jimin sangat rempong. Jimin mendekat pada Deta yang tertidur dengan posisi yang menyamping memunggungi Jimin, dapat Jimin lihat resleting Deta yang sedikit membuka perlahan Jimin menurunkan resleting tersebut dan dapat Jimin lihat sekarang punggung mulus Deta.

“Bodoh, seharusnya meminta bantuan jika kesulitan melepaskan gaunmu.” guman Jimin seraya memandang surai hitam Deta yang terlihat hitam alami.

Tiba-tiba Deta membalikkan tubuhnya menjadi menghadap Jimin. Jimin dapat melihat wajah tidur Deta yang begitu damai, memang ini bukan kali pertama Jimin melihatnya tapi ia sangat menyukai wajah tidur Deta dibanding saat Deta sadar dan terus menunjukkan sikap keras kepalanya.

Cup~

Sebuah kecupan berhasil mendarat di bibir Deta.

“Aku tidak sempat menciummu tadi tapi sekarang aku ingin mendapatkannya.” guman Jimin seraya mengelus pipi Deta.

Entah sudah sekian berapa kalinya Jimin mencium bibir tanpa diketahui oleh sang pemilik bibir tersebut.

Lampu kamar Deta dimatikan Jimin dan setelah itu Jimin keluar dari kamar Deta dan menutup pintu Deta dengan sangat hati-hati takut suara yang dibuatnya akan membangunkan Deta.

***

Awal pagi Jimin dan Deta setelah menjadi suami istri sangat canggung, bahkan saat Deta ingin membangunkan Jimin ia harus berfikir seratus kali dulu. Sekarang mereka berdua ada di meja makan sedang menikmati roti dan juga susu yang telah disiapkan Deta, Deta juga telah siap dengan seragam sekolahnya dan Jimin dengan setelan kemeja hitam dan dasi berwarna Hitam-Putih.