***
Bunyi cuitan burung dan sinar sang surya menerobos masuk kedalam kamar melewati celah tirai membuat sepasang mata yang terganggu dengan sinar yang menerpanya mengerjapkan mata. Deta, gadis itu menggeliat, tidurnya telah terganggu. Ia merasa posisinya benar-benar tidak nyaman tubuhnya terasa berat, ia membuka matanya walau hanya membuka sedikit hal pertama yang ia lihat adalah wajah tidur suaminya, matanya seketika terbuka lebar-lebar. Ia sangat ingin berteriak tapi rasanya lidahnya kelu dan ingin bergerak pun rasanya tubuhnya membeku ditambah tangan kekar Jimin yang memeluk tubuhnya dan Deta juga dapat merasakan beban disekitar kakinya. Ia menebak bahwa kaki Jimin menindihnya, ia pikir Deta guling, apa?
Sedari tadi Deta hanya diam tetap dalam posisinya, ia menunggu Jimin terbangun. Saat mata Jimin mulai bergerak yang Deta lakukan adalah memejamkan matanya dan berpura-pura tidur.
Bibir Jimin melengkung, ini yang ia inginkan. Terbangun dari tidurnya dan disambut dengan wajah manis istrinya, tangannya bergerak membelai pipi Deta, "Buka matamu, aku tau kau sudah bangun."
Percuma saja Deta berakting ia telah ketahuan bangun lebih awal dan memandangi wajah Jimin, dapat Deta rasakan beban disekitar kakinya telah hilang tetapi sialnya Jimin belum juga menyingkirkan tangannya dari tubuhnya.
"Jika aku melihatmu lagi bersamanya aku tidak akan memberimu hukuman dengan tidur bersamaku tetapi aku yang akan menidurimu," ucap Jimin dengan seringaiannya, lagi-lagi Deta bergidik ngeri melihat seringaian yang mulai dari sekarang harus ia hindari.
"Kau sudah selesai?"
Jimin hanya mengangguk dengan wajah polosnya.
"Kalau begitu bisakah kau singkirkan tanganmu?" ucap Deta seraya melirik tangan Jimin yang memeluknya.
Jimin menggelengkan kepalanya cepat dan semakin mempererat pelukannya, "Biarkan seperti ini saja untuk beberapa menit kedepan," ucap Jimin seraya mengarahkan wajahnya ke ceruk leher Deta, matanya kembali terpejam mencium aroma yang sangat membuatnya merasa nyaman.
"Tetapi aku harus bersiap-siap jika tidak aku akan terlambat," ucap Deta, suaranya terdengar gugup. Bagaimana tidak, hembusan nafas Jimin menggelitik permukaan kulit lehernya.
"Maksudmu kau akan terlambat menemui pacarmu?" ucap Jimin, matanya masih terpejam.
"Busun suriya, aku sama sekali tidak ada hubungan dengannya. Dia hanya temanku,"
Deta tersentak matanya membelalak saat Jimin mengubah posisinya tepat berada diatasnya, kaki Jimin sebagai penopang tubuhnya agar tidak menindih tubuh mungil Deta.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Deta dengan suara bergetar, kedua tangannya ia letakkan di dada bidang Jimin.
"Lakukan,"
"Mwo?"
"Lakukan sesuatu seperti saat kau tersenyum manis dan menangkup kedua pipinya dan bersuara imut, lakukan itu padaku!"
"Shireo!" Deta memalingkan wajahnya kesamping, dia saja kemarin tidak sadar melakukan hal menjijikkan seperti itu pada Jihoon hanya karena ia ingin jimin cemburu.
Cup
Jimin mengecup pipi Deta membuat Deta kembali menatapnya, "Ayo lakukan!" Jimin memanyunkan bibirnya seraya memasang wajah memohon. Jujur Jimin terlihat menggemaskan, hampir saja Deta mencubit pipinya karena gemas tetapi Deta memang gadis dengan harga diri tinggi jadi dia mengurung niatnya dalam-dalam.
"Jimin-ah, bukankah kau sudah dewasa? Berhentilah bertingkah seperti anak kecil, bahkan kau jauh lebih tua dariku," ucap Deta dengan wajah yang terlihat sedikit kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Married To Park Jimin [ JIMIN BTS FF ] END
FanfictionCOMPLETED#2 in FiksiPenggemar Menikah di usia 17 tahun dan masih berada di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah hal yang mustahil bagi gadis yang bernama Choi Deta. Di tambah pria tersebut adalah mantan Idol dari sebuah grup boyband terkenal y...