Gw kembali,
Maaf ya telat up padahal udah sampe sasaran rekor😁
Janji deh abis ini rajin up✌️HAPPY ONE THOUSAND READ👏🎉
***
Sudah tak terasa Deta tinggal menunggu pengumuman lulus atau tidak lulus saat ini setelah empat hari yang lalu ia menjalani masa ujiannya, Deta juga dibantu oleh Jimin jika ia tidak mengerti dengan apa yang sedang ia pelajari Jimin yang selalu berada di sebelahnya siap membantu.
Dan sekarang juga Deta telah pandai memasak dibantu oleh nyonya Park yang biasa datang mengunjungi mereka disaat itulah ia di ajari oleh nyonya Park cara memasak dan belum genap satu minggu diajarkan ia telah pandai memasak, seperti saat ini Deta sibuk berkutat dengan peralatan dapur, ia sedang memasak untuk makan malam.
"Oh, kamcagia!"
Deta tersentak saat seseorang memeluknya dari belakang, sebuah tangan melingkar di perutnya dan ia juga merasakan beban di bahu kanannya. Ia menoleh dan menemukan wajah indah suaminya, walau rambut hitam suaminya berantakan hal itu sama sekali tidak mengurangi kadar ketampanannya.
"Kau ingin aku terserang penyakit jantung?" tanya Deta dengan nada kekesalannya. Siapa yang tidak kesal coba saat sedang serius memasak tiba-tiba seseorang mengangetkan dengan cara memeluk? Untung yang memeluk suami sendiri kalau pria lain bisa mati ditempat Deta.
Cup
Sebuah kecupan mendarat di pipi kanan Deta cukup lama Jimin menciumnya sampai ia melepas ciumannya dan berucap dengan kekehannya, "Mana mungkin aku menginginkannya, aku hanya rindu pada istriku." Jimin semakin erat memeluk istrinya dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher istrinya membuat Deta kegelian karena hembusan nafas Jimin.
"Jimin-ah, lepaskan aku sedang masak." Deta yang sedikit kesal mencoba mengontrol suaranya agar terdengar lembut.
Jimin memang melepas pelukannya tetapi dengan sangat kurang ajarnya ia memegang kedua bahu Deta dan memutar tubuh mungil Deta, sekarang Deta dalam posisi berhadapan dengan Jimin.
Deta terdiam seraya menatap Jimin dengan tatapan membunuh.
"Kau tidak merindukanku?" tanya Jimin dengan wajah kekecewaannya.
"Tidak." jawab Deta cepat, saat ia ingin membalikkan badannya dengan segera Jimin menahannya.
Jimin menangkup kedua pipi Deta dan menekannya membuat bibir Deta manyun ke depan dengan pipi yang menggembung, ‘Oh, sungguh menggemaskan,’ pikir Jimin.
Deta melirik tangan Jimin yang berada di pipinya dan kembali menatap Jimin heran.
"Kau tak pandai berbohong, sangat jelas kau merindukanku. Merindukan perlakuan manisku, pelukanku dan juga mungkin ciumanku." ucap Jimin dengan sangat percaya diri.
Deta hanya memasang wajah jijik menatap suaminya yang kadang terlihat begitu kekanakan padahal suaminya jauh lebih tua darinya.
Mata Deta membelalak seketika, secara mendadak Jimin mencium bibirnya masih dengan menekan kedua pipinya. Ia melihat wajah Jimin yang terpejam begitu damai, ia juga tidak bisa menolak ciuman suaminya yang belum bergerak masih dalam keadaan diam sampai tak berapa lama kemudian Jimin menurunkan tangan kanannya menarik tengkuk Deta dan mulai melumat bibir Deta dengan sangat lembut. Perlahan mata Deta terpejam dan kedua tangannya ia kalungkan dileher Jimin membalas ciuman suaminya.
Kesunyian membuat decakan dari tautan keduanya terdengar memenuhi atmosfer di dapur, tempat yang menyaksikan keduanya berciuman yang awalnya lembut sudah berubah menjadi ciuman panas.
Jimin bergerak membawa langkah mereka mendekati pantry tanpa melepas tautan mereka.
"Mmmhh"
Jimin mengangkat tubuh Deta untuk duduk di atas meja pantry tanpa melepas pangutan mereka.
Jimin terpaksa melepas tautan mereka saat Deta memukul-mukul dada bidangnya meminta agar segera mengakhirinya.
Keduanya sama-sama terengah karena ciuman tadi, dada mereka naik-turun dengan gerakan cepat, kedua tangan Deta masih setia bertengger di leher Jimin dan tangan Jimin yang masih memeluk pinggang Deta.
"Kau puas?"
"Aku tidak akan pernah puas jika itu dirimu," bisik Jimin, membuat bulu kuduk Deta merinding.
Deta mendorong kedua bahu Jimin agar menjauh dan ia turun dari meja pantry seraya mengelap bibirnya, "Mandilah, dan setelah itu kita makan malam." ucap Deta dingin.
Jimin tersenyum melihat punggung istrinya, ia sangat senang melihat wajah kesal istrinya karena itu ia selalu menggoda Deta.
🍀🍀🍀
Hanya bunyi dentuman piring dan sendok yang menemani keheningan mereka di meja makan.
Jimin terus melirik Deta yang berada di hadapannya yang sedang menikmati makanan sedangkan Jimin terus berperang dengan pikirannya, entah apa yang sedang ia pikirkan.
"Sayang,"
Deta mengangkat wajahnya menatap Jimin datar.
"Kapan kau akan lulus?"
"Mungkin satu minggu lagi," ucap Deta menebak-nebak.
Jimin menghela nafas berat, ia seperti tidak suka dengan jawaban Deta barusan.
"Wae?" tanya Deta.
"Bukankah rumah ini terasa sunyi?"
Deta tampak berfikir dan kemudian melihat sekelilingnya, "Memangnya ada apa?" tanya Deta penasaran, jujur ia sedikit takut, ‘apa mungkin Jimin pernah melihat hantu rumah ini?’ pikir Deta.
"Aku menginginkan malaikat kecil disini," ucap Jimin menatap Deta penuh harap.
Awalnya Deta tidak mengerti namun beberapa detik kemudian matanya melebar, "Mwo?!"
"Aku menginginkan Park kecil disini," Jimin melirik perut datar Deta yang langsung pandangannya terhalangi oleh kedua tangan Deta.
"Kau gila! Aku bahkan belum lulus." ucap Deta setengah membentak.
"Sebentar lagi ‘kan kau akan lulus jadi tidak masalah kita melakukannya sekarang," ucap Jimin dengan wajah polosnya yang terlihat mengerikan bagi Deta.
"Andwae! Aku belum siap memiliki anak."
"Sekali melakukannya belum tentu akan membuatmu hamil," dan wajah polos Jimin berubah menjadi seringaian yang lebih mengerikan.
"Yak! Byuntae, hentikan ocehanmu!!" Deta melempar sendok yang di pegangnya pada Jimin dan tepat mengenai kening Jimin.
Jimin mengusap keningnya yang mulai memerah karena sendok yang dilempar Deta, terkadang kemarahan Deta harus dihindari karena gadis itu akan seperti binatang buas yang kapan saja akan menerkam mangsanya.
"Baiklah-baiklah, aku akan menunggumu lagi," ucap Jimin, nyalinya benar-benar menciut melihat wajah Deta yang terlihat akan membunuhnya.
Tbc.
Pengen double up nih hehe😁 Komen dulu ah, baru double up😅✌️
![](https://img.wattpad.com/cover/180551198-288-k503970.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married To Park Jimin [ JIMIN BTS FF ] END
FanficCOMPLETED#2 in FiksiPenggemar Menikah di usia 17 tahun dan masih berada di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah hal yang mustahil bagi gadis yang bernama Choi Deta. Di tambah pria tersebut adalah mantan Idol dari sebuah grup boyband terkenal y...