✅16

7.6K 278 1
                                    

***

Sinar matahari masuk melewati celah-celah tirai dan menerpa wajah cantik yang sekarang sedang bergulat diatas ranjang, kelopak mata cantik itu mulai bergerak dan perlahan membuka membiasakan sinar yang menerpanya.

Jarum pendek hampir mengenai angka 7 membuat gadis tersebut segera turun dari ranjangnya dan berlari mengarah kamar mandi. Inilah Deta yang selalu terlambat bangun jika tidak dibangunkan dan satu lagi yang membuatnya tidak enak, kepalanya pening dan Deta merasa mual.

15 menit Deta menghabiskan untuk membersihkan diri dan juga menyelesaikan rasa mualnya membuatnya begitu lama dikamar mandi.

“Kepalaku,” Deta memegang kepalanya yang terasa pening, ia sungguh mengutuk dirinya hari ini.

Tok tok tok.

Masuklah.perintah Deta.

Perlahan pintu kamar Deta terbuka dan tidak lama nampaklah Hee Kyeong diambang pintu dengan senyum lebarnya yang sengaja Hee Kyeong tampilkan untuk menyapa Deta.

Eonni, kenapa kau tidak membangunkanku?” kesal Deta.

“Kau tidak perlu sekolah hari ini, kau harus istirahat.”

“Wae?”

Ini perintah dari tuan Jimin padaku.

Dia mengatur hidupku lagi, menyebalkan.umpat Deta.

Hee Kyeong menyipitkan matanya melihat Deta yang sedang terduduk di pinggiran ranjang, ia mulai berjalan mendekati Deta saat ia seperti melihat sesuatu yang aneh dari diri Deta.

Oh deta-ah, kenapa dengan bibirmu?tanya Hee Kyeong setelah memperhatikan bibir Deta.

Deta refleks mengangkat tangannya dan menyentuh bibirnya.

Ada apa dengan bibirku?tanya Deta penasaran.

Karena tidak bisa melihat bibirnya sendiri, Deta berjalan ke meja rias untuk melihat bibirnya dari cermin yang ada dimeja rias. Ia sedikit menundukkan dirinya untuk menyamai tinggi cermin tersebut yang sedikit pendek darinya.

Astaga, ada apa dengan bibirku!Deta terus mengusap bibirnya yang sedikit terluka entah disebabkan oleh apa.

Deta menegakkan tubuhnya saat sesuatu terlintas di ingatannya, sesuatu yang telah ia lupakan. Ia mengingat terakhir kali ia berada di dapur untuk menaruh nampan di wastafel dan ia ingat ia sempat membuka kulkas untuk meminum minuman yang yang ada didalam sana. Deta ingat ia meminum sebuah botol dan selanjutnya ia tidak dapat mengingatnya.

“Ahk...” mencoba mengingat membuat kepala Deta semakin sakit.

“Lebih baik kau kembali tidur, sepertinya kau kurang sehat.” ucap Hee Kyeong seraya menuntun Deta untuk kembali ke ranjang.

Hee Kyeong merebahkan tubuh Deta dengan pelan keatas ranjang.

Eonni,

“Ada apa, hm?” ucap Hee Kyeong yang sedang menyelimuti tubuh Deta.

“Sepertinya tadi malam telah terjadi sesuatu,” ucap Deta yang mencoba mengingat apa yang telah terjadi pada dirinya tadi malam.

“Sudahlah, kau tidak usah memikirkannya kau harus banyak istirahat hari ini.” Hee Kyeong mengusap kening Deta lembut lalu poni-poni tipis yang ada di kening Deta ia singkirkan.

.
.
.

Setelah sampai di kantor, Jimin sudah disambut dengan dokumen-dokumen yang menumpuk di atas mejanya. Ia menghela nafas berat saat melihat dokumen-dokumen tersebut.

“Ini dokumen yang harus kau tanda tangani.” ucap Minjoon pada Jimin.

Araseo,” Jimin berjalan ke kursi putarnya itu dan mulai mengambil dokumen yang berada di tumpukan paling di atas, ia sudah mulai menandatangani dokumen tersebut.

“Kenapa kau terlambat?”

“Aku tau, maafkan aku.” ucap Jimin tanpa melirik Minjoon sedikitpun, ia masih terfokus pada pekerjaannya.

“Aku tidak akan memarahimu, aku hanya bertanya.”

“Aku hanya kelelahan.” ucap Jimin yang masih terfokus pada pekerjaannya.

“Apa yang kau lakukan sampai kelelahan, hm?” tanya Minjoon, wajah Minjoon sekarang terlihat sedang menggoda Jimin tapi Jimin tidak melihatnya.

“Tadi malam aku-” tiba-tiba saja Jimin berhenti dengan ucapannya saat sadar ia akan mengucapkan hal yang seharusnya hanya boleh dirinya yang tau.

“Ada apa dengan tadi malam?” tanya Minjoon dengan penasaran dan mimik wajah yang serius.

“Bukan apa-apa, tadi malam aku hanya menemani Yerin berjalan-jalan dan itu membuatku lelah.”

Minjoon hanya mengangguk-angguk menandakan jika ia percaya dengan Jimin, Jimin yang melihatnya merasa lega karena Minjoon tidak mencurigainya.

“Aku baru sadar jika Yerin sedari tadi tidak terlihat dimana-mana, apa dia juga lelah?” ucap Minjoon yang terdengar seperti ambigu.

“Benarkah? Sepertinya dia datang terlambat tapi sebelumnya dia tidak pernah datang terlambat.” ucap Jimin yang sekarang sekarang berhenti menandatangani dokumen tersebut, jujur saja Jimin sangat menghawatirkan Yerin.

Bagaimanapun Jimin belum bisa untuk berhenti mencintainya tapi jika ia mengingat Deta rasa bersalah selalu datang padanya. Jika ia disuruh untuk memilih ia pasti akan memilih Yerin wanita yang sudah lama ia cintai tapi Jimin tidak bisa berbohong pada dirinya bahwa ia juga khawatir pada Deta. Melihat sikap Jimin pada Deta memang tidak terlihat bahwa Jimin peduli pada Deta tapi jika melihat Jimin saat mencari Deta di hutan saat Deta tersesat bukankah Jimin terlihat begitu khawatir? Saat Jimin mengobati luka Deta dan juga menyuruh Deta untuk tidur di ranjang dan ia tidur di sofa walaupun ia tau tubuhnya akan sakit keesokannya.

“Kemarin aku yang mengantarkannya ke rumahmu, dia sangat khawatir karena kau tidak datang kekantor.”

“Dia memang kemarin kerumahku.”

“Kau mengantarkannya pulangkan?” tanya Minjoon dengan wajah seriusnya.

“Tidak. Aku ingin mengantarnya pulang tapi dia menolak dan menyuruhku untuk beristirahat.”

“Bodoh! Bagaimana bisa kau membiarkan seorang wanita pulang sendiri dimalam hari.” sekarang Minjoon tampak marah sampai-sampai suaranya meninggi dan Minjoon juga sudah beranjak dari posisi duduknya.

“Apa aku salah?” tanya Jimin dengan wajah polosnya.

“Ya, kau salah!”

Tok tok tok.

Pintu terbuka dan menampakkan seorang wanita yang juga bekerja di perusahaan Jimin.

Wanita tersebut membungkuk memberi rasa hormatnya pada Jimin.

“Ada apa?” tanya jimin

“Saya tadi tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian, saya hanya ingin memberitahu bahwa Yerin sekarang berada dirumah sakit.”














Tbc.

Married To Park Jimin [ JIMIN BTS FF ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang