***
Setelah kejadian di minimarket Deta terus-menerus mengabaikan Jimin, ia sudah tidak pernah membuat sarapan untuk Jimin dan lebih sering mengurung diri di kamarnya, bahkan sekarang mereka berbeda kamar. Jimin juga sakit melihat istrinya yang terus mengabaikannya entah karena apa ia tidak tau, ia hanya bisa menyentuh Deta saat Deta sedang tertidur karena Deta tidak pernah mengunci kamarnya.
Jimin juga sering mendengar Deta muntah namun saat ia ingin melihat Deta dikamar mandi, pintu kamar mandi dikunci oleh Deta, ia sangat khawatir namun ia lebih mengkhawatirkan Yerin.
Ceklek
Jimin berbalik kembali saat mendengar suara pintu kamar mandi terbuka, ia dapat melihat wajah pucat Deta.
Jimin mendekat dan hendak memegang bahu Deta namun Deta menghindar dengan mengambil langkah mundur.
"Sayang," panggil Jimin lirih.
"Berhentilah memanggilku seperti itu!" teriak Deta, melihat wajah Jimin mengingatkannya pada semua kebohongan Jimin.
"Kau kenapa?"
"Ayo kita akhiri semua ini," ucap Deta, suaranya memelan tidak seperti tadi.
"Apa maksudmu?"
"Ceraikan aku!"
"Jangan bercanda, Deta-ah," Jimin ingin menyentuh bahu Deta namun tangannya segera ditepis oleh Deta, tatapan gadisnya itu tampak mengerikan dengan wajah pucatnya.
"Kau mencintai gadis lain dan aku juga mencintai pria lain, jadi untuk apa kita melanjutkan semua ini?!"
Jimin ingin mengeluarkan suara saat Deta menuduhnya bahwa ia mencintai gadis lain namun saat mendengar bahwa wanitanya itu mencintai pria lain membuatnya membeku, hatinya seperti ditusuk oleh ribuan jarum.
Lima tahun kemudian...
Hal terbodoh yang pernah ia lakukan adalah saat dimana ia melepaskan orang yang begitu dicintainya, orang yang paling berharga baginya. Jimin, pria itu masih mencintai wanita yang dulu pernah masuk dalam kehidupannya namun dengan mudahnya ia melepaskan wanita tersebut. Ia sudah mencari wanita itu untuk meminta kembali padanya namun dia tidak pernah menemukan wanita tersebut karena wanita itu sudah pindah dari rumah yang sering Jimin dan wanita itu datangi yaitu rumah ibu mertua Jimin. Jimin menjalani hidupnya selama setahun dengan selalu mengingat kenangan indahnya bersama mantan istrinya itu, mungkin mereka masih bisa bersama karena Jimin tak percaya mendatangani surat perceraian yang di ajukan wanitanya.
BUGH!
Jimin terkejut saat seorang anak laki-laki menabraknya sampai tersungkur di tanah, Jimin berjongkok dan membantu anak itu berdiri.
"Ice cream-ku," anak itu menatap nanar ice cream yang telah terjatuh di tanah.
Jimin merasa bersalah setelah melihat ice cream anak kecil tersebut, "Ahjussi akan membelikanmu yang baru,"
Anak kecil tersebut menatap Jimin dengan mata berbinar-binar, "Benarkah?"
"Hm..." Jimin mengangguk tersenyum pada anak kecil tersebut.
"Siapa namamu, anak manis?" Jimin mengusap puncak kepala anak kecil tersebut.
"Park Hyunjim inmida," anak itu menampilkan senyumnya yang benar-benar menggemaskan.
"Kajja, kita beli ice cream," Jimin memegang tangan mungil Hyunjim dan membawanya mencari mobil ice cream yang berada disekitar taman. Ya, Jimin berada di taman karena ia ingin mengingat kenangan manisnya bersama Deta saat mereka membeli ice cream bersama dengan kedua anak Hee Kyeong.
Jimin dan Hyunjim sedang menunggu proses jadinya ice cream, ia menunduk melihat Hyunjim yang melompat-lompat berusaha melihat. Jimin mengangkat tubuh mungil Hyunjim menggendongnya dan sekarang Hyunjim bisa melihat proses pembuatan ice cream.
"Oppa, Hyunjim oppa!"
Hyunjim menoleh dan mendapati seorang anak perempuan yang sedang berlari kearahnya.
"Min Ji-ah," guman Hyunjim namun dapat didengar oleh Jimin, Jimin menoleh dan mendapati seorang gadis kecil yang berlari mengarahnya.
"Ahjussi, turunkan aku," pinta Hyunjim, Jimin pun menurutinya.
Ia dapat melihat Hyunjim yang berlari ke gadis kecil tersebut, Jimin mengikuti Hyunjim.
"Oppa, kenapa meninggalkan aku dan halmeoni?" tanya gadis kecil tersebut.
"Oppa hanya ingin membeli ice cream,"
"Gadis manis, siapa namamu?" tanya Jimin.
"Park Min Ji,"
"Kau mau ice cream juga?"
Minji mengangguk semangat, dan akhirnya Jimin mengeluarkan sedikit uang untuk kedua bocah tersebut. Jimin terus menatap Minji yang notabenya mirip dengan gadis yang di cintanya.
"Minji! Hyunjim!"
Spontan ketiganya berbalik mencari orang yang memanggil nama dua bocah yang sedang bersama Jimin, mata Jimin membelalak melihat wanita paruh baya yang berjalan cepat mengarahnya.
"E—eommanim?"
Wanita paruh baya tersebut baru menyadari siapa orang yang ada di dekat kedua cucunya.
"Ji—jimin-ah?"
Tbc.
Sorry yah baru update, lagi banyak tugas dari sekolah 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Married To Park Jimin [ JIMIN BTS FF ] END
FanficCOMPLETED#2 in FiksiPenggemar Menikah di usia 17 tahun dan masih berada di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah hal yang mustahil bagi gadis yang bernama Choi Deta. Di tambah pria tersebut adalah mantan Idol dari sebuah grup boyband terkenal y...