Married To Park Jimin [ JIMIN BTS FF ] END

✅4

★Happy Reading★

~♡♡♡~

~oOo~

2 tahun kemudian...

Sedari pagi Deta tidak kunjung keluar dari kamarnya sampai ia tak pergi ke sekolah. Yang membuatnya seperti ini adalah, karena ayahnya yang terus memaksanya pergi menemui Namja yang tidak ingin ia temui. Ia kira ayahnya sudah tidak mempermasalahkan dirinya yang tidak ingin menikah, karena melihat ayahnya yang tidak pernah membahasnya selama dua tahun ini, tetapi tiba-tiba saja ayahnya kembali memaksanya untuk menikah.

"Deta-ah! Keluar atau ayah akan mendobrak pintu kamarmu!" seru tuan Choi yang terlihat kesal menghadapi sikap putrinya yang keras kepala itu.

"Shireo!" teriak Deta dari dalam kamar, membuat tuan Choi geram.

"Baiklah jika kau terus keras kepala!" tuan Choi melangkah mundur, mengambil posisi yang tepat agar bisa mendobrak pintu kamar putrinya itu.

"Hajima!" teriak seseorang, membuat tuan Choi mengurung niatnya yang ingin mendobrak pintu kamar milik Deta. Tuan Choi berbalik mendapati nyonya Park berjalan mendekat dengan istrinya yang berada dibelakang nyonya Park.

"Apa yang membuatmu kemari?"

"Istrimu menyuruhku datang membujuk Deta."

"Baiklah, bujuklah dia." tuan Choi yang memang sudah menyerah dengan sikap putrinya memilih untuk segera pergi.

Nyonya Park berjalan mendekati pintu kamar Deta, yang masih tertutup rapat dan terkunci dari dalam.

Tok tok tok

Nyonya Park mengetuk pintu kamar Deta pelan.

"Aku sudah bilang aku tidak ingin menikah!" teriak Deta dari dalam kamar.

"Deta-ah," panggil nyonya Park lembut.

Deta yang mendengar suara asing tersebut sedikit bingung, kemana ayahnya yang ingin mendobrak pintu kamarnya?

"Nuguseo?"

Nyonya Park tersenyum saat mendengar suara Deta melembut.

"Keluarlah jika kau ingin melihatku. Ayahmu sudah pergi," nyonya Park berkata dengan suara lembut, mencoba untuk menyakinkan Deta.

"Benarkah dia sudah pergi?" tanya Deta yang masih kurang yakin.

"Ne,"

Ceklek!

Pintu kamar Deta terbuka sedikit, dan nyonya Park langsung membuka lebar pintu tersebut setelah merasa tidak ada Deta di balik pintu tersebut. Ia masuk kedalam kamar Deta, mendapati Deta yang sedang tiduran di atas kasurnya seraya menyembunyikan wajahnya diantara kedua tangannya.