✅41

5.2K 328 22
                                    

***

Bunyi dari sebuah alat yang berada di ruangan tersebut dan juga ada sebuah uap yang mengembun, seorang wanita terbaring lemah dengan infus yang menembus kulit tangan kirinya. Pria yang baru saja masuk langsung mengambil posisi duduk di sisi ranjang rumah sakit, tangan kekar pria tersebut menggenggam erat tangan mungil nan pucat wanita tersebut seakan-akan tak ingin pemilik tangan tersebut pergi untuk kedua kalinya. Pria itu adalah Park Jimin, ia terus menatap wajah tirus dan pucat yang sangat ia rindukan, tangannya bergerak mengelus surai wanita tersebut dengan lembut seakan-akan rambut tersebut mudah rontok, buliran air yang ia tahan sedari tadi perlahan jatuh dari pelupuk mata indahnya.

"Mengapa kau seperti ini, hm?" Jimin berucap lirih menahan tangisnya.

"Bangunlah, sayang. Aku disini, aku tak akan melepasmu seperti dulu. Aku bodoh membiarkanmu pergi begitu saja, maafkan aku, Deta. Kumohon, bangunlah," Jimin terus menciumi punggung tangan Deta dengan terus mengeluarkan buliran-buliran dari pelupuk matanya yang sudah tak bisa ditahannya.

"Eomma!!"

Jimin langsung menyeka air matanya setelah itu ia berbalik dan mendapati dua bocah yang beberapa menit lalu ia lihat dengan seorang wanita paruh baya dibelakang kedua bocah tersebut.

"Ahjussi, apa yang kau lakukan dengan eomma?" tanya anak gadis yang Jimin ingat bernama Minji.

Jimin hanya terdiam mencerna apa kata bocah tersebut, pikirannya hanya dipenuhi oleh Deta membuat pemikirannya lambat mencerna yang lainnya.

"Mereka merindukanmu," ucap wanita paruh baya tersebut yang entah sejak kapan ia menahan tangis memperhatikan Jimin.

Jimin menatap wanita paruh baya yang pernah menjadi ibu mertuanya, awalnya ia bingung tetapi setelah mengerti dengan apa yang dikatakan gadis kecil tadi dan ibu mertuanya barusan membuat matanya sedikit membulat melihat kedua bocah yang sedang menatapnya heran. Jimin juga baru menyadari fakta bahwa ibu mertuanya sudah lagi tak memakai alat bantu untuk berjalan walaupun jalannya terlihat masih sedikit pincang.

"Apa ahjussi mengenal eomma?" tanya anak laki-laki yang Jimin ingat bernama Hyunjim saudara laki-laki dari Minji.

Karena Jimin tak menjawab dan hanya menatap mereka bergantian membuat mereka sedikit takut dan akhirnya mereka berlari kebelakang tubuh nenek mereka untuk bersembunyi.

"Halmeoni, apa yang akan ahjussi itu lakukan pada eomma?" tanya Hyunjim

"Kau membuat anakmu takut,"

Damn!

Apa Jimin tak salah mendengarnya? Anak? Dua bocah tersebut anaknya? Sedangkan ia baru saja bertemu dengan kedua bocah bernama Minji dan Hyunjim.

"Deta telah merawat anak kalian dengan baik seorang diri walaupun terkadang ia sakit melihat Hyunjim yang begitu mirip denganmu, dia juga memberi marga 'Park' untuk anak kembarnya walaupun ia membencimu tapi ibu tau Deta masih mencintaimu."

Tiba-tiba Jimin beranjak dari kursinya dan langsung terduduk di lantai memegang kedua lutut nyonya Choi, "Maafkan aku, karena kesalahanku di masalalu membuat Deta tak lagi percaya padaku dan memilih mengakhiri semuanya. Aku sungguh menyesal," Jimin berucap terisak mengingat bagaimana bodohnya ia di masalalu, ia hanya bisa menunduk tak berani menunjukkan wajah brengseknya pada nyonya Choi.

"Berhenti begini, anakmu melihatmu. Tak usah menyesalinya, semuanya sudah terjadi," nyonya Choi memegang kedua pundak Jimin.

Jimin mengangkat wajahnya dan mendapati kedua anaknya yang sedang menatapnya takut, bahkan kedua anaknya dibuat takut olehnya.

"Ahjussi, kenapa menangis?" tangan mungil Hyunjim bergerak mengelap air mata Jimin, Hyunjim tak begitu takut pada Jimin karena Jimin lah orang baik yang membelikannya ice cream di taman tadi.

Jimin menggigit bibir bawahnya menahan tangis, tak ingin kedua anaknya melihatnya sebagai pria lemah, kedua tangan Jimin terangkat mengusap surai Minji dan Hyunjim, "Maafkan, appa," lirihnya.

❤️❤️❤️

Sekarang keadaan sudah sedikit tenang, nyonya Choi duduk di sofa begitu juga Jimin yang terduduk seraya menahan beban kedua malaikat kecilnya yang tertidur di pelukannya. Ia tidak pernah menyangka akan diberi malaikat kecil secantik Minji dan setampan Hyunjim, mata Jimin tak pernah berhenti menatap Deta yang masih dalam keadaan sama, ia berharap Deta terbangun dari tidur panjangnya.

"Apa kau tau? Deta mengandung anakmu jauh sebelum kalian berpisah."

Ucapan nyonya Choi barusan berhasil mengalihkan perhatian Jimin dari Deta, sekarang ia menatap nyonya Choi penuh tanya.

"Sepertinya kau tidak tau, mungkin dia ingin memberi kejutan padamu untuk hadiah pernikahan kalian."

Deg!

Jantung Jimin seperti berhenti setelah mendengar perkataan nyonya Choi barusan, bahkan sekarang Jimin merasa dirinya adalah pria terjahat di dunia. Itu berarti saat ia menghabiskan waktu bersama Yerin secara tak sengaja ia meninggalkan Deta yang sedang hamil, 'kau pria brengsek, jimin', batin Jimin.

"Deta telah mengandung adik Minji dan Hyunjim tetapi karena kecelakaan yang ia alami dua minggu yang lalu membuat ia kehilangan adik Minji dan Hyunjim dan hampir merenggut nyawanya sendiri," nyonya Choi kembali menangis mengingat bagaimana putrinya melawan maut di ruang operasi tanpa seorang suami yang mendoakannya.

"Nak, kau bisa bertemu dengan Hyunjim dan Minji karena itu hak mu sebagai seorang ayah, tapi ibu mohon padamu jangan pernah muncul di hadapan Deta saat Deta sadar nanti, ibu tidak ingin Deta bertambah sakit saat ia melihatmu,"

Deg!

Bahkan ini adalah permintaan tersulit yang pernah Jimin terima, ia ingin menolak tapi ia juga tau perasaan nyonya Choi. Seorang ibu hanya ingin anaknya bahagia dan itu membuktikan bahwa Jimin bukanlah kebahagiaan Deta, permintaan nyonya Choi bagaikan karma untuk Jimin.

Tbc.

Sorry yah baru update sekarang☹️😊

Pada kangen ga sama cerita ini?
#ga thor, lu ya kelamaan kaga up²😁😄

Pada kangen ga sama cerita ini?#ga thor, lu ya kelamaan kaga up²😁😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#Ada yang kangen ga sama mphi?☹️

Married To Park Jimin [ JIMIN BTS FF ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang