✅42

5K 301 11
                                    

***

Jimin telah melaksanakan tugasnya sebagai seorang ayah dan suami, ia selalu menemani dan menjaga anak kembarnya ketika mereka sedang berjalan-jalan dan selalu merawat Deta yang masih belum juga sadar. Jimin berharap ada keajaiban yaitu melihat mata indah Deta terbuka kembali, ia sangat merindukan tatapan dan senyuman Deta.

Hari ini Jimin kembali dengan membawa sebuket bunga yang disukai Deta, sebelum kerumah sakit pasti ia mampir ke toko bunga tentu saja bunga yang ia beli untuk Deta yang sekarang telah menjadi putri tidur selama sebulan lamanya namun Jimin tak pernah lelah menemaninya merawatnya dengan penuh kasih sayang.

Ceklek

Seorang perawat datang dan mengalihkan perhatian Jimin dari Deta, "Saatnya untuk pasien membersihkan diri,"

"Biar saya yang melakukannya,"

Senyum perawat tersebut hilang seketika dan menatap Jimin tajam membuat Jimin sedikit tidak enak, "Saya suaminya,"

Perawat tersebut kembali tersenyum dan membolehkan Jimin untuk membersihkan tubuh Deta.

Dan Jimin pun segera melakukan tugasnya yaitu membersihkan tubuh Deta, ia juga tampak tidak ragu melakukannya karena ia pernah melihat tubuh Deta sebelumnya bedanya sekarang badan Deta terlihat lebih kurus dari terakhir kali Jimin melihatnya.

"Cepatlah bangun, anak kita merindukanmu. Kau tidak merindukan mereka?" inilah yang selalu dilakukan Jimin, ia selalu mengajak Deta berbicara walaupun ia tau Deta tak akan meresponnya.

"Bahkan saat tidur pun kau masih tetap cantik. Aku merindukanmu, Deta," Jimin mengelus surai Deta lembut.

"Aku merindukan pelukanmu, masakanmu dan juga omelanmu,"

Jimin menunduk mendekatkan wajahnya dan mengecup kening Deta dengan mata terpejam, "Saranghae," bisiknya.

Berbeda dengan didalam, diluar sana ada seorang pria yang sedang mengintip dari balik pintu dengan tatapan sendu, ditangannya juga ada sebuket bunga dan buah-buahan entah apa yang membuat dirinya tertahan disana dan memilih mengintip dari kaca kecil di pintu.

"Oh, kau sudah kembali?"

Pria tersebut langsung berbalik dan mendapati wanita paruh baya yang sedang menatapnya tak percaya, pria tersebut langsung menyunggingkan senyumannya seraya membungkuk memberi salam.

"Appa!!" teriak dua bocah yang begitu semangat berlari pada pria tersebut, pria tersebut pun berjongkok dan merentangkan kedua tangannya siap menerima pelukan dua bocah tersebut.

"Minji dan Hyunjim rindu ayah, ya?" pria tersebut mencium surai keduanya bergantian, pria tersebut pun merasakan anggukan kecil dari keduanya.

"Ayah juga merindukan kalian, sangat."

"Jihoon-ah, kapan kau kembali?" tanya nyonya Choi.

"Tadi pagi sekitar jam enam,"

"Kenapa tidak istirahat dulu? Kau pasti lelah setelah perjalanan jauh," nyonya Choi tampak khawatir.

"Ani, aku datang karena merindukan Hyunjim dan Minji. Hm... Bagaimana keadaan Deta?"

"Masih sama belum ada perubahan selama sebulan ini,"

Jihoon tampak begitu kecewa padahal di perjalanan tadi ia begitu berharap Deta telah sadar. Sebenarnya Jihoon bukan hanya merindukan Minji dan Hyunjim ia juga sangat merindukan Deta gadis, tidak, wanita yang sudah mengisi hatinya saat semasa SMA dulu.

Ceklek

Suara pintu terbuka membuat Jihoon menoleh dan sedikit terkejut melihat ayah sebenarnya dari dua bocah yang sedang ia peluk.

"Ahjussi, kau datang lagi?" Minji menatap Jimin penuh tanya.

"Appa, ayo kita lihat eomma. Eomma pasti senang," Hyunjim menarik tangan Jihoon untuk segera masuk, Minji pun ikut serta dalam rencana saudaranya itu.

Jimin hanya berdiri mematung membiarkan kedua anaknya membawa masuk pria yang sudah lama masuk dalam daftar orang yang harus dihindari oleh Deta namun ada sesuatu yang membuatnya tak bisa berkutik, anaknya tadi memanggil pria itu dengan sebutan 'Appa'. Jimin beralih menatap nyonya Choi meminta penjelasan dan nyonya Choi pun mengerti ia mengajak Jimin ke taman rumah sakit untuk menjelaskan semuanya.

"Kau pasti sudah mengenalnya," nyonya Choi memulai percakapan.

Jimin hanya diam dan nyonya Choi menganggap sebagai jawaban 'Iya'.

"Dia orang yang selalu berada di samping Deta saat kalian telah berpisah, dia juga yang menyemangati Deta saat akan melahirkan. Jihoon, pria itu pernah melamar putriku namun putriku ternyata masih mengharapkanmu," nyonya Choi tampak menahan tangis.

Rasanya sakit saat mendengar pria itu yang selalu berada didekat Deta selama ini, namun dilain sisi ia begitu lega mengetahui fakta bahwa Deta masih memberinya kesempatan untuk memilikinya karena telah menolak lamaran Jihoon.

"Saat bertumbuh besar Minji dan Hyunjim mengira Jihoon adalah ayah mereka karena Jihoon yang membantu Deta merawat mereka. Jadi kau jangan menyerah karena telah membuat anakmu memanggil orang lain ayah yang seharusnya diperuntukkan olehmu," nyonya Choi memegang pundak Jimin. Ia merasakan tubuh itu sedikit kurusan mungkin karena Jimin yang selalu merawat putrinya dan membuat Jimin lupa merawat dirinya sendiri, nyonya Choi telah menganggap Jimin sebagai putranya sendiri jadi tidak heran dia begitu khawatir dengan kondisi Jimin saat ini.

"Eommanim, apa Deta memiliki saudara sebelumnya?" Jimin baru teringat akan sesuatu hal.

Nyonya Choi tampak sedikit terkejut dengan pertanyaan Jimin yang tidak pernah ia duga, "Mengapa kau bertanya hal itu?"

"Eomma ingat saat Deta diculik oleh seseorang?"

Nyonya Choi mengangguk.




































"Deta selamat karena kakaknya,"



Tbc.

Votmen ya juseyo😘😚

Votmen ya juseyo😘😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ucul😁😄🤗😘😚

Married To Park Jimin [ JIMIN BTS FF ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang