Hola ...
Karena katanya banyak juga yang mau baca bagian Trinity dan Zaki ketika Neo belum liburan ke Indonesia, maka aku posting di sini ya. Dan ini nggak ada di versi novelnya. Kalau di WCBIL yang sebelumnya diposting di wattpadku, part ini sebenarnya part 7. Jadi, ketika Neo masih awal-awal di Brcelona dan kadang suka kepikiran Trinity, hehehe.
Selamat baca ^_^
**=============**
Hari ini aneh. Mendadak Trinity teringat Neo. Tak terasa tiga bulan berlalu tanpa ada sapaan Neo di WhatsApp.
Mungkin perasaan sunyi ini baru muncul karena Zaki juga mulai disibukkan dengan kuliahnya. Keinginan untuk berusaha bertemu setiap hari walau hanya sebentar, mulai tak bisa dipenuhi Zaki.
Seperti hari ini. Trinity sudah pulang ke kosnya. Seharian ini dia tak bertemu Zaki di kampus. Berharap di sore hari bisa saling berkirim pesan dengan Zaki. Tapi pesan yang sudah dia kirim tiga jam lalu, belum dibalas. Bahkan belum ada tanda sudah dibaca.
Trinity tidak bermaksud menjadikan Neo sebagai cadangan ketika dirinya merasa kesepian. Tapi kesunyian ini membuatnya baru menyadari sudah lama sekali dia tak saling sapa dengan Neo.
Neo sudah melupakanku? batin Trinity.
Dia masih memandangi nomor kontak Neo. Cowok itu memasang salah satu bangunan di Barcelona sebagai profil picture-nya. Status WhatsApp-nya belum berubah. Masih "Reach my dream in Barcelona".
Mungkin Neo udah move on. Udah nggak mikirin aku lagi, pikir Trinity.
Tapi rasa rindu mulai menarik-narik hatinya. Baru terasa sekarang, dia merindukan sapaan khas Neo.
Dan semesta seolah berkonspirasi memunculkan kembali kenangan akan Neo. Saat Trinity menarik salah satu buku kuliahnya dari rak gantung yang dipenuhi buku, ada satu buku yang ikut tertarik kemudian jatuh ke lantai.
Trinity menoleh ke buku itu. Matanya membelalak. BTS. Buku tahunan siswa sekolahnya. Buku kenangan masa SMA yang cuma memuat pesan kenangan dan tanda tangan dari dua orang paling berpengaruh dalam hidupnya. Neo dan Zaki.
Neo menuliskan pesan di halaman paling depan dan Zaki menulis pesan di halaman paling belakang. Trinity meraih buku itu. Dengan tangan agak gemetar dia membuka buku itu tepat di halaman pertama.
Terima kasih Trinity, kamu membuat hari-hariku di akhir SMA terasa istimewa. Kamu membuatku bisa merasakan satu rasa yang sebelumnya tidak pernah kurasakan
Yang akan selalu menyimpan namamu dalam hati.
Neo Andromeda
Hati Trinity berdenyut membaca lagi kata kenangan dari Neo itu.
Neo, masihkah namaku tersimpan di hatimu?
"Trin, pacar lo dateng tuh!" Ketukan dan teriakan dari balik pintu mengejutkan Trinity. Segera dia berdiri, membuka pintu, sempat melihat teman satu kosnya yang sudah berjalan menjauhi kamarnya menuju dapur.
Trinity bergegas ke teras, menemukan Zaki sudah duduk menunggu.
"Zaki?" sapa Trinity.
Zaki bergegas berdiri begitu melihat Trinity.
"Hai, Trin. Udah makan malam?" sahutnya. Dia tersenyum, tapi wajahnya terlihat letih."Kamu kok datang nggak ngabarin dulu. Pesanku nggak dibaca dan dibalas."
"Sengaja, mau bikin kejutan buat kamu. Aku baru sampai dari Jakarta. Langsung ke sini, belum sempat pulang ke kosanku. Tapi aku udah mandi kok sebelum berangkat ke sini," kata Zaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Could Be In Love (SUDAH TERBIT)
Teen FictionSekuel "Listen To My Heartbeat" Sinopsis : Neo Andromeda harus menerima kenyataan berpisah dari cinta pertamanya, Trinity. Neo lebih memilih menerima beasiswa kuliah di Barcelona. Kota yang mempertemukannya dengan Liberty Manhattan, gadis Indonesia...