Extra Part 3 : Seseorang Bernama Alex

3.3K 337 28
                                    

Lanjut lagi ya ekstra partnya. Masih tentang Zaki dan Trinity. Sebenarnya ini adalah part 9.

Selamat baca.

**============**

Trin, sori ya, hari ini aku nggak bisa pulang sama kamu. Aku dan Alex harus ngerjain tugas sampai sore di kampus. Kamu pulang sendiri dulu nggak apa-apa, kan?

Trinity enggan menjawab pesan Zaki itu. Untuk yang ke sekian kali Zaki tidak bisa pulang bersamanya. Lagi-lagi dengan alasan harus mengerjakan tugas bersama Alex.

Akhir-akhir sering sekali Zaki menyebut nama itu. Seolah semua kegiatannya selalu dilakukan bersama Alex.

"Kayak apa sih yang namanya Alex? Masa Zaki lebih betah ke mana-mana bareng temannya itu dibanding pacarnya sendiri," gumam Trinity sambil memberengut saat akhirnya untuk yang ke sekian kali dia pulang ke tempat kos sendirian.

Hari berikutnya, Trinity memutuskan untuk menghampiri Zaki. Walau kekasihnya itu lagi-lagi mengatakan akan pulang terlambat karena ada tugas kuliah yang harus dikerjakan. Trinity tak peduli. Dia mendatangi gedung kuliah Zaki. Menyusup di antara para mahasiswa dan mahasiswi kedokteran.

Zak, kamu beneran lagi di gedung kuliahmu?

Trinity mengirim pesan itu. Agak lama baru Zaki menjawab.

Zaki : Iya, maaf ya, masih ada tugas nih. Dan lebih cepat kalo dikerjain di kampus.

Trinity : Tugas tim lagi?

Zaki : Sebenarnya bukan tugas tim. Tapi ngerjain bareng lebih enak. Bisa sambil diskusi sama teman.

Trinity : Sama Alex lagi?

Zaki : Iya. Sori ya, Trin. Ga bisa pulang bareng kamu.

Trinity : Kamu di ruang apa?

Pertanyaan Trinity semakin spesifik. Zaki menjawab lebih lama dari sebelumnya.

Zaki : Kenapa nanyain ruang segala?

Trinity : Aku udah di gedung kuliah kamu.

Zaki : What? Ngapain?

Trinity : Aku mau nungguin kamu selesai. Jam berapa pun itu. Zak, udah seminggu lho kita ga ketemu. Aneh, kan? Kuliah sekampus, tempat kos deketan tapi saking sibuknya kamu, kita ga sempet ketemu. Sebenarnya kamu masih nganggep aku pacar ga?

Trinity mengirim pesannya yang cukup panjang itu dengan tangan gemetar. Dia terpaksa berkata tegas.

Zaki : Kok kamu bilang gitu sih?

Trinity : Kamu udah jarang manggil aku sayang.

Zaki : Kamu di mana? Biar aku yang jemput kamu.

Trinity : Di lobi gedung kuliah kamu.

Zaki : Oke, tunggu di situ. Aku datang beberapa menit lagi.

Trinity menghela napas. Dia memandang sekeliling. Masih banyak mahasiswa yang lalu lalang. Fakultas kedokteran sepertinya memang selalu sibuk.

Sepuluh menit kemudian terlihat Zaki berjalan ke arahnya. Trinity belum bisa menyambutnya dengan senyum. Keningnya mengernyit ketika menyadari Zaki tidak datang sendiri. Dia bersama seorang gadis lumayan manis.

"Trin, nanti kamu kelamaan kalo nunggu aku lho," ucap Zaki setelah dekat dan Trinity tidak menyukai kata-kata Zaki itu. Sikap Zaki sangat berbeda dengan dulu yang terasa sangat menyayanginya.

We Could Be In Love (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang