"Hana... Kamu sudah pulang nak?" tanya seorang wanita setengah paruh baya... Suaranya nampak lemas... Sesekali batuk menyertainya... Amanda
"Mama... Udah makan?" tanya Hana pada Amanda
"Hmp... Sudah sayang kamu tenang saja" ucap Amanda...
"Makan apa ma?" tanya Hana
"Hahaha.. Tadi di beri tetangga" ucap Amanda sesekali diiringi tertawa..
Tanpa sadar linangan air mata sudah memenuhi seluruh mata Hana dan hingga akhirnya air matanya tumpah seketika..
"Hana?! Kamu kenapa nak?" tanya Amanda lemas...
Hana hanya menggeleng... Dan mengusap air matanya agar tak lagi tumpah...
"Mama kalau sudah makan... Istirahat gih... Hana mau mandi..." ucap Hana..
Amanda mengusap puncak kepala Hana...
"Nak... Mama mau minta maaf ya.. Seandainya... Mama tidak sakit... Seandainya ayah kamu tidak meninggal... Seandainya... Kamu tidak terlahir di keluarga ini–" ucap Amanda sontak terhenti saat Elia sudah menggebrakan meja disampingnya...
"CUKUP MA! HANA NGGAK MAU DENGER KALIMAT ITU LAGI! ELIA CAPEK! Hana itu anak mama sama papa... Apapun keadaan keluarga kita... Hana akan terima" ungkpa Hana memeluk Amanda erat...
Amanda pun membalas pelukannya... Dengan lembut...
"Mama sayang kamu nak" ucap Amanda...
"Aku tau Ma..." ucap Hana lirih...
....
Pagi ini Hana harus bergegas ke sekolah.. Bahkan sebelum mentari semakin meninggi Elia sudah bergegas lari menuju sekolahnya...
"Pagi Pak Jo" sapa Hana pada sosok satpam dengan perawakan setengaj baya...
"Pagi nona Hana..." ujar Pak Jo...
Hana tersenyum dan bergegas ke kelasnya...
Sudah ada Emelie yang nampak dengan senyum mengembang di bangku nya..."Hana!" ujar Emelie berlari dan memeluk Elia erat..
"Uuhh... Kangen banget aku sama kamu padahal baru kemarin kita libur!" ujar Emelie
"Hm... Begitu ya" ucap Hana pun mengembangkan senyumnya...
"Pagi Hana" panggil seorang pria yang cukup tampan datang mendatangi sosok Elia...
"Ivan... Pagi.." ucap Hana melempar senyum...
Pagi yang indah dan tenang dengan teman teman yang lainnya...
"Oh ya Hana! Kamu tadi di
tanyain sama Bu Riska.. Suruh keruangannya" ucap Emelie"Kenapa?" tanya Elia berkerut kening...
"Hm... Entah kesana gih" ucap Emelie..
Tanpa pikir panjang Hana bergegas ke ruangan Bu Riska, yang merupakan seksi kesiswaan..
"Bu Riska manggil saya?" tanya Hana
"Hana... Syukurlah kamu masuk hari ini... Ibu benar benar butuh bantuanmu?" tanya Bu Riska
"A-ada apa bu" tanya Hana mulai khawatir...
"Bisa kamu ikut lomba sastra besok?" tanya Bu Riska
"Besok?" tanya Hana memastikan..
"Iya.. Saya juga baru dapat kabar... Bahwa Raja Jefrix menetapkan hari ini sebagai hari sastra di dunia.. Dan kegiatan ini akan diikuti oleh beberapa sekolah... Dan akan dikumpulkan di Dreaming Academy" jelas Bu Riska
"Dreaming Academy? Maksud ibu.. SMA elite.... Bukannya itu sekolah untuk para keluarga terhormat dan anggota kerajaan?" tanya Hana
"Kamu benar... Dan ibu tau.. Tapi kita diminta untuk berpartisipasi disana.. Ibu tidak menuntutmu untuk menang.. Tapi setidaknya bila kau ikut.. Bisa membawa kebanggan bagi sekolah kita.. " jelas Bu Riska
"Tapi kenapa saya?" tanya Hana
"Hmp... Karena kamu yang memenuhi kriterianya Hana.. Dan ibu percaya padamu.. Kalau kamu mampu..."
Hana terdiam sesaat... Sembari menatap Bu Riska yang juga sama sama menatapnya penuh keyakinan...
"Akan saya coba bu..." ucap Hana lirih...
...
Hana nampak tengah berjalan menyusuri jalan setapak sesekali suara deru mobil yang melewatinya... Begitu membisingkan...
Hingga Hana melewati sebuah apotek.. Ia putuskan untuk pergi kesana untuk memebeli sesuatu...
"CDRM..." ucap Hana tanpa basa basi...
Seorang pria asing dengan memakai jaket dan juga topi nampak memperhatikan gadis yang menurutnya tak asing...
Hingga akhirnya gadis itu berbalik..Mata orang itu membulat seketika..
"Dia..." ucap pria itu...
Hana bergegas keluar dari apotek namun saat pria itu ingin mengejarnya... Sebuah pesan masuk dalam ponselnya...
Gilbert : Ndre... Kau dimana?
...
Hana harus segera pulang ke rumahnya ia tak mau apabila ibunya menjadi khawatir...
"Ma... Aku pulang" ucap Hana sembari membuka pintu..
"Sayang kamu udah pulang... Mama sudah siapin makanan buat kamu" ucap Amanda... Sembari tersenyum
"Mama seharusnya tak perlu masak.. Mama seharusnya istirahat" ucap Hana
"Mamah bosen... Sayang kalau cuma diem doang di rumah..." ucap Amanda..
"Tapi mama nggak apa apa kan?" tanya Hana
"Hmp... Kamu tenang aja sayang.. Mama baik baik saja sekarang ayo makan..." ajak Amanda..
...
CtarR!!
Suara benda pecah seketika... Wajah menggebu dengan nafas tak beraturan...
Andre nampak menatap tajam setiap orang disana..
"Ndre tenang" ujar Gilbert menenangkan...
"Ya Ndre! Sabar!" Derix pun coba ikut menenangkan...
Apa yang membuat pangeran marah...Andre segera bergegas kembali ke istana setelah ia membeli obat di apotek.. Tak ia sangka sebelumnya ia dapat bertemu dengan gadis itu lagi... Namun sekarang bukan itu masalahnya... Ia harus segera kembali ke istana hingga Andre sampai istana...
Ia sudah mendapati kabar.. Bahwa ayahnya telah pergi keluar negeri... Padahal ia tau bahwa keadaan ayahnya belum pulih benar......
"Apanya yang memiliki waktu? Apanya yang memiliki kasih sayang?" batin Andre kesal...
"Andre... Udah tenang aja... Kau sekarang tenangin pikiran dulu.. Aku ada kabar baik ni" ucap Gilbert
"Apaan?" tanya Andre singkat..
"Mrs.Renatta bilang ia ingin kita ikut ambil bagian dalam penjurian di perlombaan Sastra besok di Sekolah!" ucap Gilbert
"Terus?" tanya ketiga pangeran lainnya kompak
"Ck.. Kalian ini... Ini kesempatan yang bagus buat lihat wajah wajah luar sekolah" ucap Gulbert
"Ogah!" jawab mereka serempak
Gilbert pun hanya bisa menghela nafas panjang..
"Haish.. Serah deh jangan nyesel kalian!" ucap Gilbert..
KAMU SEDANG MEMBACA
Hours Prince Crown
Teen FictionMenjadi anggota kerajaan dalam sekejap.. Akankah hubungan ini berhasil!!