Act 78: Prepare For The Last Battle

956 119 8
                                    

"Believe in Sora. Prepare for the last battle. I'll hunt down Code 05. Let Sora take Code 01 alone." Balas Sylvia yang masih serius.

"Are you joking right now!?" Soal Sakura marah.

"You think I'm joking right now?" Soal Sylvia memandang Sakura.

Semua yang berada di situ terkedu melihat Sylvia. Iris matanya bukan berwarna merah lagi tetapi mempunyai warna yang hampir sama seperti Sora bila dia menggunakan kelebihan. Iris mata Sylvia sekarang ini berwarna ungu dan merah.

"We can't take Code 01 alone. He's the mad person. Only someone who really crazy can fight Code 01. And that person is Sora." Sylvia berdiri. Reaksinya amat dingin.

"A-are you sure about this, Sylvia?" Soal Jeneral Micheal.

"Yeah. I know Sora will kill Code 01. Remember, Code 05 is mine. Aria, I need Antares III two days from now. General and the others can prepare for last battle. We have hundred thousand of armies, hundred of jet fighter, one carrier ship, and three battleship. The victory in our hands." Kata Sylvia lalu beredar.

"Since when Sylvia become like that?" Soal Aria berdiri di sebelah Sakura.

"Aria, are you sure that data you give to me is correct? About Sylvia."

"Hurrm. According to Prof. William, yeah..." Balas Aria.

"I think, your father made mistake. Something hiding inside Sylvia." Kata Sakura serius.

"Yeah. I agree with you. Look at her eyes, just like Sora. So calm, yet full of rage. But, wait. My father? Who?" Soal Aria pelik.

"Nothing."

"So, how many pilot we have?" Soal Dean yang berdiam diri dari tadi.

"In two hundred pilot." Balas Jeneral Micheal.

"Good. I want jet fighter. So, I can kill our enemies with my Harphoon." Kata Dean serius lalu beredar.

"Then, we command Sora's ship?" Soal Jeneral Micheal.

"Nope. Hanya abang sahaja yang ada kunci untuk menghidupkan kapal perangnya. Dan, kru yang lain takkan mendengar arahan selain dari abang. Kita akan ke menyerang pangkalan milik Raph dengan tiga buah kapal perang." Balas Sakura.

"Good. I want you and the other leader squad to meet me at strategy room. ASAP." Arah Jeneral Micheal.

"Saya akan umumkan sekarang." Kata Sakura lalu beredar bersama dengan Dante."

"Siapa yang akan jaga Sora?" Soal Presiden Leana.

"Kami." Rogue, Anna dan Michela menjawab serentak.

"Baiklah. Sila umumkan kepada kami jika berlaku sebarang perubahan. Terutamanya Sylvia." Arah Presiden Leana.

"Baiklah!"

Mereka semua meninggalkan Rogue, Anna dan Michela. Mereka bertiga segera duduk di bangku seraya menghela nafas.

"Tak pernah aku nampak kapten sebegini teruk. If only I strong enough." Kata Rogue mengetap gigi.

"Semua ni sudah ditakdirkan. Sekarang kita hanya mampu berharap kapten akan sedar dari koma." Balas Anna tersenyum kelat.

"Awak janganlah salahkan diri awak, Rogue." Sampuk Michela tersenyum.

"Hurmm...Baiklah.." Balas Rogue yang juga turut tersenyum.

Beberapa hari kemudian, ketiga-tiga kapal perang sudah pun siap sedia untuk berlayar. Tujuan mereka hanya satu. Iaitu, menghapuskan pangkalan musuh.

Ditambah pula oleh barrier type yang dipasang oleh Aria membolehkan mereka menyerang secara agresif pada hari pertempuran nanti.

Askar Megalopolis pula sibuk berlatih. Rakyat Megalopolis pula berharap bahawa peperangan ini akan berakhir.

Narumi dan Stella pula ditempatkan bersama dengan Presiden Leana. Dia tidak mengikut peperangan kali ini sebaliknya kekal berada di Fenrir.

Di sebuah bilik yang amat sunyi, angin bertiup lembut melalui tingkap. Seseorang sedang duduk disebelah seorang lelaki yang sedang baring.

"Just few more hours, Sora. And we will end this war. You can rest here. Leave the rest to us." Kata Sylvia. Dia memegang erat tangan Sora lalu menunduk.

"It was my fault. Yeah...It was my fault." Kata perempuan itu dengan nada sebak.

"Again, you crying, Sylvia." Kata seseorang.

Sylvia segera mendongak lalu dia terkejut melihat bayangan orang itu. Ya, orang itu tidak lain kalau bukan, Rose. Sahabat baik Sylvia sendiri.

"Rose?"

"I don't know that you such a crybaby, Sylvia? Cheer up. It's not like Sora is death. Just, now he fight with himself. The other side of him. Once, he finish...He will wake up."

"But...When..? Answer me, Rose?"

"Even I don't know when Sora will finish fight himself, Sylvia. Leave it to Sora. Well, enough about Sora. The reason why you can see me, because I get my last chance..."

"Last chance?"

"Yeah. I'm not said this to you before, Sylvia. But, I'm happy because you appear in my life. Make me as your bestfriend, create a wonderful memories. Just between you and me. Live, Sylvia. Make me as your beautiful memories that you never forget until you die. I want you to know that I love you...."

Banyangan Aria menghilang seperti ditiup angin. Sylvia tergamam mendengar ucapa dari sahabat baiknya sendiri. Air mata mula mengalir di pipi.

Dia tersenyum sambil mengesat air matanya. Dia segera bangun dari duduk.

"I love you too..."

Sebelum beredar, dia sempat melihat ke arah Sora.

"I'll wait you at battlefield, Sora."

******************************
Yo! Sorry sebab lambat update. Aku sibuk plus hp aku buat masalah. Haih. By the way, novel ni aku akan update secara random. Seperti sekarang, aku update pada siang hari. Mungkin bab seterusnya aku update pada tengah malam. So, apa pendapat korang pasal chapter ni? Gimme your opinion guys..Ciow!

BETWEEN THE CODES[C]Where stories live. Discover now