Bahagia itu diciptakan dari dalam diri jangan berharap dibuat oleh orang lain, sebab yang mengerti diri kita ya hanya kita bukan orang lain
-ArshintaCantik
~~~
Suara dering handphone berbunyi hingga akhirnya mengganggu sang pemilik yang sedang tertidur pulas.
"Hallo" sapa sang pemilik dengan nada khas bangun tidur.
"EH ANAK MOA LO DIMANA? SEKOLAH UDAHAN LIBURNYA! LO UDAH DITUNGGUIN ANAK OSIS NIH" suara dari sebrang handphonenya
"Ga usah teriak-teriak ki masih pagi, kaya mak lampir aje"
"ARSHINTA ANINDIRA LO GILA YA? INI UDAH JAM 06.45 DAN LO BELUM SAMPAI SEKOLAH JUGA"
"EH ANJIR DEMI APA? KENAPA GA LU BILANG DARI TADI KAMPRET! GUE OTW" Ucap Arshinta yang langsung memasuki kamar mandi dan bersiap-siap menuju sekolah.
~~~
Hallo gue Arshinta anindira maheswari, gue orang tercantik di dunia itu kata mamah, gatau kata yang lain, tapi ni ya menurut penilaian diri sendiri, gue tu cantik cuman kelakuannya aja yang bikin cantiknya rada luntur.
Gue bingung kenapa harus dikasih nama Arshinta anindira maheswari, namanya kepanjangan mau ngelebihin kereta kali ya? kenapa ga dikasih nama sukiem, sukijah, surti gitu biar gampang dipanggilnya, eh ga ada bersyukur-bersyukurnya ya? gapapa dah lanjut.
Oke masih datang tepat jam 07.00 hebat bukan? Ya itu suatu kehebatan tertentu di dalam diri. Gue berlari-larian di koridor seperti mengejar cinta, eh bukan cinta lebih tepatnya seperti dikejar-kejar orang utan, tanpa peduli dengan orang di sekitar, banyak sekali perempuan yang tertabrak dan meringis kesakitan, halah dasar alay cuma segitu doang juga.
"Aduh jalan nya biasa aja ke" gue berhenti lari karena mendengar suara gaib.
Gue menoleh ke belakang, tampak sekali ada segerombolan perempuan yang masih memakai baju smp karena mereka masih masa pengenalan lingkungan sekolah.
"Suka-suka dong mau jalan kaya gimana, lo ga liat gue lagi buru-buru? Lo masi baru disini ga usah so iya, gue bisa ngeluarin lo sekarang juga" gue kesal karena hari pertama masuk sudah memancing emosi.
Adik kelas itu hanya menunduk karena takut dengan tutur kata yang gue ucapkan, mungkin lo semua bakal mengira gue adalah anak pemilik dari sekolahan yang seenaknya bisa mengeluarkan orang? Jawabannya tidak, cuma bercanda doang kali.
Ya inilah seorang seperti gue, tidak pernah mau disalahkan, yang selalu tetap pada pendiriannya yaitu Arshinta selalu benar dan yang lain salah.
Gue malas menatap mereka lama-lama, akhirnya kaki ini melangkah kan kembali untuk ke tujuan yang di mana ruangan pintunya bertuliskan 'ruang osis, yang tidak berkepentingan dilarang masuk' so banget emang ni para osis, untung gue orang penting disini eh tapi boong.
"Hai para kaka osas ku eh salah maksudnya osis ku" sapa gue kepada penghuni yang berada di dalam ruangan.
"Kan udah dibilangin dateng pagi shin, soalnya kan ada upacara penerimaan siswa baru" ucap cantika salah satu osis disini.
"Ya maaf gue kira kan libur ditambah jadi seminggu lagi"
"Lagian lo mau ngandelin kebo begitu heran gue" ujar rizky yang sedang merapihkan baju
"Kamu tu ga tau perjuangan aku ninggalin kasur gimana hikss hikss" gue berdrama seakan-akan sedang meninggalkan orang yang dicinta.
"Mimpi apaan tante gue sampe bisa punya anak kaya lu?" Pertanyaan rizky berhasil membuat yang lain tertawa
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHINTA [SELESAI]
Teen FictionArshinta Anindira Maheswari nama yang sangat indah bukan? Ya indah tapi sayang kelakuannya membuat nama dan dirinya sangat jauh berbeda. Annoying girl sebutan dari teman-teman untuk dirinya, cewek absurd yang selalu membuat kekacauan dimanapun. Tapi...