Kamu mencintaiku? Itu serius atau hanya sekedar gurauan?
-ArshintaCantik
~~~
Sesampainya di rumah bu diah, kita semua di persilahkan masuk. Di sekolah biasanya terlihat garang. Namun kali ini beda, ada rasa sedih di matanya. Dia bercerita sangat terkejut dengan kejadian yang tidak pernah disangka, ditambah lagi dia ditinggal suaminya ke luar kota karena pekerjaan.
"Aduh!" pekik bu diah yang langsung memegang perutnya.
"Mbae itu dede bayinya mau keluar," ucap Akika panik.
"Kita ke rumah sakit ya, bu?" Bu diah mengangguk mendengar ajakan Rizky.
Akika mengeluarkan handphonennya, "Akika cari taxi online ya?"
"Mobil bu diah kan ada."
Mendengar sahutan gue barusan, Rizky langsung menoyor kepala dan menatap gue dengan penuh emosi, "emang ada yang bisa bawa mobil?"
"Lu kan bisa."
"Gue nggak lancar, mau tabrakan?"
Disaat sedang panik begini rizky malah ngajak debat.
"Saya bisa shin," ucap nicko yang sedari tadi diam.
"Yauda ayo," gue langsung memapah bu diah bersama Akika. Sedangkan rizky dan Nicko mengambil kunci dan tas yang disuruh bu Diah.
"Gue sama Akika bawa motor." Setelah mendengar ucapan Rizky gue mengangguk dan masuk mobil dengan bu Diah.
Nicko melajukan mobil dengan kecepatan lumayan tinggi, untungnya jalanan sedang sepi. Sesampainya di rumah sakit bu Diah langsung masuk ke ruang bersalin. Kita berempat menunggu diluar.
"Hari ini gue tanding bola, lu bisa pulang sendiri kan, ko?" Tanya rizky pada Nicko.
"Iya ka." Rizky langsung pergi saat mendengar jawaban Nicko.
Tidak lama kemudian salah satu perawat menghampiri kita, "permisi, ada yang bisa menemani ibunya didalam?" Mata gue terbelalak mendengar pertanyaannya.
"Nih Akika," jawab gue panik.
"Ih mbae, Akika takut darah ... Niki aja bagaimana?" Sarannya.
"Saya kan laki-laki," sahutnya.
"Tuh mbae, Akika juga laki," timpal Akika mencari pembelaan.
"Kamu aja, shin." Gue panik saat mendengar ucapan Nicko barusan.
Akika mendorong gue pelan, "sana mbae."
Setengah jam di dalam ruangan menemani bu Diah yang sedang mempertaruhkan nyawa demi buah hatinya, badan gue terdiam lemas melihat darah yang sebanyak itu. Setelah selesai, gue keluar ruangan dan hanya melihat Nicko yang duduk sendiri.
"Akika mana?"
"Pulang, tadi udah di telfon."
Suara adzan maghrib terdengar, nicko segera bangkit dari duduknya, "shalat yu?" Ajaknya.
"Abis shalat, nyari makan ya? Gue laper." Nicko menjawab hanya dengan anggukan.
Baru saja keluar dari masjid, terlihat Nicko sedang memakai sepatunya. Dia menengok ke arah gue sambil tersenyum--manis banget senyumnya.
Setelah gue memakai sepatu, kita berdua berjalan menuju kantin yang ada di rumah sakit. Kita memesan nasi goreng dan teh hangat, lalu duduk di tempat yang telah disediakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHINTA [SELESAI]
Teen FictionArshinta Anindira Maheswari nama yang sangat indah bukan? Ya indah tapi sayang kelakuannya membuat nama dan dirinya sangat jauh berbeda. Annoying girl sebutan dari teman-teman untuk dirinya, cewek absurd yang selalu membuat kekacauan dimanapun. Tapi...