'00.26'

52 4 23
                                    

Ada banyak hal yang tidak pernah kita tau, dibalik perjuangan seorang ibu.

-ArshintaCantik

~~~

Sudah dua hari rumah ramai oleh saudara jauh, dikarenakan tiga hari lagi abangnya si caper akan akad nikah. Gue sampai tidak tidur karena di kamar terdapat amel, anaknya tante linda yang di besarkan seperti anak sendiri. Eh emang anak sendiri si dan umurnya masih satu tahun.

Hari ini pengambilan rapot di sekolah. Gue sudah siap memakai seragam dan sekarang sedang menunggu rexa. Karena mamah tidak bisa ambil rapot, ya jadi minta tolong dia untuk mengambilnya.

"Shin" panggil tante linda.

"Apa?" Tanya gue

"Tante titip amel ya?"

Gue menghela nafas berat, "Tan nitip mah uang atau nggak emas gitu, ini malah si amel."

"Amel lebih berharga dari pada itu semua."

Akhirnya gue hanya menjawab dengan anggukan pasrah.

Gue menelfon rexa agar membawa mobil dikarenakan amel ikut. Tidak butuh waktu lama, dia sudah berada di depan rumah. Gue menggendong amel dan rexa membawa peralatan yang dibutuhkan. "Udah semua ini?" Tanya rexa memastikan.

"Udah dong."

Rexa membuka pintu mobil sambil berucap, "silahkan masuk tuan putri."

Saat sampai di sekolah ternyata amel tidur, dan sekolah pun sangat ramai, tidak mungkin gue menggendongnya.

"Amel tidur rex"

"Tidurin aja di belakang" sarannya.

Setelah menaruh amel, kita berdua berjalan di koridor menuju kelas. Saat di kelas, gue terkejut kenapa yang membagikan bu diah?. Kemana wali kelas ini.

"Ko ibu yang bagiin?"

"Walas kamu sibuk," jawabnya.

"Ini siapa?" Tanyanya saat melihat rexa duduk di samping gue.

"Pacar saya"

"Ibu kamu mana?" Tanya bu diah, sambil menengok nilai rapot gue.

"Sibuk ngurusin pernikahan."

Bu diah tampak terkejut, "kamu mau nikah?"

Gue tertawa melihat ekspresi bu diah. Sedangkan bu diah, masih berdiam menunggu jawaban.

"Ponakan mamah saya bu" jawab gue di sela tertawa.

"Oiya, kamu harus tau kelakuan pacar kamu di sekolah ini sangat annoying. Saya harap, kamu bisa mengubah sikap dia untuk menjadi orang yang lebih baik." rexa yang diajak bicara bu diah hanya menjawab dengan anggukan.

"Annoying tapi ngangenin kan bu?"

"Ga sama sekali."

"Jangan bohong bu dosa"

"Kamu tu suka bohong"

Baru saja ingin menjawab ucapan bu diah, gue teringat amel yang ditinggal sendiri di mobil, "Saya duluan ya bu, jangan kangen."

Saat berjalan di koridor, banyak sekali yang menyapa. Namun, gue abaikan karena takut amel bangun dan menangis. Dan benar saja, di dalam mobil amel sudah mengucurkan air mata, saat kita berdua masuk ke dalam dia malah menangis kencang.

"Amel kamu kenapa" tanya gue panik. Bukannya menjawab dia malah terus menangis.

Gue memeluk amel dan terus mengusap-ngusap punggunya, berharap dia berhenti menangis.Rexa mendekat dan mengusap air mata amel "jangan nangis kita beli eskrim yu?" Ajak rexa dengan suara lembut.

ARSHINTA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang