'00.03'

186 51 50
                                    

Yang penting aku udah berjuang kalau kamu ga sayang yauda balik kanan bubar jalan

-Arshintacantik

~~~

Gue berlari dari halte menuju gerbang, bukan karena takut terlambat namun, memang sudah terlambat. sudah banyak para osis yang menjaga pintu gerbang untuk menyatat dan memberikan hukuman untuk para siswa, gue pencitraan dikit dengan berlari sebisa mungkin biar keliatan ada perjuangan kesekolah.

"Kerjaan lu telat mulu ga ada yang lain?" Baru saja sampai depan gerbang suara yang tak asing, terdengar di telinga imut milik gue.

"Yaelah alay banget, ini baru dua hari masuk sekola, mendingan lu pada ngurusin anak baru daripada ngurusin yang telat"

Sebisa mungkin menyelamatkan diri, ingat, tetap dalam pendirian bahwa gue ga pernah salah.

"Kalau di awal aja orang kaya lu dibiarin, makin kesana makin macem-macem tau ga?" Tanya rizky

"Yaela orang ke gue kenapa si? Emang gue macem-macem apaan? Bakar sekolah? Kan engga"

"Udah ih debat mulu langsung kasih hukuman aja, pusing denger lu berdua" ucap cantika yang sedari tadi disamping rizky

Nyebelin si cantika ga ada kasian-kasiannya sama muka seimut gue, kayanya semua orang punya dendam pribadi lagian seneng banget liat gue susah.

"Lah can ga bisa gitu dong, lu liat sendiri kan gue tadi naik angkutan umum" gue merengek ke cantika seperti anak kecil

"Hukuman tetep hukuman, cepet hormat depan tiang bendera" suara rizky terdengar tegas

"Ih dasar osis kampret ga guna, bisanya nyusahin orang doang mati ae napa, cape gue punya sodara kaya lu" gue mengucapkan itu sembari menjambak rambut rizky, sumpah sedari tadi sudah gemas dengan kelakuan rizky.

"Yang harusnya cape gue shin" rizky tak membalas kekesalannya ia hanya merapihkan rambutnya kembali

"Bodoamat gue bilangin emak gue lu" gue mengancam rizky, tau aja dengan cara gue mengadu kepada mamah tersayang, rizky jadi baik hati sama gue iyakann.

~~~

Matahari sudah menampak kan sinarnya yang mulai panas, gue masih setia dengan hormat di depan bendera, dan yang pasti sedari tadi sudah menjadi pusat perhatian orang yang lalu lalang di koridor, bagi kelas dua belas dan sebelas sudah tebiasa melihat ini, namun bagi kelas sepuluh mereka melihat lalu berbisik-bisik, dasar norak fikir gue.

Gue sadar dengan kedatangan seseorang ia pun berdiri di samping, gue menoleh dan ternyata lelaki dengan nametag yang dikalungkan ohh anak baru ternyata.

"Kenapa lu?" Tanya gue

"Dapet hukuman" jawabnya

"Gue juga tau, alesan lu dihukum apa?"

"Permainan, disuruh kasih surat ini buat orang yang sekarang lagi ultah, tapi saya ga tau orangnya siapa" cerita lelaki itu

"Gue yang sekarang ultah" gue mengada-ada, dan dengan semangatnya dia menatap gue

"Nih ka boleh minta foto buat bukti?" Dia memberikan surat dan langsung mengambil handphone di kantongnya

Akhirnya gue menurut saja untuk difoto olehnya, toh osis juga gabakal marah kan kalau gue bohong.

ARSHINTA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang