'00.40'

103 5 21
                                    

Terima kasih telah datang di waktu yang tepat. Menjadi seseorang yang berarti ketika hidup kehilangan kendali. Namun, aku harus pergi. Karena sejatinya bahagia mu bukan bersama ku lagi.

-ArshintaCantik

~~~

Sekolah ramai dengan murid-murid yang sangat berbahagia di hari ini. Siswi yang berpakaian kebaya ditambah make up yang mempercantik dirinya. Siswa yang lebih terlihat tampan karena memakai jas. Begitupun gue, dengan kebaya merah dan bermodalkan make up yang apa adanya. Mereka semua tidak henti berbincang dan tertawa bahagia karena usai sudah masa putih abunya. Notif di handphone gue berbunyi, menandakan pesan masuk.

Mamah🖤
Shin, undangan mu sampai. Terima kasih sudah mau mengundang. Tapi maaf, mamah nggak bisa datang. Adikmu tanding bola dan masuk final. Happy graduation cantik❤ kami semua menunggumu di rumah😚

Gue terdiam dan terpaksa tersenyum melihat pesan yang ternyata dari mamah.

"Cantik juga si pengrusuh ini," celetuk Kevin yang tiba-tiba berada disamping gue.

"Ini beneran memuji 'kan?"

"Iya lah. Masa mau prank. Memang gue youtuber?"

"Siapa tahu. Oh iya, selamat ya? Nggak nyangka, bisa lulus juga lu."

"Heh bercanda nya! Tapi selamat juga, shin. Terima kasih."

"Kembali kasih."

"Orang tua lu mana?"

"Mau ngapain lu?"

"Mau kenalan. Siapa tahu, lamaran."

Gue tertawa mendengar perkataan Kevin barusan. Baru saja ingin menjawab. Tiba-tiba acara sudah ingin dimulai. Akhirnya para murid duduk di tempat yang sudah di sediakan.

Acara di mulai, dari mulai sambutan-sambutan hingga pertunjukan yang sudah dipersiapkan. Dan di akhir acara, terjadilah saling maaf-maafan antar guru dan murid. Semua guru tersenyum ramah menatap gue. Kecuali bu Diah yang langsung memeluk dan tiba-tiba mengeluarkan air matanya. Setelah melepaskan pelukan, dia tersenyum, dan menyuruh untuk melanjutkan.

Semua orang berpelukan dan berfoto ria bersama untuk dijadikan kenang-kenangan. Berbeda dengan gue yang langsung berjalan dengan langkah cepat menuju gerbang sekolah. Disana sudah terdapat mobil milik tante Linda.

"Sudah berpamitan ke teman-teman, shin?" Tanya tante Linda.

"Nggak perlu."

Tiba-tiba pergelangan tangan tercekal oleh seseorang. Saat membalikan badan, terdapat Nicko dan Via.

"Ini akhir keputusanmu, shin?" Tanya Nicko dengan raut wajah yang tidak bisa dijelaskan.

"Ka, memang nggak bisa dipertimbangin lagi?" Timpal Via.

"Ini pilihan gue, dan ini yang terbaik untuk kita semua."

"Terbaik untuk kita. maksud nya apa, ka?" Tanya Via dengan raut wajah yang sangat bingung.

"Gue nggak mau jadi duri, di kehidupan orang yang rela jadi lilin untuk gue."

Mereka semua terlihat bingung dengan apa yang barusan gue ucapkan.

"Gue bukan bulan, Via bukan matahari, dan lu juga bukan langit. Gue dan Via nggak akan bisa saling berganti untuk bersama lu."

Nicko mengusap wajahnya kesal, "jelaskan lebih detail, shin."

"Gue nggak mau nyakitin Via, yang jelas-jelas perasaannya cuma buat lu. Gue juga nggak mau buat lu terpaksa seolah lu orang yang mencintai gue."

"Apa tidak ada jalan, selain berpisah? Kamu bukan hanya berpisah dengan saya. Tetapi dengan ibu, teman-teman, dan keluarga."

ARSHINTA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang