4. Penagih hutang

423 24 0
                                    

Umay sendiri tak akan mampu melepas pandangannya selama Tissa bersedih terus. Tangisan membawa kegelapan dalam hati, Tissa telah menyalurkannya menuju ke hati yang lain. Umay seperti terikat sebuah tali yang kebetulan bersamaan dengan Tissa. Apa sih maksudnya? Umay sadar atas hayalannya berkat kedatangan Lucinta Luna yang hendak pamit pulang.

"Nak Umay, Luna mau pulang dulu ya, nanti bilangin ke Atta"

"Oh iya mbak"

Saat keluar dari tempat, Lucinta Luna menerapkan aksi sulap yang membuatnya berubah penampilan secara dadakan menjadi dandanan mewah. Wahhhhh amazing!!  Selain koki, tu anak belajar sulap dari Roy Kyosi. Katanya sih. Digosipkan oleh netijen di akun medsos. Btw, emang Roy kyosi pesulap ya?

Baik, cukup!

Saat perhatian Umay kembali, rupanya Tissa sudah pergi duluan bersama Angga. Gara-gara terfokus Luncinta sih! Ketinggalan jadinya. Batin author.

"Biarlah. Terpenting aku sudah menemukan seseorang yang mampu menyadarkan hatiku. Terimakasih" senyuman Umay berharap agar bisa berjumpa dengannya kembali.

Akhirnya. Sepasang sahabat yaitu Bio dan Sarah menghabiskan waktu mereka, layaknya kembali ke masa kecil dulu. Mereka bermain berbagai macam permainan jaman old, antaranya menaiki sepeda, kemudian menerbangkan layang-layang, dan melempar kelereng. Mereka sangat menikmatinya selama berjam-jam.

Bukan seperti zaman sekarang. Mereka ingat ketika orang tua mencari anaknya kesana-kemari sampai menjewer telinganya, karena anak-anak tidak mau pulang saat sudah magrib.

Jaman dulu lebih menyenangkan. Kita berada diluar terus sambil beradaptasi dengan lingkungannya.

Sekarang sudah jarang ada anak-anak yang bepergian keluar akibat perkembangan teknologi.

"Ingin rasanya kita menjadi kecil lagi" ungkap rindu Bio.

"Apaan sih? Namanya aja pertumbuhan, kan sifatnya irevesible" sahut Sarah

"Yaelah bercanda kali. Serius amet. Btw anginnya kenceng amet ya"

"Iya"

Semburan angin datang dan memberi sebuah pesan atas keindahan alam yang harus kita seimbangankan. Sayang sekali kalau melewatkan moment dengan alam. Semakin bertambahnya tahun, lambat laun alam kita akan sirna. Lapisan ozon pun kini sudah berlubang.

"Aku sedih Bi ngeliatin alam kita berubah dengan cepat"

"Iya, sekarang tidak lagi ada pohon lebat disekitar sini" melihat multi arah.

"Selain orang disekitar kita, ternyata alam sayang banget ya sama kita sampai melindungi kita dari bahaya. Sekarang malah dihilangin pelindung itu sama manusia"

"Hmmm...daripada kamu sedih..aku punya ide untuk menikmati alam lebih jauh"

"Maksud kamu?"

Bio menarik Sarah sampai berada di ujung bukit. Disana terdapat jurang yang luas dan kita bisa menikmati ketinggian.

Bio berposisi membelakangi Sarah.

"Sekarang apa?"

"Rentangkan tanganmu"

Begitu tangan Sarah direntangkan, Bio mengikutinya dari belakang. Mereka berposisi romantis ibarat adegan dalam flm tictanic yang bergaya seperti lambang tambah.

Kebetulan juga, terdapat angin yang kembali menumpang lewat. Angin tersebut telah menerbangkan kedua rambut mereka, seolah mendukung suasan keromantisan yang mereka buat.

Mata Sarah melirik ke arah Bio.

"Maksudnya ini apaan ya?"

"Kalau orang-orang bersejarah tictanic bisa bersama sampai mati, kenapa kita tidak?"

Senyuman terlukis di wajah Sarah.

Di sisi lain.

Sebuah mobil berhenti di sela-sela perjalan, karena sang pengendara mobil teringat dengan pekerjaan yang harus diselesaikan. Satu persatu anggota dari dalam mobil masuk ke salah satu rumah sambil memecah kekacauan.

 Satu persatu anggota dari dalam mobil masuk ke salah satu rumah sambil memecah kekacauan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah ini siapa? Ngasal ngambil gambar gue
Karena dia ganteng, yah pakai aja..

"Mudri!" Teriaknya

Pintu mulai dibuka oleh pemilik rumah. Tak lain merupakan orangtua Tissa.

"Iya tuan? Saya janji..satu minggu lagi hutang kamu akan lunas"

"Dasar orang miskin! Pokoknya kamu harus melunasinya sekarang!"

"Tapi kami belum mendapat penghasilan apapun tuan"

Penagih hutang nyaris menaruh tamparan kepada wajah Mudri (Ayah Tissa). Namun mereka terhalang karena sang ayah mendapat perlindungan dari Tissa yang meneriaki penagih hutang. Tissa datang bersama Angga.

"Paman jangan asal main fisik!"

Penagih hutang terdiam sejenak. Seketika tubuhnya kaku menangkap objek Tissa. Perlahan badannya berbalik.

...

Mereka terdiam sejenak.

Kemudian, penagih hutang tersenyum picik secara otomatis.

Paras cantik Tissa berhasil mengalihkan pandangan Sang penagih hutang. Ketika ia mendekati Tissa, salah satu jemarinya langsung mengalun lembut ke wajahnya.

"Hai cantik"

"Jangan sentuh dia!" Angga menepih tangannya.

"Lo siapa? Bocah ngapak!"

"Hentikan! Sekarang tuan bisa pergi dari sini"pinta Tissa

"Sekarang kamu dengar Mudri, jika kamu tidak bisa bayar hutang. Maka anak kamu saya nikahkan. Hahahahaha"

Level emosi meningkat. Tangan Angga reflek memukul penagih hutang.

"Gausah sok ganteng!"

Puck!

Angga memukulnya beberapa kali sang penagih hutang. Maka akan terjadi pertarurangan tiga lawan satu. Adegan pemukulan pun berhasil menarik perhatian warga kampung sekitar.

"Angga" Tissa berteriak

Akhirnya Angga sendiri harus merasakan kekalahan. Ia tergeletak akibat pukulan dari salah satu bodyguard-nya bertubuh besar tanpa rambut itu sangat kencang.

"Angga, ayo bangun" Tissa membantu Angga berdiri

"Haahaahaha emang enak? Dasar bocah! Pokoknya kamu harus ingat. Jika besok kamu tidak bayar, anak kamu yang cantik ini akan menjadi istriku" tatapan penagih hutang itu penuh ancaman seraya melihat Tissa

Dengarkan Hatiku [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang