33. Dilema harus memilih

156 10 0
                                    

Sama halnya dengan waktu yang berjalan cepat. Perasaan Umay juga begitu. Mudah teralihkan, sebab ia masih bingung dan tidak memiliki kepastian untuk hatinya sendiri. Antara harus mengakhiri hubungan dengan Tissa atau tetap demi menjaga sebuah cinta sejati? Cinta bersifat misteri. Terkadang orang cuek pun bisa sesekali menjadi orang yang istimewa.

Dalam mobil, Umay tidak tenang menikmati perjalannya. Justru dirinya semakin gelisah terhadap semua ucapan Bio yang seolah-olah memusnahkan harapannya untuk mengambil alih hubungan lagi bersama Tissa.

Sekarang kamu mau nerusin hubungan kamu gitu? Kamu pria pengecut! Sedikit pun kamu engga pernah berjuang.

Tidak mudah untuk dilupakan. Ada rasa takut akan hal kehilangan pada hatinya. Ia merasa bahwa Tissa tidak lagi sama. Satu-satunya pria yang bisa mengambil hati pacarnya ialah Bio. Dari segi bicara Bio tadi, sepertinya dia benar-benar mencintai Tissa, bahkan melebihi perasaan Umay.

"Mulai detik ini, aku akan belajar lebih giat agar bisa mengoperasikan gegar otak itu dan Tissa yang dulu akan kembali untukku"

Tuling..tuling...lingling..ling

Panggilan masuk atas nama Sarah. Baiklah, untuk hari ini dan seterusnya cukup. Jangan sampai Umay lengah karena wanita lain. Perasaan kecewa-nya kerap menyatakan akibat dirinya terlalu memperhatian Sarah hingga ia melupakan tujuan utamanya.

"Tinggal beberapa langkah lagi, percobaanku pasti akan selesai dalam operasi itu"

Dengan mudah, jemari Umay menggeser tombol tolak panggilan.

Mulai sekarang aku tidak ingin diganggu siapapun. Biarkan tujuannya berjalan mulus. Batin Umay.

"Lho? Kok sedang sibuk?" Kata Sarah bingung

Sudah tiga kali berturut-turut panggilan Sarah telah ditolak.

"Sebenarnya ada apa dengan Umay? Kok tumben banget dia nolak panggilanku?"

"Ya kali kamu ganggu terus. Orang dia lagi ada pekerjaan penting. Ketemuan ma cewek paling"

Angga datang dan sengaja memanaskan suasana

"Kakak jangan ngomong sembarangan ya"

"Kamu kira baru wajahnya lugu gitu dia itu baik? Dia punya banyak uang, tanpa keluarga, dia puas lah mau berbuat apa"

"Kak, sudah cukup! Sarah nelpon Umay karena Sarah ingin minta petunjuk sama dia atas jati dirinya"

"Terserah kamu mau berbuat apa. Kakak tidak akan pernah bantuin kamu kalau berkaitan tentang Umay!"

Bagi Angga lebih baik pergi daripada melakukan urusan tidak penting. Maka ia segera keluar mengambil kunci mobil.

Sang adik hanya bisa menghela nafas. Sebenarnya ia mengharapkan bantuan Angga. Tapi bagaimana lagi? Biarlah.

"Kalau bukan kakak, lalu siapa?....ahaa...Tissa atau Angel. Baiklah aku hubungin mereka aja"

Sambungan handphone langsung terhubung ke handphone milik Angel yang berada di atas meja dapur. Perhatian Angel teralih terhadap nada dering favoritnya. Kemudian ia angkat panggilan, handphone itu ditempatkan di bahunya. Angel menempelkan kepalanya ke arah handphone sambil mengaduk adonan.

Dengarkan Hatiku [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang