Selama dua jam, akhirnya obat impus berhasil terlepas dari tubuh Sarah hingga kedua matanya kembali menyapa sambutan dunia.
Orang yang paling pertama ia jumpai tentu saja keluarganya.
"Mamah, papah, kak Angga"
"Iya nak, kami disini untuk menunggu kamu" sapa Ibunya
"Sarah kenapa? Sarah tidak ngerti sama penyakit Sarah"
"Nanti aja bahas ya nak, sekarang kamu lagi kedatangan seseorang. Setelah itu, barulah kita akan berbincang" kata Ayahnya
"Kedatangan orang? Siapa?"
Kehadiran sang keluarga tergantikan oleh kedua temannya. Ya, mereka lah yang paling Sarah rindukan. Kedua belah pihak keluar secara bergiliran melalui pintu ruangan yang sempit.
"Sar, kamu udah baikan kan?" Bio dan Tissa bicara bersamaan
"Bio.." Hampir saja air mata Sarah terjatuh.
Saking antusiasnya mereka tidak ingin menunda kebahagiaan ini. Lama menatap satu sama lain, kemudian sepasang sahabat semasa kecil ini melepas pelukan hangat satu sama lain.
"Kamu selalu aku rindukan. Sedetik pun rasanya tanpamu, jiwaku seakan berkeliaran kemana-mana" ungkap Bio
Tidak cukup lama. Sarah maupun Bio hanya berusaha membangun kedamaian sebagai rasa persahatan mereka, tidak lebih dari itu.
Anehnya, mereka langsunh bisa memutuskan ini sendiri. Sadar akan hal diri mereka ada yang lebih penting daripada melanjutkan hubungan ini.
Mendapatkan hati seseorang yang baru.
Sepasang sahabat masa kecil ini akhirnya puas saling melemparkan senyuman walaupun tanpa basa-basi apapun. Setelahnya, perhatian Sarah teralih kehadapan seseorang yang kerap membuat hatinya bangkit. Berkatnya, Sarah bisa menjalani hidup dengan dikelilingi oleh rasa senang. Namun Tissa sendiri lupa atas jasa-jasanya terhadap Sarah.
"Tissa.." sapa Sarah
"Non"
Sarah memeluk Tissa lebih erat. Ia begitu bahagia saat merasakan sentuhan hati Tissa. Entah, yang Sarah tau, hubungannya dengan Tissa ibarat saudara. Tali silahturami dari Tissa sudah mengikatnya erat-erat.
Tissa membalas pelukan.
"Suatu saat nanti, kamu akan tau Tiss..betapa abadinya kebaikan kamu kepada semua orang. Saya doakan agar kamu segera mengenal jati diri kamu kembali"
Yaa Tuhan, Non Sarah layaknya seorang saudara. Apakah ini yang disebut kasih sayang? Saya pun baru mengetahui ketulusan hati seseorang. Batin Tissa.
"Iya Non, bahkan saya pun sangat beruntung ketemu orang seperti Non Sarah" puji Tissa
Sesi pelukan berakhir. Mengetahui keberadaan mereka saja sudah membuat hati Sarah terhibur.
"Sekarang kalian bersama? Saya tidak nyangka" kagum Sarah terhadap kedekatan Bio dan Tissa
"Iya Sar, soalnya Tissa masih belum mengenal jati dirinya. Maka untuk sementara keluargaku memutuskan agar menjaga Tissa" sahut Bio
"Syukurlah keluargamu tidak keberatan"
Posisi berdiri antara Bio dan Tissa sangat tepat. Ada kesempatan bagi Sarah untuk bertingkah. Sebelah kanan, terdapat sosok Bio dan di kiri ada Tissa. Tangan Sarah pun meraih salah satu tangan mereka(Bio dan Tissa) hingga menyatukannya di udara.
"Semoga kalian segera mendapatkan seseorang yang lebih baik daripada sosok yang sebelumnya. Aku juga berharap, kalian berdua membangun hubungan itu sendiri"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan Hatiku [TAMAT]✔
Fanfiction"Maka kamu perlu mendengar sedikit saja kata hatiku. Apa penyebab aku seperti ini? Perasaan ini sangat sulit aku paksakan. Atas perintah sang hati, aku ingin terus berada di dalam dekapmu." Langsung saja bisa dibaca tanpa ada rasa penasaran.