13. Kejahatan

239 13 0
                                    

Dukung cerita ini ya dengan klik bintang dibawahnya, tapi jangan terpaksa ;) Happy Reading all💕💕

.
.
.
.

Awal hari telah terkapar angin kencang, seolah berperan dalam menerbangkan semua masalah yang dimiliki oleh setiap masyarakat. Matahari kian ikut tersenyum menyapa dunia baru. Yaa, saatnya bagi sepasang kekasih untuk menghabiskan masa-masa liburan mereka pada hari minggu. Mereka sangat menikmatintya.

Salah satu contoh sepasang kekasih yang diceritakan adalah Tissa Umay. Mereka lebih memilih tempat yang sepi namun terbuka. Mereka mengambil tempat di danau yang dekat dengan kampungnya Tissa, biasanya Tissa sering mengunjungi danau ini kala dirinya sedang sendirian maupun merasa sedih.

Disini kita diperkenankan untuk berbuat sepuasnya asalkan positif . Permukaan danau ini sangat luas.

Awalnya, mereka sekedar berjalan-jalan disekitar tempat ini. Dari sekian sorot mata, hanya nampak panjangnya danau biru yang mengisi keindahan sunrise.

"Jadi bagaimana may? Aku hebat banget kan rekomendasiin tempat?"

"Iya Tis. Aku tau"

"Sekarang apa?"

"Lanjut jalan aja"

"Hayuk"

Seiring banyaknya langkah, mereka menjadi bosan dan memutuskan untuk mempercepat langkah mereka sehingga mereka bermain lari-larian nampaknya anak-anak.

"Kejar aku mayy!" Seru Tissa

"Baiklah!"

Tak lama berlalu, akhirnya tangan Umay berhasil menangkap umpan, maksudnya ikan, setelah mereka bermain tadi. Darimana kah mereka mendapatkan alat pancingnya? Ternyata sudah tersedia di salah satu kedai di tempat ini. Kita boleh menyewa alat pemancing sesuai lamanya waktu penggunaan. Sementara Umay memilih waktu sebentar, selama 3 menit.

"Ternyata kamu ahli mancing ya may" Tissa kagum

"Iyalah sayang"

"Tapi kamu kok nyewanya sebentar amet? Gak percuma?"

"Engga kok, aku cuma pengen nyoba pake alat ini aja. Soalnya aku bisa dikit-dikit"

Kedua tangan Tissa ikut mengenggam kepalan tangan Umay yang memegang bagian tongkat dari alat pancingnya.

"Kamu gak boleh mancing sendirian" tegas Tissa

Umay meresponnya penuh kehangatan dengan senyuman. Mungkin cara Tissa merupakan salah satu bentuk untuk menyalurkan rasa romantisme kepadanya.

Hingga proses memancing dimulai. Dalam waktu singkat, akhirnya mereka mendapati umpan di bagian ujung alat pemancing, akibatnya alat tersebut terasa semakin berat saat mereka mengenggamnya secara bersamaan.

"Umay, Umay, Umay, aku gak bisa ini" Tissa mulai panik

"Ada aku yang bakal bantuin kamu Tis" sahut Umay

"Eeeeeehhh"

Bukannya ikan yang tertarik, badan mereka justru terhempas ke permukaan, berakhir dengan tatapan ketika posisi mereka sudah tergeletak di bawah— hampir saja terjadi cumbuan. Badan Tissa sedikit terangkat di sebelah bahu Umay.

Dengarkan Hatiku [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang