42. Kritis

141 12 2
                                    

Heyoo...sebelumnya makasih udah mau baca dan suka ma ni cerita. Jan lupa beri bintang yang iklash ya hehehe. Dan komen boleh kok..tpi jgn spam😎

Meettt bacaaaa guyssss...

*
*

"Oh, mau bertarung sama saya?" Bio menantang

Serang!

Aksi pertengkarang dimulai dalam waktu cukup lama. Ini dadakan. Bagaimana cara Angel menolong Bio? Haruskah ia ikut bertarung? Sementara tenaga Angel masih belum stabil akibat peristiwa terjatuhnya dari jurang.

"Angel, bawa kabur Tissa!"

"Terus nasib kamu?"

"Ini perintahku. Cepat!"

"Ba..baiklah" Angel merangkul Tissa "Tis, ayo kita pergi"

Sependapat dengan Angel, hati Tissa pun keberatan saat mereka harus meninggalkan Bio seorang diri dan bertarung terhadap banyak penjahat.

"Tidak! Aku ingin menjaga Bio disini" kata Tissa

"Gak ada waktu Tis! Cepat pergi"

"Iya Bi, kami gak akan pergi sebelum kamu selamat" sambung Angel

"Kalian jangan bawel. Ini soal nyawa" sahut Bio

"Nyawa kamu juga berharga" jawab Tissa juga

"Pergi! Jangan jengkel!"

Mana mungkin aku meninggalkan orang yang aku cintai?!

Setelah sekian lama, Tissa membuat pengakuan melalui teriakan kekhawatirannya. Dia nampak spontan dan Bio kian tersipu terhadap kalimat gadis itu.

Hyaaaaa...

Pertarungan kembali berlangsung agak lama. Satu-persatu preman berhasil ditangkis oleh kekuatan super Bio. Alat kinestiknya bekerja dua kali lebih cepat demi menambah daya kekuatan dan kelincahannya.

Puck... perut preman 1

Puck.. kepala preman 2 telah ditendang Bio

Dan sebagainya.

Akhirnya semua preman bergabung. Mereka berlarian, kemudian bersama-sama membentuk gerombolan dengan menjebak badan Bio yang lebih kecil dari mereka.

"Bio!" Teriak Angel

Saking besarnya tenaga Bio. Akhirnya Ia telah berhasil menghempaskan semua preman hingga preman-preman tersebut berhamburan.

Dalam posisi jatuh dari salah satu preman mengakibatkan ketidak sengajaan terjadi. Kayu-kayu yang berhubungan terhadap kokohnya bangunan, kini telah runtuh karena badan besar preman tersebut menabraknya. Kayu itu jatuh satu persatu secara berjejeran dari depan, menyangbung ke belakang dan seterusnya.

Grudug...grudug...

Terdengar bunyi akan hal bangunan ini akan roboh ibaratkan gempa hebat sedang menyerang. Kini nyawa lebih diuatamakan dibandingkan kemenangan. Mereka pun harus segera keluar dari tempat ini sebelum terlambat.

Dengarkan Hatiku [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang