19. Teman baru

234 15 0
                                    


Mat bacaaa💕

.

.

.

Cerita dimulai dari jebakan yang Bio dapatkan lantaran seseorang yang tidak dikenal. Orang itu mengaku sebagai fans berat Alan Walker.

"Akhirnya orang berjubah itu mau melepaskanku" kata Bio

"Melepaskanmu?"

"Iya, jadi begini–"

Beralih Flashback...

Begitu Bio hendak berjalan, Bio mengernyitkan alisnya ketika manusia berjubah itu tiba-tiba saja membius salah satu tangan milik Bio.

Aduhhhhh....sakit...

"Apaan sih cengeng amet kamu"

Beruntung tidak menimbulkan efek apapun.

Nyatanya, bukanlah siasat jahatnya manusia berjubah, melainkan sebuah strategi cerdiknya untuk membalas budi atas perbuatan Bio terhadapnya.

"Ni maksudnya apaan kamu nyuntik-nyuntik tanganku? Gak tau sakit apa?" Kesal Bio

"Heh manusia kota. Aku ngasi biusan ke kamu itu supaya mereka engga curiga kalau kamu engga dibius saat masuk ke gudang nanti"

"Maksud kamu?"

Manusia berjubah yang ternyata baik hati itu pun berjalan mengitari badan Bio sebanyak 4 kali secara perlahan.

"Artinya, kamu harus berpura-pura pingsan saat sampai ke markas ketiga pencuri itu, kemudian mereka akan mencium bau obat dan menduga aku benar-benar membuatmu pingsan karena biusan. Lalu ketiga pencuri itu pasti akan langsung menghantarkan kamu kepada cewekmu itu tanpa harus bertarung sama mereka dulu"

"Apaan sih? Ceweku ndasmu. Ogah! Lebih baik aku langsung pukul sekalian aja ketiga pencuri itu"

"Terserah! Aku engga akan bantuin kamu menemukan lokasinya. Aku akui, kalao aku tidak suka sama namanya main fisik"

"Iya, iya deh kuy nurut"

"Baguslah"

Senyuman tipis orang itu perlahan terbentuk dari bibir merahnya, namuan separuh bagian wajah orang itu masih ditutupi oleh bayangan jubah  jaketnya. Terkadang membuat Bio jengkel atas rasa penasarannya terhadap wajah asli orang ini.

Setelah Flash back...

Cukup panjang. Ya sudahlah, sebenarnya Tissa  ingin mendengarkan ceritanya Bio lebih lama lagi. Apa boleh buat? Bio sudah selesai bercerita. Disamping itu, Tissa justru senang karena dirinya bisa berinteraksi dengan Bio dan keinginan Tissa akhirnya terpenuhi untuk berbasa-basi.

Dubrag!

Dobrakan pintu itu membuat mereka tersentak.  Pembicaraan mereka tadi ternyata sudah didengar oleh ketiga penjahat itu.

"Oh udah sadar ya??"

"Keluar kalian!" Seru si bos

"Yeee, gimana caranya keluar? Orang kalian sendiri ngunci pintu" cetus Bio

"Iya, ya. Sob, cepat ambil kunci" pinta temannya

"Baik"

Sebuah ide melintas di otak mereka masing-masing ketika mata mereka telah menyorot objek barang-barang rongsokan yang ada di sekitar gudang. Selagi ada jendela kecil di atas, Bio dan Tissa lekas mengumpulkan semua barang-barang rongsokan itu sampai menjadi bukit.

Dengarkan Hatiku [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang