Begitu sampai di tempat tujuan, langkah Bio berhenti. Pandangan menyebabkan tenaganya terkuras cepat. Soalnya ia terpukul mendapati sahabatnya yang terbaring tidak berdaya di ranjang dan ditemani suasana pilu oleh keluarganya.
Sontak semua kontak mata beralih ke arah Bio. Mereka terdiam, enggan memiliki harapan. Bio melangkah dengan tatapan datar yang menunjukkan bahwa dirinya sangat syok.
Perlahan Bio bertekuk lutut, berposisi disamping Sarah.
"Sarah, Sarah, kamu dengar aku Sar?" Sapa Bio sembari mengelus rambut sang sahabat beberapa kali
Sebenarnya Sarah mendengar semuanya, namun kepala Sarah susah digerakkan, karena rasa sakit yang hebat pada kepalanya. Akibatnya, Sarah pun malas untuk menoleh ke arah sumber suara.
Sarah melirik ke arah Bio
"Bi, kamu kok kotor banget? Kamu kenapa berdarah?"
"Jangan bahas aku Sar. Ini adalah darah Tissa"
"Bagaimana keadaan Tissa?" Suara Sarah lemas
"Dia sedang dioperasi. Terus, kenapa kamu tidak ditangani? Mana Dokter yang lain?"
"Dia sedang mengoprasi Tissa. Dokter itu satu-satunya yang bisa menangani saraf kan?" Sahut Angga
Oh jadi begitu. Kasihan juga Umay. Pasti hatinya bingung waktu itu. Tapi kenapa Umay lebih memilih Tissa? Benak Bio bertanya-tanya.
"Sar.."
Bio mengenggam erat tangan sang sahabat. Dari kecil hingga kini, mereka sudah bersama melewati tantangan. Menikmati suka maupun duka. Apapun yang terjadi sekarang, Bio akan berjanji untul memberikan yang terbaik kepada sahabatnya.
"Kamu mau meminta sesuatu dariku? Aku akan melaksanakannya Sar"
"Tidak Bi. Aku cuma ingin doa kalian"
"Tapi aku baru sadar kalau selama ini bisnis kalian diinjak oleh Ayahku. Suatu saat aku pasti akan mengembalikan bisnis kalian semua"
Keluarga Taraja bisa merasakan sedikit ketenangan. Semoga isi janji tersebut tidaklah paslu dan mengecewakan. Mereka akan sangat berterimakasih kepada Bio.
"Kamu adalah sahabatku. Aku tidak tahan menyakiti semua perasaan keluargamu, termasuk kamu"
"Terimakasih Bi. Maafkan aku ya. Aku sempat meragukan kamu"
"Sesama sahabat tidak ada kata maaf" kepala Bio bersandar ke kepala Sarah
Bio lekas memeluk Sarah.
Sarah sudah puas menerima banyak pelukan. Disamping itu, Sarah juga sempat memikirkan keadaan Tissa.
"Ya Tuhan. Tolong selamatkan gadis itu. Jangan engkau renggut nyawanya juga. Biar hambamu saja yang pergi" kata Sarah dalam hati
"Aku menyayangimu"
"I..iya Bio, terimakasih"
Bertepatan usai doanya, alat pendeteksi disebelah Sarah berbunyi. Bio pun segera melepas pelukan.
![](https://img.wattpad.com/cover/187717433-288-k637788.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan Hatiku [TAMAT]✔
Fiksi Penggemar"Maka kamu perlu mendengar sedikit saja kata hatiku. Apa penyebab aku seperti ini? Perasaan ini sangat sulit aku paksakan. Atas perintah sang hati, aku ingin terus berada di dalam dekapmu." Langsung saja bisa dibaca tanpa ada rasa penasaran.