26. Ini keputusannya

170 12 0
                                    

Mulailah terpapar warna biru di langit. Jendela kaca yang tembus akan hal cahaya ilahi :v telah merasang kedua mata Tissa, sehingga ia lekas beranjak dari kasurnya.

Sekarang Tissa tidak memiliki tujuan tertentu bahwa dirinya harus pergi kemana. Masalah kamar mandi urusan belakang.

Dari kamar ini, Tissa mendengar suara keributan di ruang tamu. Sepertinya kedatangan seseorang. Tapi kenapa keluarga ini tidak membangunkan Tissa? Batin Tissa sedikit janggal.

Ketika kepala mengulurkan ke arah jendela, ia melihat persis siapa tamu kali ini. Sontak kedua mata Tissa terbuka sangat lebar, bahkan Tissa sampai takut untuk menampakkan diri.

Terdapat keluarga Angel sedang berbincang mengenai rencana pertunangan antara Bio dan Angel. Kedua pasang orangtua itu terlihat lebih santai dibandingkan anak-anak mereka. Bicara seperti air mengalir dengan menuruti arus keegoisan masing-masing. Itulah orangtua Bio dan Angel.

"Pertunangan ini akan selesai besok kan?"

"Lho bu? Bukannya itu terlalu cepat?" Ayah Bio memastikan

"Lebih cepat lebih baik" sahut Ayah Angel

"Bio, kamu setuju?" Tanya ibu Bio

Arggghhh!!!

Berkali-kali sudah dikatakan bahwa perasaannya masih terisi oleh seseorang. Ujian berat telah menimpanya terus. Lagipula ini salah siapa? Bio kan? Andai waktu bisa diulang. Hati Bio terus saja bersorak-sorak dan mendominasi bentakan terntentu untuknya.

"Kalian gausah ngatur-ngatur gitu. Ini kehidupan aku. Aku yang jalaninnya" kata Bio

Sedangkan Angel hanya bisa menyimak antar keduanya, karena suatu ketidak berdayaan terjadi. Jangkan berpikir, bergerak pun ia tidak bisa. Otak seperti memeritahnya menjadi kaku.

"Ini tidak bisa terjadi" tegas Bio

"Nak, kamu yang menent—"

"Tidak! Bio sudah salah. Jadi kalian bertiga bisa pergi dari sini" usir Bio

"Janji adalah janji. Apa yang kamu bicarakan harus dipertanggung jawabkan"

"Tapi kalian bisa menariknya" bela Angel

"Sudah cukup!"

"Tuan, maafkan atas kesalahan anak saya Bio" Ayah Bio angkat bicara

"Baiklah kami akan memberi kalian kesempatan dalam sebulan. Tapi dengan satu syarat. Anak kami juga harus tinggal di rumah ini selama kalian belum bertunangan. Jika kalian tidak setuju juga sebulan itu, janji yang kalian katakan pada kami akan kami sebarluaskan dan bisa mempermalukan keluarga kalian. Bagaimana?"

Ini keputusan sulit. Pada akhirnya kehormatan hendak dipertaruhkan disini. Daripada terjadi sesuatu, Bio maupun keluarganya lebih baik setuju. Mereka lekas membalas dengan anggukan.

"Iya"

"Kalau begitu kami akan menyiapkan koper buat anak kami. Ayok nak kita pulang"

Pihak dari keluarga Angel mengalihkan langkah menuju pintu keluar.

Padahal benak Angel ingin menolak rencana mereka, sebab ia sangat keberatan. Cinta paksa telah memenuhi isi dari beban yang menimpa hati Angel.

Dengarkan Hatiku [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang