38. Hubungan yang retak

140 13 0
                                    

Makasih yg udh support cerita ini❤ sebelumnya saya mohon maaf apabila ada hal yang tidak memuaskan dalam cerita ini.

Happy Reading
.
.
.
.
.
.

Antara cinta dan hati, sulit untuk dipungkiri

Terkadang benaknya berbicara kalau takdir selalu memisahkan orang-orang tercintanya. Pertama keluarga, lalu belahan jiwanya.

Umay bingung harus berbuat apa. Sepertinya tidak ada peluang untuk kembali dengan Tissa. Umay sendiri merasakan bagaimana cinta Tissa lebih besar kepada pria lain daripada dirinya.

Saat ini hatinya sedang terluka.

Hujan telah menyerbu Umay bertubi-tubi sebagai saksi kesedihan Umay untuk kedua kalinya. Ia berada di jalanan sambil melamun.

"Tuhan, tolonglah, hamba begitu sesak sudah kehilangan banyak orang-orang yang disayangi. Hamba ingin engkau memberikan hamba petunjuk"

Fase demi fase kebersamaan saat mereka masih berpacaran sangat lah menyenangkan apabila dikenang kembali. Moment itu seketika membuka senyuman-nya secara otomatis. Umay teringat bagaimana Tissa pernah memeluknya sangat erat. Itu yang paling berkesan.

Arfiza!

Suara tersebut...

Bukankah dia lah sebenarnya seseorang yang paling dirindukan oleh Umay?

Umay terbelak akibat suara tersebut langsung memasuki dan menghasilkan getaran di gendang telinganya.

Perlahan kepala Umay berputar ke arah sumber suara. Ia adalah pasien rehabilitasi yang pernah jatuh hati padanya. Maka Umay bergegas menghindari sosoknya. Umay lekas berjalan cepat.

"May tunggu!"

Deerr..

Bahkan gemuruh sekalipun ikut mengamuk atas keributan sang hujan.

Sarah bersikeras untuk menghampiri Umay bagaimanapun caranya. Meskipun Umay berlari ke ujung dunia, Sarah akan siap menguatkan fisik kakinya dalam mencari Umay.

Pria yang satu ini tidak ingin dilepaskan sedikit pun sebagai keinginan terakhirnya untuk hidup. Namun Umay tetap berlari sekencang mungkin.

"Umaay!! Jangan ngebut-ngebut. Bahaya!" Teriak Sarah

Bukannya mendengarkan, instruksi Sarah justru dilawan, bahkan Umay semakin menambah kecepatan berlarinya.

"Umaay!!"

Alhasil berkat kelincahan Sarah yang melampauinya, Sarah lebih duluan sampai di hadapan Umay hingga Sarah berhasil menangkap pergelengan tangan Umay sampai Umay ikut berhenti.

"Jangan kabur lagi dariku" seru Sarah

"Terus aja pelintir tanganku sampai putus!"

"May..aku gak bermaksud buat nyakitin kamu. Aku hanya kesal atas sikap kamu sama aku" Sarah melemaskan genggamannya

Umay melepas genggaman

Dengarkan Hatiku [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang