SKIP...
Setetes air mata Tissa bukan hanya membanjiri hati tapi sudah seperti menghanyutkan dunia bagi Angga. Ia masih saja menangis.
"Udah Tis, aku mohon. Jangan biarkan air matamu menutupi semuanya"
Angga mengulurkan tisu kembali
Tissa menerima tawaran dan menuruti permintaan Angga. Air mata sudah cukup kering.
"Makasih Angga.."
Apalagi yang harus Angga lakukan sekarang? Padahal ia ingin membahagiakan Tissa. Mungkin karena ikut sedih, Angga jadi tidak bisa berpikir jernih.
Kalau begitu...
"Kita pergi ke restoran baru yuk?"
"Enggak ngga. Aku gak punya uang"
"Yaudah aku traktirin. Katanya kamu mau sarapan"
"Nafsu makan ku udah ilang" jawab Tissa kesal
"Ayolah kalau enggak makan kita bisa nikmati Cafenya aja" Angga menarik tangan Tissa secara paksa
Sementara keberadaan sepasang sahabat tersebut masih sibuk dengan makanan mereka masing-masing. Sudah disangka sejak awal, penindasan kembali dilakukan oleh Bio.
"Ohukk!" Bio meludahi makanan
"Apaan sih bi?" Tanya Sarah
"Ni ayam kenapa gosong? Udah ah, ga enak makan disini!"
"Bi, malu dong kita kesini. Kamu jangan aneh-aneh"
Ternyata benar, masakan ayam crispy gledek pesanannya agak gosong.
"Woee pelayan!" Teriak Bio memanggil Umay, karena pandangannya terarah padanya
Umay menghampiri Bio
"Eh! Lo bisa masak gak? Ni masakan gosong. Lo pasti sengaja buat gue gak enak makan disini"
"Itu Cuma sedikit tuan!" Umay menentang
"Siapa sih yang masak?" Tanya Sarah
"Luncinta Luna non" sahut Umay
Whattt??? Seharusnya mereka berpikir dua kali sebelum memakannya. Kata Umay, Ria Ricis lagi tidak ada hari ini. Sekarang Lucinta Luna sebagai pengganti sementara, eh kemungkinan sih ia mengabdikan diri terus, tanpa gaji. Bagi Luna, ia hanya ingin semua orang menganggap kalau masakan Luna enak buangeeettttt.
"Setelah jadi terkenal, ingin jadi penyanyi, terus jadi koki?" Sarah mengernyit
"Udahlah ga nafsu gue"
"Bi, ga boleh menghina makanan gitu dong. Masih banyak ada orang yang membutuhkan diluar sana" Nasehat Sarah
"Bijak amet lo Sar"
"Gak usah dihirauin. Lanjut aja makannya" Sahut Sarah
Krieeekkkk...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan Hatiku [TAMAT]✔
Fiksi Penggemar"Maka kamu perlu mendengar sedikit saja kata hatiku. Apa penyebab aku seperti ini? Perasaan ini sangat sulit aku paksakan. Atas perintah sang hati, aku ingin terus berada di dalam dekapmu." Langsung saja bisa dibaca tanpa ada rasa penasaran.