Menghabiskan waktu makan tanpa Tissa rasanya tidak memuaskan ibu Bio, apalagi sekarang Tissa dikurung seorang diri di sebuah ruangan membuat rasa belas kasihan sang ibu tumbuh begitu besar.
Sesi makannya jadi tertunda. Ia hanya melahap setengah lauk pauk dengan nasi masih utuh. Sang ibu segera mengambil alih kunci dan pergi ke lantai atas. Ia tak peduli seberapa banyak nutrisi yang masuk ke dalam perutnya. Tapi kondisi Tissa diatas jauh lebih malang dibandingkan rasa lapar pada perutnya.
Bahkan Tissa sendiri tidak dapat makan sama sekali dari tadi.
"Nak Tissa"
Sang ibu tiba ke suatu tempat, dimana Tissa telah dikurung dengan kasar oleh Bio. Suara sepi. Tanda-tanda keberadaan Tissa tidak muncul, karena ruangan nampak gelap dan sedikit kotor. Ia sempat bingung. Tidak mungkin Tissa bisa kabur. Jendelanya saja tertutupi oleh barang-barang berat seperti lemari, almari, rak tv, dan lain-lain.
"Tissa, kamu dimana nak?"
Hingga langkahnya tanpa sengaja menginjak sesuatu yang padat. Begitu kepala sang ibu berputar ke bawah, hal yang tidak disangka terjadi.
"Tissa!"
Benar. Tissa ditemukan pingsan. Wajahnya pucat serta seluruh badan Tissa lemas tak berdaya layaknya mayat hidup.
"Ayah, Bio, Angel!" Teriak Ibu Bio berkali-kali
Orang yang dipanggil berdatangan secara bersamaan. Jadi, Bio langsung bertindak cepat.
Tanpa berpikir panjang dengan dipenuhi oleh kepanikan diluar standar, Bio kian menggendong Tissa sampai membawa badan Tissa ke dalam mobil.
❣
Umay sedang serius memeriksa keadaan pasien. Mungkin kondisinya biasa saja, tidak ada ekspresi pada wajah Umay. Kemudian dokter itu keluar dari ruangan.
"Bagaimana dok?" Ibu Bio bertanya
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kondisi pasien hanya lelah. Oh iya, kabar baiknya, ini merupakan tahap dimana ingatan pasien akan kembali"
Memang kejadian ini sebagai ungkapan syukur, namun bagi keluarga Bio berbeda. Mereka semakin resah dan panik. Takut akan Tissa membenci mereka karena kasus kemarin. Terutama untuk diri Bio, nampaknya keringat pria itu bercucuran hingga mengundang getaran pada badannya.
"Kenapa? Apa kamu tidak suka ingatan Tissa kembali?" Kini Umay sendiri memulai permainan terhadap Bio
"Maksud kamu apaan ngomong gitu ma aku?"
"Nak Bio, tenang nak" sang Ibu menegarkan hatinya
"Sebagai saksinya, aku bisa buat kamu supaya dijauhi sama Tissa. Untung aku punya bukti kalau kamu adalah pelakunya" kata Umay
"Ga perlu. Tissa udah tau segalanya" jawab Angel
"Kalau begitu bagus dong. Kelar hidup lo" ledek Umay
Umay pergi begitu saja tanpa ada rasa bersalah. Sebab, tindakan yang dia lakukan sudah benar menurutnya. Sekali-kali orang seperti Bio harus diberikan hukuman agar tidak terbiasa menindas orang lain. Lain kali Umay pasti akan membuatnya ditangkap polisi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan Hatiku [TAMAT]✔
Fanfic"Maka kamu perlu mendengar sedikit saja kata hatiku. Apa penyebab aku seperti ini? Perasaan ini sangat sulit aku paksakan. Atas perintah sang hati, aku ingin terus berada di dalam dekapmu." Langsung saja bisa dibaca tanpa ada rasa penasaran.