6 bulan kemudian...
Meskipun waktu berlalu lama, namun tujuan orang dalam kehidupan masih tetap sama yaitu bekerja. Sekarang tergantung nasib mereka masing-masing, apakah baik atau sebaliknya?
Salah satu contoh yang hendak diceritakan adalah Umay. Ia selalu beruntung berkat gelar kedokterannya selama ini. Banyak pihak Rumah Sakit maupun pasien sangat menyukai Umay, karena keramahan selalu terpasang pada wajah imutnya.
Yah, bukan berarti keberhasilan Umay bisa memudarkan rasa cintanya pada Tissa. Setengah mati Umay sudah berjuang, wujud Tissa terus menghantuinya. Cinta benar-benar kokoh. Sulit ditebang siapapun.
Terkecuali...mencari yang baru tanpa harus menghancurkan.
"Permisi Dokter Arfiza, anda mendapat panggilan dari salah satu keluarga. Katanya sih darurat"
"Baiklah, tolong berikan alamatnya"
"Ini Dok"
"Terimakasih"
Lantas, apakah ingatan Tissa bisa kembali? Ia saja masih dalam perawatan keluarga temannya, yaitu Angel. Terkadang hal-hal menyakitkan terjadi disini. Ibu Angel kurang setuju atas kehadiran Tissa. Setengah tahun menumpang, tidak membuahkan hasil bagi Tissa.
"Tissaaa!!!" Panggil Ibu Angel
"Iya bu, ada apa?"
"Udah buat teh?"
"Maaf bu, saya kelupaan"
"Kamu tu gimana sih? Sebentar lagi tamu datang! Cepat sana buatin"
"Baik bu"
Seperti itulah cara Ibu Angel melampiaskan keangkuhannya terhadap gadis asing di keluarganya. Suka marah gajelas. Angel cukup kesal mengetahui tingkah laku sang ibu yang selalu mengatur-ngatur, baik orang lain ataupun keluarga sendiri.
"Duh, Angel gasuka sama dia Bu. Batalin aja"
"Kamu mau jadi anak durhaka? Iya?"
Sejurus ucapannya mampu melumpuhkan bahasa pada mulut Angel. Kalau udah begini lebih baik bungkam. Atur nafas dikit gapapa.
"Permisii..." dari luar ada suara
"Nah itu dia cowoknya"
"Ish nyebelin banget sih" jutek Angel
Pintu telah terbuka untuk calon suami Angel. Bersama keluarganya, orang itu disambut hangat. Ketika semua duduk, perjodohan akan segera dibicarakan.
"Tuh kan ngel, wajahnya cocok banget sama kamu"
"Muak Angel liatin dia mulu!"
Apapun pendapat mereka, Angel benar-benar melepaskan kepeduliannya. Bila perlu, Angel ingin keluarga itu memusuhinya atas ucapannya tadi. Alhasil tanggapan keluarga jodohnya malah memandangnya positif, walaupun keluarga Angel sendiri yang harus menanggung malu.
"Pergi sono" bisik Angel
"Udahlah yah. Enggak ada wanita yang lebih baik daripada Sarah!"
"Ssstttt..Bio, jangan macam-macam"
Ternyata Bio melakukan hal yang sama pula, memalukan keluarganya.
"Kalian bicara aja, Angel mau bantu–"
Ucapan Tissa memotong pembicaraan Angel sekaligus menarik perhatian semuanya.
"Permisi"
Deeeerrr...
Seluruh pandangan terpapan kehadapan Tissa, ibaratkan kehadiran artis idola. Engga sih, Bio hanya heran kenapa Tissa bisa tinggal disini? Nampak tidak ada respon apapun pada Tissa saat menangkap sosok Bio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan Hatiku [TAMAT]✔
Fanfiction"Maka kamu perlu mendengar sedikit saja kata hatiku. Apa penyebab aku seperti ini? Perasaan ini sangat sulit aku paksakan. Atas perintah sang hati, aku ingin terus berada di dalam dekapmu." Langsung saja bisa dibaca tanpa ada rasa penasaran.