31. Jatuh hati

162 14 5
                                    

Dua jam menunggu, namun seseorang yang dia harapkan tak kunjung datang. Angga nampak khawatir. Siapa tau penyakit adiknya kambuh secara tiba-tiba. Ia berusaha menghubunginya, alhasil telepon Sarah tidak aktif.

Kemana aja tu anaak?!

Sebenarnya antara cemas dan kesal. Apalagi adiknya berada dibawah pengawasan orang yang paling Angga benci.

"Pah, apa papah udah kabarin Sarah?"

Kebetulan sang ayah habis dari ruang kerja. Ia turun ke bawah dan sedang membawa banyak berkas.

"Pah, Sarah—"

"Memang Sarah belom pulang daritadi?" Potong ayahnya

"Tuh! Gara-gara pacaran sama Umay jadi begini kan pah?"

Sang ayah menepuk pundak Angga.

"Hey nak, jangan prasangka dulu. Papah yakin kalau Umay akan menjaga Sarah dengan baik. Soalnya Papah juga kenal betul bagaimana sikapnya, caranya berbicara, dan keramahan anak itu. Dari hati pun dia tulus"

Aneh. Sejak hadirnya Umay di keluarga Taraja, seketika semuanya langsung mendapat kepercayaan lebih hanya karena senyuman ramah dari Umay . Angga bukan tipe orang yang mudah terpengaruh. Ia harus mencari tau siapa sebenarnya Umay? Dan kenapa dia bisa dipanggil Arfiza? Bersama siapa dia tinggal? Perasaan Angga pun menjadi kemana-mana. Padahal tujuan utamanya adalah Sarah.

Angga menyadarkan sendiri benaknya.

"Apa Angga harus cari Sarah ya?"

"Gausah nak, dia bakal balik-baik saja sama Arfiza itu"

"Baik, karena itu permintaan papah. Jadi Angga mau ke kamar dulu"

"He nak. Mamah kamu mana?"

"Dia lagi di kamar sedang istirahat"

"Oh, baiklah"

Angga menaiki anak tangga hingga tiba di kamar. Sebelum itu, langkah Angga terhenti sejenak akibat kakinya tanpa sengaja telah menginjak sesuatu, yaitu sebuah lipatan kertas yang cukup menarik perhatiannya. Bentuknya aneh, berwarna hijau di pinggir, dan ada tanda tangan maupun cap atas nama perusahaan.

Maka dengan segera ia membuka isi kertas tersebut. Terungkap sesuatu yang mungkin tidak pernah Angga duga sebelumnya, sampai membuat kedua bola mata Angga melebar.

"Oh jadi ini alasan Angel dipaksa untuk bertunangan. Aku harus mengatakan ini semua kepada Bio dengan segera"

"Nak, kamu lihat lembaran perusahaan—"

Sang ayah cukup terdiam mendapati anaknya syok seperti batu.

"Maksud papah apa? Ayah Bio menggabungkan hasil proyek kita kepada perusahaan lain dan papah setuju-setuju aja ngasi ttd gitu?! Pah, papah tau sendiri kan bahwa proyek perusahaan kita yang pertama dibangun dengan usaha keras papah selama bertahun-tahuh. Bukan ayahnya Bio!"

"Nak,maafin papah ya. Perusahaan itu memang atas nama papah. Tapi perusahaan itu telah diambil kuasa oleh ayah Bio. Jika tidak papah turuti, bisa-bisa nama perusahaan atau bisnis kita diganti menjadi perusahaan miliknya. Lagian berkat keluarga Bio, hutang bank kita lunas"

Dengarkan Hatiku [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang