Lagu romantis berkumandang di seluruh ruangan dalam mobil taksi yang ditumpangi Umay. Terbayang sudah, bagaimana dirinya menghabiskan waktu itu dengan puas bersama Sarah. Ternyata Sarah gadis yang baik. Ia selalu memberikan Umay harapan baru untuk bertahan dan tidak putus asa begitu saja. Melihat caranya berbagi kebahagiaan, terkadang mampu menarik perhatian Umay.
Umay baru mengenal betul sifat nurani seseorang yang dulunya adalah seorang pecandu. Dibalik semua kejahatan itu, pasalnya seseorang mempunyai banyak harta kebaikan yang belum bisa ditunjukkan kepada orang lain.
Jika diingat kembali, kenangannya selalu terkesan tiap kali bersama Sarah lantaran gadis itu selalu menaruh ciri khas akan hal kehalusan sifatnya kepada Umay. Selain itu, gadis berambut ikal dibahu tersebut ibaratkan malaikat penyelamatnya. Umay tidak terpuruk seperti dulu lagi. Kini hatinya dipenuhi oleh keceriaan.
Mulai dari kejar-kejaran hingga berujung dekapan. Sebenarnya permainan bersama Sarah tadi merupakan kesan terbaik bagi Umay.
"Terimakasih Sar" ungkap Umay penuh senyuman
Sementara Bio mengalami hal yang sama dengan Umay. Terkadang hayalan Bio kambuh tanpa ia rencanakan sedikit pun dan selalu menuju kepada paras gadis polos itu. Namun bedanya, benak Bio sudah bisa lepas dari angan-angan Sarah.
Angin sejuk sebagai pendukung suasana kehangatan hati. Ia tidak henti-hentinya mengidamkan gadis imut itu. Andai perasaannya bisa diungkapkan. Bodohnya, karena perasaan Bio masih lemah apabila dikaitkan soal percintaan.
Bio hanya tersenyum sambil menikmati nuasa benda angkasa. Dan perlu kalian tau bahwa Bio akan ditemani Tissa sepanjang malam, sekalian menunggu kedua orangtua Bio pulang.
"Ini Bi, minum teh dulu" Tissa memberi teh
"Makasih Tis" bibir lembutnya mulai menyeruput cangkir
"Bi..kamu punya adik ya?"
"Kamu tau darimana?"
"Iya. Ibu kamu sempat bilang sama aku. Dia begitu terpukul atas kehilangan anaknya. Aku turut berduka cita ya"
"Makasih Tis, tapi masalahnya aku selalu berada di dalam posisi bawah"
"Maksud kamu?"
"Aku dikatai sebagai pria pengecut, lemah, dan tidak bertanggung jawab oleh semua orang, karena aku tidak bisa menemukan adikku sendiri"
"Jagan hiraukan perkataan orang. Anggap aja itu sebagai motivasi kamu agar kamu lebih semangat lagi dalam mencari adik kamu"
Alangkah pedihnya jika Bio mengingat masalalu. Jangankan kehilangan sang adik, Bio pun tidak punya jalan keluar untuk mengembalikan ingatan Tissa. Terkadang Bio merasa menjadi pria terlemah. Dari segala permasalahan yang ada selalu diselesaikan oleh kedua orangtuanya maupun orang lain.
"Bi..."
Kedua tangan Tissa mulai mengenggam erat kedua tangan Bio. Dalam genggamannya, ada sebuah tekad dan perjuangan di dalam diri Tissa untuk mendukung Bio.
"Yang aku mau hanyalah semangat. Aku tidak ingin kamu jatuh karena perkataan orang lain. Ingatlah bi, hujatan sebenarnya adalah pengawal jiwa yang ada tanpa dibayar"
Hati Bio kembali termotivasi, seolah ada suatu penopang sebagai pembangkitnya. Apalagi baru kali ini, gadis idaman Bio telah memberikan usulan tersebut. Rasanya ingin mencari sang adik walaupun harus melewati 2 samudra sekaligus. Bagaimanapun juga, sang adik sangat penting untuk kehidupan keluarganya.
"Tiss...sa?"
"Hm?"
"Terimakasih"
"Tidak bi, berhentilah berkata itu. Aku hanya merasa senang jika kamu tidak mengenal lelah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan Hatiku [TAMAT]✔
Fiksi Penggemar"Maka kamu perlu mendengar sedikit saja kata hatiku. Apa penyebab aku seperti ini? Perasaan ini sangat sulit aku paksakan. Atas perintah sang hati, aku ingin terus berada di dalam dekapmu." Langsung saja bisa dibaca tanpa ada rasa penasaran.