Elang dan Adam

966 53 1
                                    

Setelah mendapatkan amanah dari Bryan, Elang merasa terbebani oleh amanah tersebut. Elang terketuk hatinya untuk menyampaikan amanah dari Bryan untuk Adam.

Siang ini Elang janjian dengan Adam di sebuah restoran untuk makan siang dan menyampaikan amanah dari Bryan bersama dengan Adam.

Sekarang Elang sedang berada di restoran yang akan ditempati oleh Elang dan Adam. Elang sengaja berangkat ke restoran lebih awal karena ia ingin bermain game sepuasnya dengan gratis.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Adam sudah sampai di depan restoran yang dimaksud oleh Elang. Adam segera masuk ke dalam restoran tersebut. Adam tidak mau membuat Elang menunggu.

Saat Adam masuk ke dalam restoran, Adam melihat Bryan yang sedang duduk di kursi dekat dengan jendela. Terbesit rasa bersalah di dalam hatinya saat melihat Elang sedang menunggu dirinya.

"Eh, Dam! Duduk sini! "Elang menyapa Adam dan menyuruh Adam duduk di kursi depan Elang.

"Maaf ya, aku udah bikin kamu nunggu lama. "Adam benar benar merasa bersalah karena telah membuat Elang menunggu.

"Gak papa kok. Gue sengaja dateng lebih awal soalnya di rumah gak ada siapa siapa. Jadi sekalian nongkrong di sini. Oh ya BTW lo mau makan apa? "

"Nasi goreng sama air putih aja deh. "

"Lo yakin cuman pesen itu? Gue bayarin kok. "

"Saya yakin. Itu udah cukup kok buat
saya. "Adam meyakinkan Elang.

"Ya udah deh gue pesenin. "Elang menuruti permintaan Adam. "Mas! "Elang memanggil pelayan restoran.

Salah satu pelayan restoran itu datang menghampiri Elang dan Adam.

"Mas, saya pesen nasi goreng yang paling spesial dua porsi, sama air putih, terus sama soda satu. "Elang menyebutkan satu per satu menu makan siang yang diinginkan oleh Elang.

"Baik. Mohon tunggu sebentar ya. "Pelayan restoran itu kembali ke belakang untuk melanjutkan tugasnya.

"Sebenarnya ada apa kamu meminta saya untuk datang ke sini?"Adam audah sangat pemasaran dengan maksud Elang.

"Gue cuma mau menyampaikan ini. "Elang memperlihatkan pesan singkat dari Bryan.

"Lang, gue mau berangkat ke Eropa sekarang. Oh ya satu lagi gue titip pesan sama Adam. Tolong bilangin gue bakalan di Eropa sekitar lima sampai enam tahun. Jadi lebih baik Adam nikahin Aisyah sekarang. Gue gak mau bikin malu keluarga Umi Wina dan Abi Yunus. "

Adam membaca pesan dari Bryan kata demi kata. Adam memahami maksud Bryan tetapi Adam masih tetap teguh dengan pendiriannya.

"Sebaikanya lo nikahin aja Aisyah. Lima tahun bukan waktu yang singkat .Lo gak mau kan bikin keluarga Abi Yunis
malu? "Ucap Elang.

"Saya tidak akan menikahi Aisyah. Saya ingin Bryan menikah dengan Aisyah. Saya akan tunggu Bryan pulang dari Eropa. "

"Lo yakin sama keputusan lo? "Tanya Elang memastikan.

"Insya allah saya yakin. Bahkan keyakinan saya bisa dibuktikan ketika akad pernikahan Bryan dan Aisyah. Saya akan menjadi saksi pernikahan Aisyah dan Bryan. "Adam masih tetap yakin dengan keputusannya.

Dari arah timur terlihat seorang pelayan restoran yang datang sambil membawa sebuah baki berisi pesanan Elang dan Adam. Pelayan restoran itu meletakkan makanan pesanan Elang dan Adam.

"Silahkan! "Ucap pelayan restoran.

"Silahkan dimakan!"Elang mempersilahkan Adam untuk memakan makanannya.

"Iya terima kasih."Ucap Adam.

"Gue harap lo gak nyesel sama keputusan lo. "Ucap Elang sebelum memasukkan makanannya ke dalam mulut.

"Insya allah saya yakin dan saya tidak akan pernah menyesal karena keputusan yang saya ambil. "Balas Adam.


Mengejar Cinta Aisyah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang