Hari ini Pak Ade pergi ke rumah Aisyah untuk melamar Aisyah untuk anaknya.Beliau pergi ke rumah Aisyah sendiri saja.
Sebenarnya keinginan Pak Ade itu ditentang keras oleh Bu Citra. Tapi, pak Ade tetap saja kukuh dengan pendirian nya.
Pagi pagi sekali Pak Ade pergi ke rumah Aisyah untuk menemui orang tua Aisyah. Pak Ade sengaja berangkat pagi pagi sekali ke rumah Aisyah karena siang nanti Pak Ade akan mengadakan rapat di kantor nya.
Sekarang Pak Ade sedang berada di depan rumah Aisyah. Di halaman rumah Aisyah, terlihat Umi Wina yang sedang menyiram bunga mawar merah.
"Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya Ade Darmawan.Saya ayah dari Bryan. "Pak Ade mendekati Umi Wina.
"Oohhh.... Jadi ini Ayahnya Bryan. Saya Wina umi nya Aisyah. Silakan masuk."Umi Wina menaruh ember yang berisi air bekas menyiram bunga.
Pak Ade dan Umi Wina masuk ke dalam rumah. Setelah berada di dalam rumah, Pak Ade langsung disambut dengan sapaan hangat dari keluarga Aisyah.
Pak Ade duduk di sebuah sofa yang terbilang sederhana. Selain itu, di meja tersebut tersedia beberapa camilan dan teh hangat yang disuguhkan oleh Umi Wina.
"Maaf sebelumnya saya ingin bertanya tentang maksud kedatangan anda ke rumah saya? "Abi Yunus memulai pembicaraan.
"Saya tidak akan berbasa basi lagi. Maksud dan tujuan saya yaitu saya ingin melamar anak anda untuk menjadi istri dari anak saya.Saya harap Anda bisa menerima lamaran saya. "Pak Ade menyampaikan maksudnya pada Abi Yunus.
"Keputusan saya tergantung dari keputusan Aisyah. "Abi Yunus melirik Aisyah.
Mendengar perkataan Pak Ade, perasaan Aisyah semakin tidak karuan. Melihat sahabatnya yang sedang gelisah, Gisel mencoba untuk menenangkan Aisyah.
"Bagaimana Aisyah? Apakah kamu mau menerima lamaran saya? "Tanya Pak Ade.
"Saya tidak bisa menjawab pertanyaan Pak Ade sekarang. Beri saya waktu untuk memikirkan semuanya. "Ucap Aisyah.
"Baiklah. Saya akan memberi waktu Aisyah untuk berfikir selama satu minggu.Minggu depan saya akan kembali lagi ke sini. "Ucap Pak Ade.
"Terimakasih karena sudah memberikan saya waktu untuk berfikir. "Ucap Aisyah.
Umi Wina merasakan suasana yang semakin menegang. Umi Wina berinisiatif untuk mencairkan suasana tegang yang sedang terjadi.
"Silakan diminun!"Umi Wina mempersilahkan Pak Ade untuk meminum teh manis hangat buatannya.
"Iya terima kasih."Pak Ade menyeuput teh hangat buatan Umi Wina. Kemudian diikuti oleh Abi Yunus.
Setelah Pak Ade meminum teh manis hangat buatannya Umi Wina, suasananya menjadi lebih hangat. Semua orang yang berada di ruangan itu mengobrol dengan hangat dan akrab.
Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang.Pak Ade baru menyadari bahwa sebentar lagi rapat di kantor nya akan dimulai.
"Sepertinya saya harus pergi sekarang. "Pak Ade melirik sebentar ke arah jam tangannya.
"Loh,memangnya kenapa?Sepertinya buru buru sekali. "Tanya Umi Wina.
"Sebentar lagi saya akan rapat di kantor. Jadi saya harus pergi sekarang. "Pak Ade menjelaskan yang sebenarnya. "Ya sudah, saya pergi dulu ya. "Pak Ade pamit kepada Umi Wina.
"Ya sudah kalau seperti itu. Hati hati di jalan. "Abi Yunus membiarkan Pak Ade pergi ke kantor nya sekarang.
"Iya terima kasih.Maaf sudah mengganggu waktu nya. "Pak Ade keluar dari rumah.
Abi Yunus dan keluarga nya mengantarkan Pak Ade sampai ke luar rumah. Mereka semua juga menunggu Pak Ade sampai benar benar tak terlihat lagi.
Kejadian hari ini membuat Aisyah merasa terbebani.Hal ini karena dalam waktu satu minggu Aisyah harus memberikan jawaban yang akan menentukan masa depan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Aisyah
Teen Fictionketika seorang pria yang bernama Bryan mencintai seorang wanita bernama Aisya. Akankah mereka bersatu?