Setiap perjuangan tidak akan mengkhianati hasil. Meski kadang tidak 100%.
-------------------------------------------------------Carra tengah duduk di kursi yang ada di meja belajar kamarnya. Carra masih memikirkan ucapan Lisa di sekolah tadi. Mungkin sahabatnya itu benar.
Carra tentu sangat mengerti maksud dari iri yang Lisa rasakan. Meski Lisa tidak bilang, Carra bisa merasakannya. Lisa selama ini mengejar cowok yang bahkan tidak pernah meliriknya.
Carra memandang koleksi rubik yang ada di meja. Di satu sisi, Carra mulai tersentuh dengan perjuangan Mike. Di sisi lain, Carra merasa terlalu cepat merasakan ini. "Arggh. Kenapa sih gue jadi pusing gini? Lebih pusing dari waktu pertama kenal rumus rubik."
Tok tok tok
Pintu kamar Carra terbuka dan memperlihatkan salah satu pembantu di rumahnya. "Non Carra, ada yang mau ketemu non."
"Siapa?" tanya Carra bingung. Tidak mungkin Lisa atau Sella karena mereka pasti akan langsung naik. Dan Carra tidak merasa pernah memberi tahu alamatnya lada orang lain.
"Katanya calon pacar non. Aduh ganteng deh," ucap wanita paruh baya itu sambil terkekeh.
Carra memandangnya datar. Carra lupa Mike pernah mengantarnya pulang.
"Tanya aja dia mau ngapain. Kalau ga penting suruh pulang aja," ucap Carra.
"Lah non ga mau ketemu calon pacarnya? Mana tahu mau ditembak hari ini."
"Dia bukan calon pacar gue. Udah ikutin aja," ucap Carra malas.
Wanita itu pun pamit keluar dari kamar anak majikannya. Wanita yang kerap disapa Bi Lastri itu terpaksa menyampaikan perkataan nona muda yang tampak malas bertemu cowok itu.
"Den, non Carra ga mau turun. Katanya mau ngapain, kalau ga penting disuruh pulang aja," ucap Bi Lastri menyampaikan pesan Carra.
Mike tersenyum, "penting kok. Bilangin Carra, dia mau diajak jalan sama calon pacarnya yang ganteng ini."
Mau ga mau Bi Lastri kembali naik ke lantai dua untuk menyampaikan pesan Mike. Bi Lastri pun mengetuk kembali pintu kamar Carra dan masuk.
"Non katanya mau diajak jalan sama calon pacar non yang ganteng itu."
"Bilang sama dia gue ga mau."
"Baik non." Bi Lastri merasa seperti pengantar pesan.
"Den katanya ga mau diajak jalan," ucap Bi Lastri pada Mike saat sampai di bawah.
"Kok ga mau sih? Bilangin mau diajak ke tempat baguuuss banget," ucap Mike. Mike merasa kasihan juga pada Bi Lastri yang naik turun.
Lagi dan lagi Bi Lastri mengetuk pintu kamar Carra dan masuk. "Non katanya mau diajak ketempat yang baguuss banget."
Carra menghela nafas dan mengangkat pandangannya dari rubik. "Bilang ke dia, gue ga mau! Udah suruh pulang aja, gue ga bakal turun."
Sekarang Bi Lastri merasa sudah turun satu kilo. Entah sudah keberapa kalinya dia naik turun tangga.
"Den katanya non ga mau. Terus den disuruh pulang aja, non ga bakal turun," ucapnya pada Mike.
Melihat Mike yang sudah akan buka mulutnya lagi, Bi Lastri menyela, "apa lagi yang harus saya sampaikan?"
Mike terkekeh mendengarnya, "ga usah bi."
"Lah aden mau nyerah gitu aja? Masa cowok cemen sih, ditolak gitu aja mundur. Non Carra emang gitu orangnya, sama abangnya aja jutek banget. Harus sabar ngadepinnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Venganza✔
Teen FictionVenganza Bahasa Spanyol yang berarti 'balas dendam'. Cerita ini menceritakan tentang bagaimana dendam bisa menghancurkan sebuah hubungan yang terjalin dengan baik. ---------------------------------------------------- Carissa Geneysia Immanuel, cewe...