44. Akhir kisah

949 22 8
                                        

Happy reading and enjoy guys:)
-----------------------------------------------------------

Setelah keluar dari kamar Carra, Jimmy langsung mengeluarkan ponsel Carra yang dia ambil. Dia membutuhkan nomor Mike.

Setelah mendapatkannya, Jimmy langsung menekan kombinasi angka itu di ponselnya.

"Halo, ini siapa?" sapa suara di seberang sana.

"Gue Jimmy."

Di sana, Mike langsung mengepalkan tangannya. "Ngapain lo telepon gue? Mau minta maaf?"

"Gue mau ngomong sama lo, penting. Kapan lo bisa ketemuan?"

"Gue ga mau!" tolak Mike.

"Please, Mike. Kita perlu lurusin segala masalah kita. Gue ga mau Carra yang kena dampaknya," pinta Jimmy.

"Gue ga peduli."

"Termasuk sama Carra?"

"Iya! Gue sama dia udah selesai," tegas Mike.

"Pantas dia nangis kejer. Pulang-pulang matanya bengkak parah."

"Benaran?" Sejujurnya Mike masih peduli, sangat. Tidak mungkin dia bisa melupakan Carra secepat itu.

"Lo ga bisa bohong sama gue. Gue lebih berpengalaman dalam hal begini."

"Oke. Nanti gue kabarin kapan. Lo benar, ini perlu dilurusin dan gue perlu tonjok muka lo," ucap Mike akhirnya setuju.

"Gue juga! Lo udah bikin adik gue nangis, lo kira bisa lolos dari gue?"

Mike hanya mendengus kemudian langsung mematikan sambungan telepon.

"Eh, dimatiin. Dasar bocah!" ucap Jimmy kesal.

~~~

Carra menatap dirinya di cermin. Matanya masih bengkak parah. Bagaimana dia bisa pergi sekolah? Dia menghela nafas kemudian memoles make up tipis di matanya.

Sesampainya di sekolah, semua murid menatapnya bertanya-tanya. Make up itu tidak dapat menutupi bengkak itu sepenuhnya.

"Ya ampun Carra! Mata lo kenapa kayak kelereng gitu dah?" tanya Lisa saat Carra duduk di kursinya. Ah, benar. Mereka sudah baikan.

"Iya, bengkak banget, Car. Ada apa?" tambah Sella. Dia sudah tahu kalau dua sahabatnya itu akhirnya baikan.

"Nggak apa-apa. Gue mau cari Mike dulu." Carra langsung berdiri dari kursinya tapi ditahan Lisa.

"Karena Ronald ya?" tebak Lisa. Carra menggeleng. "Gue nggak apa-apa kok, tenang aja." Carra tersenyum menenangkan.

Carra meninggalkan kelas menuju kelas Mike. Dia mengintip dan tidak melihat ada Mike di dalam. Dia rasa Mike belum datang.

Saat berbalik, dia hampir menabrak seseorang. Dia mendongak dan terdiam, itu Mike. Untuk sesaat, pandangan mereka terkunci satu sama lain.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Mike yang pertama mengalihkan pandangan.

"Aku mau ngomong sebentar, boleh?" Meski Mike tidak lagi menggunakan aku-kamu, Carra tetap menggunakannya.

"Ngomong aja."

"Nggak di sini. Kamu taruh tas aja dulu, aku tunggu di taman belakang," ucap Carra sambil menunjuk tas yang masih bertengger di punggung Mike.

Venganza✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang