19. A Day with Brother (1)

498 26 8
                                    


"JIMMY CEPETAN! LAMA AMAT SIH!" teriak Carra dari lantai bawah karena Jimmy tidak kunjung turun. Carra berdecak saat Jimmy tidak merespon teriakannya. Akhirnya Carra memutuskan naik untuk memastikan apa yang sedang Jimmy lakukan.

Carra tidak bisa menyembunyikan kekesalannya saat mendapati Jimmy masih bergelung di bawah selimut. Dengan kesal Carra langsung membangunkannya.

"Jim bangun! Katanya mau nemenin gue seharian, ini udah jam 9. Bangun cepetan!" Carra menggoyangkan tubuh Jimmy tapi tidak berhasil membuatnya bangun.

"WOY JIMMY BANGUN!" teriak Carra sekencang mungkin supaya Jimmy langsung bangun. Teriakan Carra bahkan terdengar sampai ke lantai 1.

"Apaan sih Carra? Gue masih ngantuk nih," ucap Jimmy dengan suara serak khas orang baru bangun.

"Ih, bangun cepat. Katanya mau nemenin gue?"

"Ya ampun Carra, ini masih pagi."

"Tapi, lo bilang seharian. Berarti dari pagi sampai malam. Ini udah jam 9 cepetan mandi sana." Carra mendorong Jimmy agar segera bangun dan menuju kamar mandi.

"Iya iya gue bangun. Ga usah dorong-dorong."

"Gue tunggu di bawah. Kalau dalam setengah jam lo ga turun, gue cubit," ancam Carra. Setelah itu, Carra langsung turun dan menunggu Jimmy di bawah.

Tak berselang lama, ralat agak lama, Jimmy pun turun. "Ayo cepetan, kita sarapan dulu, gue lapar."

Carra yang melihat Jimmy sudah turun langsung menghampirinya dan menghadiahkan sebuah cubitan di lengannya.

"Aduh! Sakit Carra, napa lo cubit gue?" tanya Jimmy sambil mengusap bekas cubitan Carra.

"Lo telat 3 menit 37 detik," ucap Carra sambil memperlihatkan stopwatch di ponselnya.

Jimmy menatap Carra malas, "ngapain dihitung coba?"

"Terserah gue lah, kan gue udah bilang tadi. Udah cepetan, katanya lapar."

Diperjalanan tidak ada yang bersuara sama sekali. Hanya lagu yang terdengar di antara. Carra tampak tidak terpengaruh dengan kesunyian di antara mereka.

"Carra lo punya pacar atau lagi suka sama orang ya?" tanya Jimmy tiba-tiba.

"Nggak kok, tau gosip dari mana?" jawab Carra gugup.

"Kalau ga kenapa gugup gitu?"

"Siapa yang gugup?" Carra berusaha menenangkan diri.

"Lo. Gue cuma tanya sih, soalnya lo sering diantar jemput sama cowok, mana tau dia pacar lo."

"Ga! Gue ga punya pacar atau lagi suka orang. Udah ga udah bahas dia lagi," ucap Carra.

"Tapi kan....

"Lo ga dengar? Gara-gara lo juga kok," ucap Carra ketus. Meski penasaran, Jimmy tidak mau bertanya lagi, takut diomelin. Suasana kembali hening sampai mereka sampai di sebuah cafe.

"Kenapa ga ke cafe biasa?" tanya Carra. Hanya Carra sih yang sebenarnya sering mengunjungi cafe itu, untuk bernyanyi atau sekedar nongkrong. Tapi, Carra tidak pernah bertemu Mike di sana sebelum mereka saling kenal. Eh, tapi bagus juga sih ga ke sana. Gue lagi malas ketemu Mike, nanti kalau dia samperin, si Jimmy rempong nanya-nanya lagi. Mereka berdua juga ga boleh ketemu, bisa gagal rencana gue nanti.

Carra pun menghampiri Jimmy dan menarik kursi yang ada di hadapannya.

"Mbak," panggil Jimmy pada seorang pelayan.

"Silahkan, mau pesan apa?" Keduanya menyebutkan pesanan mereka yang dicatat pelayan itu. "Ditunggu pesanannya."

Keduanya berbincang sambil menunggu pesanan mereka datang. Meski terlihat seperti Jimmy berbicara sendiri karena Carra tidak banyak menjawab atau hanya menjawab singkat. Setelah pesanan datang, mereka segera menghabiskannya.

"Habis ini mau kemana?" tanya Jimmy saat sudah menyelesaikan makannya.

"Gramedia," jawab Carra singkat yang diangguki Jimmy.

"Lo ke mobil aja, gue bayar dulu," ucap Jimmy sambil menyerahkan kunci mobil. Carra mengambil kunci tersebut dan berjalan keluar cafe. Sedangkan Jimmy berjalan menuju kasir dan membayar.

"Terima kasih. Silahkan datang kembali," ucap petugas kasir itu sambil menyerahkan bill dan kembalian. Jimmy membalasnya dengan senyum singkat dan keluar.

Melihat Jimmy datang, Carra yang mengunci pintu dari dalam langsung membukanya. Setelah masuk, Jimmy segera menghidupkan mesin dan menjalankan mobil menuju gramedia.

"Lo ngapain keluar pagi gini? Emang mau kemana lagi?" Jimmy sebenarnya masih kesal karena dibangunin paksa tadi pagi. Jimmy menjalankan mobilnya memasuki parkiran gramedia yang masih sepi.

"Dufan."

"Ya elah, emang mau kesana jam berapa?" tanya Jimmy.

"Udah deh, ga usah banyak tanya, nanti tahu. Ikut turun ga?"

"Ikut lah." Mereka berdua pun turun dari mobil. Carra yang sudah bersemangat ingin membeli novel berjalan duluan meninggalkan Jimmy.

"Etdah, ditinggal gue."

Awalnya, Jimmy bersemangat mengikuti Carra menyusuri rak demi rak. Tapi, lama kelamaan dia bosan dan capek. Sudah hampir satu jam mereka berkeliling tapi Carra baru membawa 1 novel ditangannya. Jimmy pun mengerti arti ucapan Carra dimobil tadi. "Carra lama amat, capek gue."

"Kalau capek duduk sana," balas Carra tanpa memandang Jimmy dan asik membaca blurb sebuah novel. Jimmy hanya menghela nafas dan pergi mencara tempat duduk.

Kurang lebih satu jam kemudian, Carra menghampiri Jimmy sambil membawa 3 novel. "Udah, ayo bayar." Jimmy pulang mengikuti Carra menuju kasir.

"Ini saja belanjaannya dek?" tanya penjaga kasir yang diangguki Carra. "Totalnya Rp.314.500,00."

Carra memandang Jimmy dan dibalas tatapan tanya. "Ngapain liatin gue?"

"Bayar lah," jawab Carea santai.

"Loh, kok gue?"

"Kan lo yang ajak gue jalan, berarti lo yang bayar."

"Untung lo adik gue, kalau ga udah gue lempar ke Sungai Amazon lo." Mau tidak mau, Jimmy akhirnya mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan empat lempar uang merah. Penjaga kasir tersebut hanya tersenyum mendengar percakapan keduanya.

"Terima kasih," ucap Carra. Kemudian dia mengajak Jimmy keluar.

"Emang ya lo, nyari kesempatan. Kenapa ga sekalian lo beli 10 novel tadi?" tanya Jimmy saat mereka sudah sampai di mobil.

"Pengen sih tadi tapi kasihan nanti lo jatuh miskin," ucap Carra yang membuat Jimmy semakin ingin membuang dia ke Sungai Amazon. Jimmy pun kembali menjalankan mobilnya menuju dufan.

~~~

Hi semua! Apa kabar? Makasih banget udah nyempatin buat baca cerita ini. Aku mohon maaf apabila ada yang salah.

Cerita ini juga masih banyak banget kekurangan. Aku bakal berterima kasih banget kalau kalian mau memberi saran seandainya ada yang salah atau kurang tepat secara penulisan maupun yang lain.

Btw, chapter ini dan selanjutnya bakal full tentang Carra sama Jimmy doang. Jadi, jangan lupa buat ikutin cerita ini terus. Jangan lupa juga buat vote, komen, dan share cerita ini. See u next chapter, byee~

Venganza✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang